"Baiklah anak - anak kita lanjutkan pelajarannya minggu depan"
Ujar pak Redi mengakhiri pelajaranya ketika bel istirahat telah tiba.
Ketika pak Redi telah keluar kelas, aku langsung mengambil kotak makan di bawah kolom mejaku dan berjalan menghampiri Veli.
"Vel ini--
Kata - kataku terhenti karena Veli langsung pergi begitu saja dan mengabaikan keberadaanku. Mataku terpaku pada kotak makan yang telah aku ulurkan kepada Veli sebelum dia beranjak pergi tadi.
BRAK
Aku kaget mendengar suara pintu yang dibanting oleh seseorang. Aku langsung berbalik ke depan ingin melihat siapa yang berani menutup pintu dengan sangat keras itu. Aku bertambah kaget lagi ketika mengetahui orang itu adalah Veli.
Teman - teman di kelasku melihat ke arah Veli semua dengan tatapan heran.
Tanpa aku sadari ternyata Veli sudah berdiri di depan kelas dengan raut muka yang sangat berbeda. Mata nya yang indah berubah menjadi tajam menatap ke arah teman - teman sekelas dan wajahnya terlihat marah sekali.
Namun tiba - tiba Veli nampak menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan. Ekspresi wajahnya berubah menjadi seperti biasa.
"Sebelumnya maaf karena gue telah mengagetkan kalian semua" ujarnya di depan kelas.
Dia berbicara dengan santai dan tidak ada tatapan gugup sama sekali.
"Gue disini cuma mau bertanya sama kalian"
Teman - teman sekelas nampak saling berbisik - bisik sedangkan aku masih menunggu apa yang akan Veli katakan selanjutnya. Aku kembali duduk di tempatku semula.
"Kenapa dia?" tanya Deni nampak heran.
"Gak tau" jawabku singkat.
"Lo mau nanya apaan Vel? Buruan. Kita laper nih mau ke kantin" sahut Febira yang duduk di barisan kedua meja paling depan.
"Iya Vel mau nanya apa?"
"Cepetan"
"Iya kita semua laper!"
"Mau ngapain sih"
"Entaar waktu istirahat habis"
Teman - teman yang lainnya mulai bersuara kepada Veli, bahkan ada juga yang hendak menuju pintu kelas.
"DIAM!"
Aku tersentak mendengar teriakan Veli yang lumayan nyaring dan menggema di kelas. Aku tidak menyangka suara Veli lumayan besar juga ketika dia berteriak.
Sehingga membuat teman - teman di kelas mendadak diam, bahkan yang hendak berjalan menuju ke pintu kelas juga menghentikan langkahnya.
"Kalian dengerin baik - baik pertanyaan gue!" seru Veli. Wajahnya terlihat memerah dengan nafas yang nampak memburu. Sepertinya dia marah.
"kalian semua di kelas ini nyalin pr mtk punya gue kan?" tanya Veli.
Aku mengangguk begitu juga yang lainnya, namun ada juga sebagian yang tidak mengangguk sama sekali contohnya Deni. Deni tidak memperdulikan Veli di depan kelas, dia lebih memilih mengotak - atik hp nya.
"Sekarang di mana buku mtk gue! Kenapa gak kalian kembaliin!" teriak Veli dengan suara yang besar.
Namun tidak ada yang menjawab pertanyaan Veli.
"Jawab! Kenapa diem! Buku mtk gue disiapa!" teriak Veli lagi.
"Gue gak tau, soalnya gue tadi nyontek pr Jihan" seru salah satu orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
gadis Pendiam
Teen FictionDia memang pendiam tetapi tidak bodoh. Dia pintar hanya saja tertutupi oleh diamnya.