lima belas

1.9K 229 5
                                    

Irene pov

Perjalanan dari Korea menuju Nepal terasa sangatlah lama, aku tidak bisa memejamkan mata walau badanku terasa sangat lelah. Untunglah kami mendapatkan tiket pesawat ke Nepal dengan cepat karena dibantu oleh pemerintah Korea. Ternyata terdapat juga beberapa keluarga lain yang ikut menyertai kami ke Nepal, muka mereka terlihat cemas dan sembab karena habis menangis. Sama sepertiku dan Amber, mereka juga dikumpulkan untuk membantu pencarian keluarga mereka yang terjebak di gunung Everest.

Meskipun aku awam terhadap pendakian gunung, akan tetapi Seulgi banyak mengajariku tentang gunung dan aku sangatlah tahu bahwa gunung Everest merupakan salah satu kuburan bagi pendaki gunung dengan puncak ketinggian 8855 meter diatas permukaan laut ini. Sebetulnya ada beberapa rute yang lebih aman untuk mendaki gunung tersebut, akan tetapi aku yakin bahwa Seulgi akan mencoba menaklukan puncak gunung tertinggi di dunia itu karena rute yang lebih aman itu tidak akan menjangkau puncak gunung Everest.

Sesampainya di Tribhuvan International Airport kami disambut oleh wakil dari kedutaan Korea Selatan dan perjalanan dilanjutkan menuju Lukla dengan menggunakan pesawat terbang. Di sepanjang perjalanan aku hanya bisa berdoa semoga Seulgi bisa bertahan dan kembali dengan selamat. Dari Lukla kami menaiki helikopter untuk mempercepat waktu perjalanan ke tempat base pencarian pendaki-pendaki yang terjebak longsor.

Perhentian terakhir kami adalah di Everest Base Camp yang dijadikam base utama pencarian pendaki-pendaki yang terjebak longsor, kami tidak dapat mendekat lagi karena untuk naik ke tempat lebih tinggi lagi sangat berbahaya dan hanya pendaki profesionallah yang bisa melakukannya.

Aku berdiri dan memandang gunung Everest yang berdiri dengan angkuh dan megah, membayangkan Seulgiku yang berada nun jauh disana, apakah dia kedinginan, kelaparan, kecapaian. Gunung dengan sejuta keindahannya akan tetapi menyimpan cerita pemakaman masal para pendaki yang nekad mendakinya.

Untungnya cuaca di hari ini membaik dan cerah sehingga pencarian di gunung dapat dilakukan, aku berbicara dengan ketua regu untuk ikut serta dalam pencarian ini. Akan tetapi ketua regu menolaknya karena ditakutkan akan membahayakan diriku, akan tetapi aku tidak berputus asa dan mencoba membujuknya "aku adalah seorang dokter di yang bertugas di rumah sakit terbesar di Seoul, akan lebih baik apabila ada seorang dokter yang berpengalaman ikut serta agar dapat melakukan penanganan secara cepat dan tepat apabila ada pendaki yang membutuhkannya".

"Baiklah dokter Irene bisa ikut dalam pencarian ini, akan tetapi dokter akan masuk ke dalam regu pencarian jalur udara dengan menaiki helikopter" ujar ketua regu pencarian.

Regu penolong sudah terbagi beberapa grup, ada yang naik helikopter dan beberapa grup mencoba mencari melalui jalur darat, meskipun masih berbahaya akan tetapi mereka tetap berusaha menolong para pendaki yang terjebak longsor. Aku berterimakasih kepada para regu penolong dan berdoa semoga tugas mereka berjalan dengan lancar serta para pendaki dapat terselamatkan, agar Seulgiku bisa terselamatkan.

Akupun berpamitan kepada Amber dan Krystal yang akan menunggu di base utama, Amber berterimakasih kepadaku dan berpesan agar aku juga bisa menjaga diriku serta kembali dengan selamat bersama Seulgi. Suara deru helikopter memanggilku dan akupun berlari menuju helikopter untuk memulai pencarian terhadap Seulgiku....

Tunggu aku dan tetap kuat Seulgiku......

To Be Continue.....

Mencintai Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang