delapan belas

2.7K 242 16
                                    

Setelah dilakukan pemeriksaan intensif, Seulgi dimasukkan ke dalam ruang ICU untuk menstabilkan kondisinya yang akhirnya mulai membaik. Irene selalu mendampingi Seulgi, bahkan proses pemeriksaan yang dilakukan dokter setempat pun dibawah pengawasan dan bantuan Irene.

Berdasarkan diagnosa, Seulgi menderita hiportemia, beberapa tulang rusuk retak dan kaki kiri terkilir. Beruntung pada waktu kejadian longsor Seulgi yang waktu itu dalam perjalanan pulang menuruni gunung bisa terhindar dari longsoran yang besar, akan tetapi Minho  terkena longsoran yang besar sehingga badannya tertimbun dan mengakibatkan kematian.

Irene menunggu Seulgi di ruang ICU, Irene memandang wajah Seulgi dan memegang tangannya, beruangnya belum tampak akan sadar dalam waktu dekat.

"Bangun dong Seul, aku sudah disini, aku tidak akan kemana-mana lagi"

"Joohyun tidak akan meninggalkanmu lagi"

Irene pun tertidur di samping Seulgi dalam posisi duduk dan kepala berada di ranjang Seulgi, rasa lelah dan kantuk menyatu. Beberapa hari ini merupakan hari-hari yang sangat melelahkan dan stress dalam hidup Irene, dengan diketemukannya Seulgi maka rasa lelah dan stress itu terbayar sudah.

Sepasang mata monolid tampak bergerak seolah ingin terbuka, terdengar erangan lirih dari mulutnya sampai pada akhirnya sepasang mata itu terbuka dengan sempurna.

"Dimanakah aku?" Seulgi melihat sekeliling tampak berwarna putih dan dia mencoba menggerakan tangan kanannya yang terpasang infusan.

"Rupanya aku selamat dan berada di rumah sakit sekarang" guman beruang kita.

Seulgi melihat ke arah kiri dan terdapat seseorang yang sedang tertidur dengan pulasnya sambil menggenggam tangan kiri Seulgi. Wajahnya tidak terlihat karena tertutup rambut panjangnya, akan tetapi Seulgi yakin itu adalah belahan hatinya.

"Mengapa Hyunni berada disini?" pikirnya "bukankah harusnya dia ada di Seoul dan sudah bertunangan?"

Seulgipun melepaskan tangan kirinya dari genggaman Irene dan membelai lembut rambutnya, perasaan rindu yang amat sangat membuatnya berani untuk melakukan hal tersebut meskipun Seulgi pikir Irene bukanlah miliknya lagi.

Irene yang merasakan seseorang membelai rambutnya pun terbangun dan dia melihat beruangnya sudah tersadar dan memandang lembut dirinya.

"Akhirnya kamu sadar juga sayangku" Irene membelai lembut wajah Seulgi dan mencium keningnya.

"Mengapa kamu ada disini Hyunnie dan kenapa aku bisa selamat?"

Irene pun menceritakan bagaimana dia bisa membatalkan pertunangannya dan mencari Seulgi bersama Amber dan Krystal sampai ke gunung Everest dan menemukan Seulgi dalam kondisi yang mengenaskan dengan berlinang air mata.

"Aku sampai lupa untuk mengabari dokter bahwa kamu sudah sadar Seul"

"Kamu kan dokter pribadiku Hyun, aku tidak membutuhkan dokter lainnya" ucap Seulgi dengan senyum yang membuat mata monolidnya menghilang.

"Ih baru sadar sudah gombal ya" ucap Irene dengan muka memerah memukul pelan bahu Seulgi.

"Achhh sakit Hyun" dengan pura-pura memasang wajah kesakitan.

Irene buru-buru memeriksa badan Seulgi "bagian mana yang sakit Seul, maafkan aku lupa bahwa kamu sedang terluka"

"Ini Hyun" sambil menunjuk bibirnya.

"Nakal ya beruangku" ucap Irene tersenyum sambil perlahan mencium lembut bibir Seulgi.

Perlahan tapi pasti mereka berdua saling memagut dan terhanyut melupakan sekitarnya......

End

nb: cerita ini sudah berakhir, author ngga sanggup bikin cerita panjang-panjang....meskipun endingnya seadaanya at least seulrene tetep berlayar ngga karam heheheh.....sebetulnya author sudah bikin satu cerita baru tapi bingung juga apakah dipublish atau jangan ya?

Mencintai Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang