My Dream

5.6K 442 17
                                    

Cerita ini sudah pernah saya publish di ff saya yang judulnya 'About You' Mungkin ada dari kalian yang sudah membacanya.

Dan ini sudut pandangnya saya ganti, sudut pandang orang pertama.

Semoga kalian suka :)

Selamat membaca~
------------------------------------------------------

Bughh

Penjahat itu berhasil memukul gadis yang menolongku ini. Aku lihat dia sedikit kesakitan, tapi aku tak berani bergerak, karena penjahat itu sangat menakutkan.

"Ck, mau bermain-main rupanya anak kecil ini !" Penjahat itu menendang perut gadis itu lagi.

Seseorang, tolonglah kami.

Tapi tanpa kuduga, dia bangkit dan segera menendang perut penjahat itu.

Lalu sekali lagi dia menarik kerah baju penjahat itu lalu memukul perutnya tanpa ampun.

Ku akui dia sangat hebat..

"Jangan sesekali kau mengganggu dia lagi !!" Dia berbicara seakan tidak ada kata takut.

Penjahat itu pun memilih untuk pergi agar dia tidak terlalu banyak mendapatkan luka.

Penjahat itu sudah pergi sekarang.

Dia membersihkan pakaiannya yang sedikit kotor karena terjatuh tadi. Lalu dia menghampiriku yang masih bejongkok ketakutan.

"Gwenchana, sudah aman sekarang," Ucapnya dengan suara yang sangat menenangkan.

Aku menyukai suara itu.

Ehh ?

Aku menyukai suaranya saja, bukan orangnya. Ingat itu !

Tapi aku masih sedikit syok dengan kejadian beberapa saat lalu, aku memilih untuk diam.

"Tidak perlu takut lagi, aku akan melindungimu."

Oke kata yang terakhir itu sedikit- ahh, entahlah.

Aku melihat kearahnya yang saat ini tengah tersenyum kearahku.

Duh, kok manis ya ?
Eye smile nya sangat indah.

Gadis itu memberitahukan namanya," Kang Seulgi, kamu bisa memanggilku Seulgi," Lalu dia mengulurkan tangannya kearahku.

Awalnya aku sedikit terkejut, tapi aku bisa menyembunyikannya. Aku sangat ahli dalam mengatur ekspresi muka, wkwk.

Aku mengulurkan tangannku sedikit ragu. Tapi akhirnya dia menarik tanganku juga, sehingga saat ini aku sudah berdiri.

"Kamu nggak apa-apa kan ?" Tanyanya memastikan kembali. Aku melihat dari sorot matanya, aku tahu jika dia mengkhawatirkanku.

"Aku tidak apa-apa, terima kasih." Jawabku agar dia tidak terlalu khawatir.

Dia lalu tersenyum lagi.

Duh, kenapa harus senyum terus sih ? Dia tidak sakit kan ? Aku takut kalau dia sakit.

Dia kembali bertanya padaku, lebih tepatnya sebuah ajakan.

"Ayo aku antar kamu pulang ?"

Dia mau mengantarku pulang ?
Memangnya dia tahu rumahku apa ?

"Kamu yang nunjukin jalannya, nanti aku antar kamu sampai depan rumah." Dia seperti bisa membaca pikiranku.

Sebelum sempat aku menjawabnya, dia sudah menarik tanganku terlebih dahulu.

Imagination ; SeulRene ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang