Menciptakan adegan romantis itu gak semudah menciptakan adegan tabrakan
Harus perlu penghayalan kuat yang luar biasa
•••Aku Miselly Putri, seorang penulis script. Kebanyakan aku menulis script FTV dan film romantis. Suka banget dipasangkan buat duet dengan Ardhan Baskoro. Beberapa kali kami duet dalam pengerjaan script film dan sukses besar. Sayangnya, sekarang ini aku lebih memilih bersaing dengan Ardhan.
Pria yang baru satu hari menjadi mantan pacarku itu juga akan menjadi rivalku. Aku dan Ardhan sama-sama mengincar proyek drama musical mengenai cerita legenda. Drama musikal kelas dunia yang akan menjadi batu loncatan untuk karirku.
"Lo kenapa gak ngalah aja sih Sel?" tanya Bemby teman akrabku.
"Gak mau. Enak aja," kataku sambil menyeruput frappuccino milikku dengan nikmat.
Aku dapat mendengar Bemby mendengus dan kemudian mengomel, "Kalau Ardhan sukses juga nanti nikah sama lo Sel. Terus juga lo bangga punya pacar yang sukses."
"Ardhan udah sukses. Lo tau sendiri impian gue itu jadi penulis script drama musical kelas dunia. Saat ada kesempatan gue gak bakal sia-siain," selaku masih tidak mau mengalah.
"Lo gak bakalan sanggup ngelawan Ardhan Sel. Dia itu lebih senior dari lo."
"Dia gak bakalan tega bersaing dengan gue Bem."
Nama belakangku memang 'keras kepala', jadi jangan heran jika aku sangat keras kepala. Menjadi perempuan ambisius itu sudab tercetak jelas sejak aku mengalami pahitnya kehidupan. Bahasaku rada tinggi ya.
"Sel. Lo tau kalau sekarang ini Ardhan dipasangin dengan penulis muda yang cantik luar biasa itu gak?"
Aku hanya bergumam saja menjawab pertanyaan Bemby. Suasana kafe sore ini tidak terlalu ramai. Aku menyukai kafe ini, begitu mewakili perasaan dengan warna cokelat gelap. Ornamennya penuh dengan warna cerah, seperti sungai dan laut, berbeda tapi berdampingan.
"Misel."
Aku menatap seorang pria tampan yang mungkin lebih cocok sebagai seorang model dibandingkan penulis script. Dia Ardhan, mantan pacarku. Memang kami menjalin kasih baru satu tahun, romansa kami juga selalu berhubungan dengan pekerjaan.
"Kenapa?"
"Jangan terlalu banyak ngopi. Ingat asam lambung," kata Ardhan. Mungkin kalau Ardhan mengatakannya dengan manis aku bisa ngajak dia balikan saat ini juga, sayangnya Ardhan ini manusia tembok.
Dia bisa melucu dengan wajah datar dan entah kenapa aku jadi merasa seram. Ardhan ini susah berekspresi, yang aku tahu memang dia seperti itu dari orok. Pacaran dengan Ardhan itu sesusah naik histeria, gemes-gemes gak ketulungan karena sikapnya.
"Udah jadi mantan masih aja perhatian," celetuk Bemby dan aku menendang kaki Bemby dengan keras hingga dia meringis di tempat.
"Oh iya lupa. Kalau Misel ngajakin putus kemarin," sahut Ardhan enteng.
Entah kenapa aku merasa tercubit mendengar nada santainya. Seolah-olah permintaanku kemarin merupakan hal santai untuk Ardhan.
Aku menatap Ardhan tajam. "Minggir gue mau balik!" ketusku.
Ardhan memberikan aku ruang untuk lewat. Aku meninggalkan Bemby yang masih meringis kesakita. Tetapi kemudian aku berbalik arah saat mendengar Ardhan berkata dengan lantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue VS Mantan
ChickLitArdhan dan Miselly memutuskan mengakhiri hubungan mereka karena hal sepele. Bekerja sebagai penulis script membuat keduanya sering adu kemampuan. Ardhan yang terkenal sebagai penulis script dan juga seorang produser mengincar proyek drama musical ke...