7

191 7 1
                                    

Seperti biasa sepulang dari sekolah aku selalu rebahan di dalam kamar. Pikiranku melayang pada Veli. Aku sedikit tidak percaya ternyata Veli bisa memasak nasi goreng seenak itu. Mungkin dia memang sering memasak di rumah.

Cklek

Aku melirik ke arah pintu kamar ketika mendengar suara pintu di buka. Ternyata adikku Tiara mengintip dari balik pintu kamar. Tiara adalah adikku satu - satunya. Dia berusia tujuh tahun dan dia ingin sekali menjadi seorang model.

"Kenapa ngintip - ngintip? Masuk aja" ujarku kepada Tiara.

Tiara membuka pintu kamarku lebar dan berlari ke arahku dengan wajah ceria. 

Aku mengubah posisi badan ku menjadi duduk di atas kasur dan Tiara kemudian mengambil posisi duduk di depanku.

"Bang, besokkan Tiara mau pergi ke acara ulang tahun sahabat Tiara. Tiara tadi juga udah minta izin sama ibu" Tiara menjeda kalimatnya.

"Terus kamu mau minta dianterin? Iya kan" tebakku.

"Bukan" jawab Tiara singkat. "Abang mau gak nemenin Tiara beli baju buat acara itu?" tanya Tiara kemudian.

"Minta temenin ibu aja" ujarku.

"Kalo ibu mau mah, Tiara gak bakalan nemuin abang disini kali!" seru adikku sambil cemberut.

"Lah kenapa ibu gak mau?" tanyaku.

"Ibu ada kumpul arisan sama temen - temennya jadi gak bisa nemenin Tiara"

"Lagian kenapa mau beli baju baru segala, kan yang ulang tahun sahabat kamu bukannya kamu" aku menjawil hidung adikku.

"Baju Tiara udah jelek semua. Tiara pingin pake baju baru. Apalagi ini acara ulang tahun sahabat Tiara, masa tiara pakek baju jelek sih. Ayolah bang temenin Tiara yaa" adikku masih membujuk diriku.

"Yang penting masih bisa di pake kan?" ujarku.

"Bang..." adikku menatap ke arahku dengan memohon. "Lagian Tiara tadi juga udah bilang ke ibu. Kata ibu silakan, asal bajunya jangan terlalu mahal aja"

"Yaudah iya! Tapi nanti pas sore hari aja. Biar gak terlalu panas" ujarku merasa tak tega melihat mata adikku yang terlihat sangat memohon.

"Yeeeyy makasih bang Juna ganteng!" adikku mencium pipi kiriku dan kemudian berlari pergi keluar kamar.

Sementara aku hanya menggeleng pelan. Habis sudah waktu ku tersita.

***

"Bang kita cari toko yang lain aja"

Sudah tiga kali aku mendengar kalimat itu keluar dari mulut adikku. Itu artinya sudah tiga toko baju yang kami hampiri. Namun tidak ada satu pun baju yang menarik perhatian Tiara.

"Sebenarnya kamu mau cari baju yang kayak gimana sih dek?" tanyaku ketika kami berdua keluar dari toko yang ketiga.

"Tiara mau baju yang bagus. Yang lucu. Di toko ini gak ada yang bagus" Tiara mendengus kesal.

"Yaudah toko baju yang akan kita tuju sekarang adalah toko terakhir dan jika kamu masih gak nemuin baju yang kamu suka. Kita pulang" ujarku kepada Tiara.

Tiara hanya mengangguk.

Aku langsung masuk ke dalam toko baju yang menjadi kesempatan terakhir bagi Tiara untuk memilih baju yang diinginkannya.  Sebenarnya aku sedikit kasihan melihatnya, tapi mau bagaimana lagi. Sudah berjam - jam kami mengelilingi komplek hanya untuk menghampiri toko baju yang berada di komplek ini. Dan sekarang hari sudah malam. Jam di tanganku menunjukkan pukul 7 tepat.

gadis PendiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang