#29 - Broken Hearted

334 21 0
                                    

*Nicole P.O.V*

Gak kaya murid lainnya yang masuk kedalem sekolah dengan muka pucet dan tangan gemeteran --ini lebay-- gue malah masuk kedalem sekolah seolah-olah gue penguasa sekolah ini. Gak tegang,intinya paling santai deh.

"Papi ke kelasku sendiri ya? Itu ada temen aku." Ucap gue,papi yang berdiri di sebelah gue cuma mengangguk,lalu berbelok ke arah kanan sedangkan gue jalan lurus kearah lapangan depan.

"Hai!" Sapa gue ke Niel,Lou dan beberapa anak cowo lainnya.

"Berasa pemilik sekolah lo? Kaos kaki lo pendek banget!" Kata Niel. Ya gue emang pake kaos kaki yang sampe semata kaki. Jadi gak keliatan gitu.

"Oh lo pake kaos kaki kolor itu ya?" Tanya Lou. Gue cuma memutar bola mata gue. Lou emang selalu bilang kaos kaki gue yang ini mirip kolor. Padahal engga sama sekali.

"Ada yang kurang. Si--"

"Trevon di lapangan belakang." Ucap Niel memotong kata-kata gue.

"Hah? Gue gamau nanya Trevon kok." Gue mengelak sebisa mungkin.

"Yang gaada disini cuma Trevon,Nic. Lo gabisa bohong." Ucap Niel,disusul anggukan Lou.

"Yadeh. Gue ke lapangan belakang dulu." Ucap gue sambil meninggalkan Lou dan Niel yang masih ngeledekin gue di belakang. Padahal bisa dibilang gue lagi menjalani hubungan setengah resmi yang backstreet. Gue juga gatau kapan gue bisa jelasin semuanya ke Trevon. Tapi gue tau,pasti ada saatnya dimana semuanya terungkap.

"Hai Trev!" Sapa gue ketika gue sampe dilapangan belakang. Yang gue sapa nengok ke arah gue. Mukanya datar sama persis beberapa waktu lalu saat dia marah sama gue. Apa perasaan gue yang gaenak dari kemaren karena ini?

"Filmnya bagus?" Tanya Trevon tanpa membalas sapaan gue. Film? Kayanya gue belom pernah main Film

"Maksud lo?" Tanya gue dengan wajah yang bener-bener bingung.

"Loh gue pikir lo kesini karena udah beniat cerita tentang kejadian yang sebenernya." Ucap Trevon dengan nada yang sangat dingin. Yang bikin gue makin panik.

"Hah? Gue kesini buat nanya lo udah ambil rapot bagus atau engga. Emang kenapa?" Gue berjalan mendekat. Tapi Trevon malah ngambil langkah buat ngejauh.

"Sejak kapan jadian sama Zac?" Tanya Trevon,tanpa menatap gue. Gue cuma diam. Mulut gue rasanya gabisa di gerakin. "Jadi bener Nic? Selama ini lo cuma acting gakkenal sama Zac? Gitu?" Tanyanya masih sambil menatap kedepan dengan pandangan kecewa.

"Gue gak ngerti apa yang lo maksud dengan acting,Trev." Ucap gue.

"Biar gue perjelas lo acting dan lo hanya berpura-pura supaya topeng asli lo gak terbuka. Lo betingkah gakenal sama Zac secara deket tapi selama ini kalian sering jalan bahkan udah jadian kan?" Gue baru sadar penampilan Trevon itu ancur banget. Kaya orang kurang tidur.

"Lo kenapa Trev?" Kata-kata itu keluar dari mulut gue tanpa bisa dicegah.

"Gue? Kenapa? Hahaha." Trevon ketawa miris. Gila gue ganyangka dia bisa kaya gini juga. "Gue merasa jadi orang yang sangat bodoh."

"Lo pinter kok. Yang gue maksud bukan perasaan lo tapi penampilan lo Trev." Ucap gue berusaha mencairkan suasana.

Trevon nengok dan menatap gue tepat di dalam manik mata gue. Ini lebih menyeramkan karena daritadi dia sama sekali gak natap gue. Dari tatapan matanya dia seperti menyalurkan rasa sakit hati dan kekecewaan.

"Kenapa lo harus bohong ke gue Nic tentang Zac? Kenapa?" Tanya Trevon.

"Gue cuma ngerasa hal ini gapenting buat gue kasih tau ke lo atau yang lain."

He Can't Be ReachedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang