Hari minggu seperti ini, aku selalu menemani ibu ku ke pasar. Tugas ku adalah membawa barang belanjaan ibu yang lumayan banyak.
Tiba-tiba ibu langsung berhenti berjalan dan dia berbalik ke arah ku yang berada di belakang nya.
"Kenapa bu?" tanya ku kepada ibu.
"Jun kamu duluan aja ke parkiran, ibu masih mau membeli beberapa barang sebentar" ujar ibu ku.
"Memang nya ibu mau membeli apa lagi?" tanya ku.
"Ah biasa cuma keperluan ibu kok, yaudah kamu duluan aja ke parkiran. Lagian ibu juga kasihan lihat kamu bawa barang belanjaan yang lumayan banyak. Kalo di parkiran kan kamu bisa istirahat" jelas ibu panjang lebar kepada ku.
"Baik lah bu aku ke parkiran sekarang" ujar ku.
"Iya" jawab ibu singkat.
Aku pun langsung pergi ke parkiran. Setelah sampai di parkiran aku langsung meletak kan barang belanjaan ibu di motor. Setelah itu aku langsung duduk tidak jauh dari tempat motor ku terparkir.
Tidak lama dari itu aku melihat seorang ibu-ibu yang datang mendekat ke arah ku.
"Dek ini uang parkiran saya" ujar ibu tersebut sambil mengulurkan selembar uang 5000 ke arah ku.
Aku sedikit terkejut, apakah penampilan ku memang seperti penjaga parkiran motor sampai - sampai ibu ini mengira kalau Aku penjaga parkiran motor.
Aku pun langsung berdiri dan berbicara, "maaf bu saya bukan tukang parkir disini" ujar ku sambil tersenyum ke arah ibu itu.
"Oh ya ampun maaf dek, saya kira kamu tukang parkir. Sekali lagi maaf ya dek" ujar ibu itu sambil tersenyum tak enak.
"Iya bu tidak apa-apa" ujar ku.
Ibu itu pun langsung pergi dari hadapan ku. Di saat yang bersamaan ibu ku datang dan menghampiri ku.
"Siapa yang tadi nyamperin kamu jun?" tanya ibu ku.
"Bukan siapa-siapa kok bu" ujar ku.
"Ya udah ayo kita pulang" ujar ibu ku.
"Ayo" ujar ku.
Aku pun langsung mengambil motor dari tempat parkiran. Menghidupkan motor tersebut dan
"Ayo bu naik!" ujar ku ketika motor telah hidup.
"Iya" ibu ku pun langsung naik ke atas motor.
Aku langsung tancap gas dan pergi dari halaman parkir.
*******
Setelah sampai di rumah aku langsung membantu ibu membawa barang belanjaan ke dapur.
"Makasih ya jun sudah bantuin ibu belanja hari ini" ujar ibuku.
"Iya bu, sudah kewajibanku sebagai anak untuk membantu pekerjaan ibu" jawabku sambil tersenyum.
"Yaudah kamu istirahat dulu sana, sekarang ibu mau masak buat makan siang"
"Mau dibantuin juga gak masak nya?" tanyaku.
"Gak usah. Kamu kan gak bisa masak" ibuku sedikit tertawa.
Ibu ku selalu saja seperti itu ketika aku menawarkan diri untuk membantunya memasak pasti dia selalu menolak. Memang sebagai anak laki - laki rasanya tidak pantas kalau bekerja didapur. Tapi kan kalau aku bisa masak, itu akan lebih bagus lagi. Kali aja kan aku bisa jadi kayak chef Juna yang sering tayang di tv heheheh.
"Jun kenapa melamun?" tanya ibu sambil menepuk bahuku.
"Eh" kaget ku. "Nggak kok bu, ya sudah aku ke depan dulu ya" ujar ku. Kemudian pergi dari dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
gadis Pendiam
Teen FictionDia memang pendiam tetapi tidak bodoh. Dia pintar hanya saja tertutupi oleh diamnya.