Jam istirahat telah tiba, tapi aku enggan untuk keluar kelas. Di saat yang lain nya sedang sibuk menuju kantin, atau mencari tempat nongkrong yang menyenangkan, aku lebih memilih menghabiskan waktu ku di dalam kelas. Mau tau apa yang aku lakukan?
Aku tidak bermain hp, membaca buku, atau mengerjakan tugas, yang ku lakukan di dalam kelas adalah memperhatikan seorang gadis yang tengah duduk sendirian di bangku paling belakang. Ya selama beberapa tahun belakangan ini, aku sering memperhatikan gadis itu. Gadis dengan wajah yang tidak terlalu cantik tapi manis, rambut yang tertutupi oleh hijab, Badan yg tinggi, dan warna kulit yang sedikit gelap dari ku. Gadis itu lah yang sering ku perhatikan selama beberapa tahun belakangan.
Nama nya adalah Velicia Putri. Dia adalah gadis yang sangat jarang berbicara di kelas. Dia lebih pendiam dan tertutup. Aku saja hanya beberapa kali berbicara dengan nya, aku tidak pernah mengobrol panjang lebar dengan nya. Padahal sudah hampir tiga tahun aku sekelas dengan dia dan sekarang aku dan dia telah kelas 12 SMA.
Tak lama kemudian teman-teman sekelas ku masuk ke dalam kelas sambil membawa makanan masing-masing. Ya di sekolah ku memang di perboleh kan makan di kelas asal sampah nya tidak dibuang sembarangan saja.
"Gak jajan Jun!" ujar Deni teman sebangku ku.
Bola mata ku beralih menatap Deni yang sedang berjalan menuju ke arah ku.
"Gak ah males" ujar ku.
Deni tidak berbicara lagi, dia memilih untuk duduk di dekat ku dan memakan makanan nya, sedang kan aku memilih untuk memperhatikan gadis itu lagi.
Walaupun suasana kelas sudah mulai ramai, namun gadis itu tetap memilih duduk sendirian di bangku nya sambil melihat layar ponsel nya. Dari dulu yang dia lakukan selalu itu, ketika istirahat dia selalu menatap layar ponsel nya. Tidak adakah dia niat untuk membaur dengan yang lain? Itu lah yang selalu aku pikir kan ketika melihat gadis itu. Aku pernah mendekati dia dan duduk di samping nya. Namun ketika aku hendak menyapa nya, tiba-tiba teman sekelas ku sudah menyoraki diri ku dan dia. Dan ketika aku melihat ke arah nya, ekspresi wajah nya mulai tidak tenang, dia kelihatan lebih panik dari sebelum nya. Mulai saat itu lah aku tidak lagi mendekati nya, dan karena itu juga lah aku menyimpulkan kalau gadis itu lebih suka kesunyian di banding kan keramaian.
Kriiiiiingg kriiiiingg
Bunyi bel pun telah berbunyi pertanda jam istirahat telah berakhir, namun mata ku tetap saja tertuju kepada gadis itu.
"Kalau suka tembak aja Jun" ujar Deni yang duduk di sebelah ku.
"Gue gak suka sama dia Den" ujar ku.
"Kalau gak suka kenapa di perhatiin terus?" tanya Deni.
Alasan aku memperhatikan dia hanya karena aku penasaran saja dengan gadis itu. Aku tidak pernah berpikir suka atau pun cinta kepada nya. Aku bahkan tidak pernah membayang kan kalau aku jadian sama dia.
Tak lama kemudian seorang guru masuk ke dalam kelas ku. Aku pun segera mengeluarkan buku-buku pelajaran dari dalam tas ku.
Aku sempat menoleh kebelakang untuk melihat gadis tersebut, ternyata dia tidak bermain hp lagi, mata nya telah tertuju kepada seorang guru yang berada di depan kelas. Mata yang indah. Ujar ku dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
gadis Pendiam
Novela JuvenilDia memang pendiam tetapi tidak bodoh. Dia pintar hanya saja tertutupi oleh diamnya.