Karena dua kata 'Pacar Ardhan'
Perang saudara kembali terjadi
•••Semua mata memandang ke arahku. Apa lagi mama yang terlihat kecewa padaku. Aku tidak bisa bohong pada mama. Memang tidak ada cara lain, selain jujur.
"Daren lo jangan aneh-aneh ya. Gue sama Ardhan udah putus," ujarku memperingatkan Daren.
"Ya gue kira kalian bisa balikan gitu," sahut Daren santai.
"Ardhan kamu hutang penjelasan dengan Bunda," peringat Tante Winda pada anaknya yang masih menatapku lurus.
Aku menatap mama yang kecewa padaku. Bukan hanya mama, tapi eyang juga terlihat kecewa. Di antara semua keluargaku, eyang dan mama yang paling ingin melihatku menikah.
"Sudah masalah Ardhan-Misel nanti saja. Sekarang kita bahas pertunangan Daren dan Jihan dulu," sela Om Tony.
Untunglah semua kembali fokus pada pertunangan Daren dan Jihan. Aku tidak bisa mengikuti pembicaraan, hanya dapat terdiam dengan pikiranku yang melayang jauh. Sesekali Kemas menepuk pundakku pengertian.
Entah kenapa aku ingin sekali menangis. Sedikit rasa menyesal menyusup di hatiku. Menyesal karena aku lebih memilih ego-ku.
"Maaf menyela semua. Kemas mau ada urusan sebentar," Kemas menyela saat pembicaraan tidak begitu serius lagi. "Ayo Mbak katanya mau bantuin aku," lanjut Kemas menarikku pergi.
Aku membungkuk permisi pada semuanya dan pasrah saja ditarik Kemas keluar. Aku tidak mau bertanya saat Kemas membawaku masuk ke dalam mobil. Terserah dia mau bawa aku kemana.
Perjalanan hening untuk beberapa saat sampai Kemas buka suara. "Gak papa ya Mbak aku bawa jemput Pretty," ujar Kemas.
"Jemput pacar? Ngapain bawa-bawa aku," sahutku sebal. Walaupun sebenarnya aku sangat berterima kasih pada Kemas.
"Kenalan sama pacarku Mbak," kelakar Kemas santai yang tidak aku tanggapi lagi.
Pikiranku melayang pada kejadian tadi, aku tidak tahu harus menjelaskan bagaimana pada mama dan eyang. Aku tidak sanggup juga untuk berhadapan kembali dengan Ardhan. Apa lagi kalau mama tahu kami putus karena sikapku yang konyol dan kekanakan.
Ketika mobil berhenti entah dimana, aku tetap memikirikan bagaimana caranya bicara dengan mama dan eyang. Aku membiarkan Kemas turun dan menunggu di mobil. Nanti juga pacarnya masuk ke mobil.
"Apa aku balik ke Jakarta aja ya?" tanyaku pada diri sendiri.
"Jangan gila Mbak. Bisa-bisa Mbak dihapus dari keluarga dengan Eyang," peringat Kemas yang sudah duduk lagi di balik kemudi.
Aku menatap Kemas sebal. "Mana pacarmu? Kok gak dikenalin sama Mbak?" tanyaku pada Kemas yang tersenyum.
"Itu di belakang."
"Kampret!" aku mengumpat pada Kemas saat mendapati seekor kucing di dalam kandang sedang tidur di jok belakang.
Kemas hanya tertawa geli melihatku. "Pacaran sama kucing. Gak laku ya Mas?" sindirku.
"Gak papa gak laku. Dibanding Mbak, ketemu mantan di acara keluarga," Kemas menggodaku yang membuatku tambah sebal.
•••
Aku sangat berterima kasih pada Kemas karena saat kami pulang semua sudah pada bubar. Di ruang tamu hanya ada Jihan dan Daren yang sedang ngobrol bareng eyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue VS Mantan
ChickLitArdhan dan Miselly memutuskan mengakhiri hubungan mereka karena hal sepele. Bekerja sebagai penulis script membuat keduanya sering adu kemampuan. Ardhan yang terkenal sebagai penulis script dan juga seorang produser mengincar proyek drama musical ke...