*Trevon P.O.V*
Gaberasa banget. Setelah menempuh perjalanan panjang akhirnya gue ujian akhir semester 2 juga. It means,gasampe satu bulan lagi gue resmi jadi ajak kelas 12,dan jadi anak IPA,bukan IPS lagi. Dari awal gue emang mau jadi anak IPA sih. Tapi pas test masuk kesini gue malah masuk ke IPS dan sekarang setelah akhir kelas 11 gue disuruh pindah ke IPA. Guru memang aneh.
"Nikong!" perasaan gue manggilnya udah pake suara 10 oktaf,kenapa dia bisa-bisanya ga denger dan jalan gitu aja? Gue lari macem orang gila di koridor ini dan nepuk pundak Nicole.
"Ih najong lo bikin kaget kaya setan." Kata Nicole. Pantes gadenger dia pake ear-phone.
"Setan yang bermain dipikiran lo ya?" Ih gue gombal banget.
"Iyain aja deh." Kata Nicole. Dia berusaha nyembunyiin senyumannya tapi gue tau dia emang lagi senyum.
"Kok denger sih? Ear-phone buat pajangan doang tuh?"
"Lagunya udah gue matiin. Ayo ah."
Kita berdua jalan bersamaan membelah koridor sekolah. Tuh kan bahasa gue? Gak banget.
"Gue kekelas ya." Ucap Nicole.
"Lah kita kan sekelas?"
"Ruang ujian kita beda dodol. Kok lo tambah dodol sih?"
"Oh iya. Goodluck Nikongg!"
"Iya deh." Baru aja Nicole mau berbalik gue nahan tangannya. Jadilah tangan ini bersentuhan. Gila sekarang gue bener-bener agresif. "Ap-ape sih?" Tanya Nicole,dengan gugup? Entahlah.
"Ucapin 'good luck' buat gue dong."
"Ih pengen banget. Tapi yaudahlah. Good luck ya bawel. Udah gue mau masuk bye!"
Ruang ujian gue sama Nicole beda dua ruangan lagi. Ruang ujian gue ada di deket toilet dan katanya angker. Gosipnya sih,ya menurut gue gaboleh lah percaya hal-hal kaya begituan. Kita kan punya Tuhan. Asik deh Trevon edisi alim.
"Trevon honey!"
Gajadi. Gue menarik kata-kata gue barusan. Sekarang gue mungkin percaya dengan adanya setan,maksud gue jelmaan setan.
"Ih Sera. Ngapain sih balik sana ke habitat lo." Ucap gue sambil berusaha melepaskan pegangan tangan Sera. Ih dia beneran jelmaan serius.
"Ih kamu jadi ketus terus,aku kangen tau. Gara-gara Cheerleader mau lomba aku harus latihan terus jadi gak ketemu kamu."
"Iya gue emang ngangenin. Tapi gausah gelayotan kaya anak monyet dong."
"Kamu ih,makin lucu aja." Tadi Sera meluk,sekarang dia nyubitin pipi gue.
"Ser udahlah,sana balik."
"Gamau masih kangen."
Tuhan kirimkanlah seseorang untukku saat ini.
"Trev? Ngapain?" Baru kali ini gue merasa se-bahagia ini denger suara Niel. Gue nengok ke arah Niel dan masang tatapan mata 'plese help help! 911 gue gamau mati sekarang' dan syukurlah Niel ngerti.
"Lo Sera anak IPS4 kan?"
"Iya kenapa?" Tanya Sera masih nempel sama gue.
"Di panggil bu Yuli. Kayanya tentang Tugas Portofolio." Kata Niel. Gue menaikan satu alis gue.
Portofolio yang mana?
"Ya terus? Trevon lebih penting di banding yang lain." Kata Sera,gila ni cewe emang physco.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Can't Be Reached
Подростковая литератураBayangin aja angin. Lo bisa ngerasain ke hadirannya,tapi lo gapernah bisa ngeliat atau menganggam dia.
