Pagi ini merupakan shift kerja part timeku di kafe milik Minho oppa, sambil membersihkan meja aku bersenandung dan menari-nari kecil. Seseorang yang baru memasuki kafe pun tersenyum geli melihatku yang tidak sadar bahwa pelanggan datang.
Dengan muka merah menahan malu aku menghampiri pelanggan yang baru datang itu dan menyodorkan menu makanan dan minuman yang terdapat di kafe ini. Pelanggan yang ternyata adalah Irene pun memesan satu cangkir earl grey tea dan satu banana cake. Dari sanalah aku mengetahui bahwa Irene tidak menyukai kopi karena pahit rasanya dan dia sangat menyukai carrot cake. Perlahan-lahan tapi pasti aku semakin mengenal seorang Irene Bae.
Terlihat wajah Irene yang lelah dan murung. Diapun bercerita bahwa pasien yang dia tangani meninggal dunia di meja operasi sehingga perasaan Irene menjadi tertekan dan merasa bersalah. Ternyata dedikasi seorang Irene Bae terhadap pekerjaannya sebagai dokter bedah sangatlah kuat, dia selalu berusaha semaksimal mungkin dalam menangani pasien-pasiennya. Akupun berusaha menghiburnya dengan memberanikan diri memeluk Irene yang mulai menangis dipelukanku. Tanpa sadar akupun mengecup kening Irene sambil menepuk-nepuk pundaknya, perlahan tangisan Irene pun reda. Aku merasakan suatu kebahagiaan karena seorang Kang Seulgi ternyata bisa membuat seorang Irene Bae tersenyum kembali.
Terasa aneh karena di pertemuan kita yang baru beberapakali ini sudah timbul suatu perasaan nyaman dan aman.
Meskipun dari luar Irene terlihat dingin dan acuh tapi sebetulnya dia adalah seseorang yang hangat dan penyayang. Hal itu dibuktikan ketika aku terserang sakit dan tidak dapat kuliah dan bekerja part time di kafe. Ternyata Irene datang ke kafe seperti biasa untuk sekedar minum kopi dan mencariku. Minho oppa memberitahu Irene bahwa aku sakit dan menunjukkan alamat rumahku karena dia khawatir aku seorang diri disana. Kakakku Amber sedang tidak ada di Seoul untuk sesuatu urusan pekerjaan.Badanku terasa panas dan pusing, inilah hasil dari kehujanan sepulang dari kuliah karena tidak membawa payung. Dengan berat kulangkahkan kakiku untuk membuka pintu rumah. Irene datang dengan tersenyum manis di depan rumahku dengan membawa obat-obatan dan bahan makanan. Irene pun memasakkan bubur untukku dan menyuruhku untuk meminum obat. Sambil memegang keningku yang panas dia bertanya mengapa aku tidak mengabarinya bahwa aku sakit sehingga dia bisa membantu menjaga dan merawatku karena dia tahu kakakku sedang diluarkota. Hatiku berdesir mendengarnya, aku merasa sangat beruntung bahwa seorang Irene Bae mau merawatku yang notabene bukanlah seseorang yang bukan siapa-siapa ini.
Aku berjanji dalam hatiku bahwa aku akan selalu menjaga dan selalu ada untuk seorang Irene Bae...
Aku akan selalu tersenyum dan tertawa untuk menghibur seorang Irene Bae.....sampai waktunya tiba
Aku yang bukan siapa-siapa ini seakan berusaha menggapai seorang Irene Bae dalam diam....
Biarkanlah rasa ini ada di dalam hati saja...karena aku tidak ingin seorang Irene Bae melawan dunia dikarenakan mencintai seorang Kang Seulgi......To Be Continue?

KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Dalam Diam
FanfictionLangit terlihat biru bersih tanpa awan...... Hening..yang terdengar hanyalah suara angin yang bertiup Lelah dan mengantuk, itu yang kurasakan saat ini Apakah ini rasanya menghadapi kematian Tapi tidak ada penyesalan dalam diriku menghadapi kematian...