6

473 17 2
                                    

Aku berjalan santai sambil bernyanyi kecil di koridor sekolah yang masih terlihat sepi. Aku melihat jam ditanganku yang menunjukkan pukul 06.15 wib. Kemudian aku melirik ke beberapa kelas yang aku lewati, hanya ada satu dua orang yang  terlihat didalamnya. Tak lama kemudian aku sampai didepan kelasku dan langsung masuk ke dalam.

Tidak ada orang dikelasku. Teman - teman yang lainnya belum ada yang datang. Padahalkan ini hari senin dimana upacara bendera selalu dilakukan. Aku pun meletakkan tas di kursiku dan pergi keluar kelas. Rasanya tidak nyaman kalau duduk didalam kelas sendirian.

Namun ketika aku hendak keluar kelas, tiba - tiba aku tertabrak dengan seseorang. Aku terdorong sedikit ke belakang akibat tabrakan yang tidak sengaja itu.

"Aduh Jun, kenapa lo tiba - tiba ada di deket pintu sih. Kepala gue sakit nih"

"Eh sorry gue gak lihat" ujarku meminta maaf kepada orang tersebut yang ternyata adalah Aliya.

"Iya iya. Yaudah minggir sana, gue mau masuk nih"

Aliya sedikit mendorong bahuku dan masuk ke dalam kelas.

Aku pun melanjutkan perjalananku pergi keluar kelas dan duduk dibangku panjang yang ada didepan kelas. Pagi ini terasa sejuk sekali bagiku karena sinar matahari tertutupi oleh awan. Dan juga suasana yang masih tenang karena belum banyak orang yang datang di kelas.

"Eh Jun jangan duduk aja, bantuin nih gue piket!"

Aku sedikit terkejut mendengar teriakan Aliya yang sedang menyapu sampah - sampah di dekat pintu kelas. Aku baru teringat kalau hari ini aku piket kelas. Aku pun langsung berdiri dan menghampiri Aliya.

"Yang lainnya belum pada dateng?" tanyaku kepada Aliya.

"Tadi udah ada Lani yang dateng, kayaknya dia masih nyapu didalam kelas. Udah jangan banyak tanya, cepet pungutin nih sampah. Gue mau bantu Lani didalem"

Aku melihat Aliya langsung masuk kedalam kelas begitu saja.

"Eh Al gue pungutin sampah nya pakek apa? Masa pake tangan!" seru ku kepada Aliya.

Aku melihat Aliya yang menghampiriku lagi sambil membawa serokan dan sapu.

"Nih" ujar Aliya sambil memberikan sapu dan serokan yang telah dibawanya.

Aku langsung menerimanya dan mulai memasukkan sampah - sampah yang telah dikumpulkan Aliya ke dalam kotak sampah.

***

Kriiiiiinggg kriiiiiingggg

Bel sekolah pertanda upacara akan segera dimulai telah berbunyi. Untung saja aku dan beberapa teman lainnya yang piket hari ini telah selesai mengerjakan tugas kami.

Aku segera masuk ke dalam kelas dan mengambil topi upacara. Namun ketika aku hendak mengambil topi yang berada didalam tas, mataku beralih melihat sesuatu yang ada di kolom mejaku. Aku pun mengambilnya, benda itu terbungkus plastik hitam dengan rapi.

"Den ini punya lo?" tanyaku kepada Deni yang terlihat sibuk mencari topi nya didalam tas.

"Bukan" ujarnya singkat.

"Terus punya siapa?" tanyaku lagi.

"Ya gak tau. Udah buruan keluar nanti aja ngurusin itu. Kita mau upacara nih" ujar Deni kepadaku. Kemudian dia langsung berlari keluar kelas.

Aku pun meletakkan benda itu ditempat semula, mengambil topi didalam tas dan berlari keluar kelas menuju lapangan upacara.

*****

Ketika jam istirahat tiba dan kelas telah sepi, aku langsung mengambil benda yang aku temukan di kolom meja pagi tadi. Karena pensaran, aku pun langsung membuka plastik hitam yang membungkus benda tersebut.

Tak kusangka ternyata benda itu adalah kotak makan berwarna hijau yang terdapat gambar keroppi ditutupnya. Aku bingung ini kotak makan siapa dan kenapa ada di kolom meja ku. tiba - tiba aku melihat secarik kertas yang terselip dibawah kotak makan tersebut.

Aku pun langsung mengambilnya dan membukanya. Ternyata ada tulisan dikertas tersebut. Aku langsung membacanya.

Jun ini ada makanan masakan gue sendiri. Sengaja gue kasih buat lo sebagai bentuk terima kasih gue karena lo udah nolongin gue kemarin.
Semoga lo suka ya.

Hanya itu kalimat yang ada ditulisan tersebut. Tidak ada nama yang tertera ditulisan ini. Aku berfikir sejenak, kira - kira kemarin aku bantuin siapa saja. Aku langsung teringat orang yang telah aku bantu kemarin. Ini pasti dari Veli, Aku yakin kotak makanan dan surat ini pasti dari Veli.

Seketika itu juga aku langsung berbalik ke belakang hendak memanggil Veli untuk bertanya secara langsung, namun Aku tidak menemukan Veli disana. Aku sedikit bingung ke mana Veli? Biasanya sewaktu istirahat dia selalu dikelas. Tapi kenapa sekarang dia tidak ada?

Sementara itu perutku yang keroncongan berbunyi menandakan aku sedang lapar. Pagi tadi aku memang tidak sempat sarapan karena harus pergi pagi - pagi sekali ke sekolah. Akhirnya aku membuka kotak makan yang aku yakin pemberian dari Veli. Ternyata isinya adalah nasi goreng. Kebetulan sekali aku memang suka nasi goreng.

Aku pun langsung memakannya dan rasa nasi gorengnya enak sekali seperti nasi goreng buatan ibuku di rumah. Aku tidak menyangka ternyata Veli bisa masak seenak ini.

Selagi aku makan tiba - tiba seseorang meletakkan sebotol air minum didekatku.  Aku langsung mendongak menatap orang tersebut yang ternyata  adalah Veli.

"Enak ya?" tanyanya kepadaku dengan seulas senyum.

"Jadi ini beneran dari lo?" tanyaku.

"Heheh iya. Maaf ya gue gak ngasiinya langsung ke lo. Soalnya gue gak enak diliatin sama yang lain" ujarnya.

"Iya gak papa. Masakan lo enak banget. Gue suka. Makasih ya" ujarku sambil tersenyum.

"Harus nya gue yang makasih karena lo udah bantuin gue kemarin"

"Gue ikhlas kok bantuin lo kemarin. Harusnya lo gak usah repot - repot kayak gini" ujarku.

"Gue gak repot kok, oh iya ini minum buat lo juga biar tenggorokan lo gak srek karena makan nasi goreng buatan gue" ujarnya.

"Ini buat gue juga?" tanyaku memastikan.

"Iya. Yaudah dilanjutin makannya gue mau duduk dikursi gue"

Veli pun langsung pergi dari hadapanku menuju ke kursinya.

Aku tidak menyangka segelintir kebaikan yang aku berikan kepada Veli langsung dibalasnya seperti ini. Sepertinya dia tidak mau berhutang budi kepadaku  Dan aku juga menyadari dia sudah mulai banyak berbicara kepadaku.

gadis PendiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang