Bagaimana rasanya kalau kalian mempunyai kekasih seorang mentalis ? Apakah jawabanmu itu menyenangkan? Atau menyeramkan?
Well, Sera dengan lantang pasti akan memilih pilihan kedua. Karena memang dia sendiri yang mengalaminya. Jika kalian bertanya kenapa dirinya bisa mempunyai kekasih seorang mentalis, jawabannya adalah tidak tahu.
Ya,benar, tidak tahu. Ia saja baru mengetahui bahwa kekasihnya bekerja sambilan sebagai asisten seorang mentalis dan akhirnya ia mempraktekannya padanya.
Mereka, Sera dan kekasihnya, Jeon Wonwoo,berpacaran layaknya pasangan biasa. Penuh cinta dan kasih sayang satu sama lain, tidak ada masalah sama sekali.
Namun itu sebelum Wonwoo mulai menjadikan dirinya sebagai bahan percobaan teknik menghipnotis yang ia pelajari dari seorang mentalis.
Disaat-saat seperti itu, Sera selalu beranggap bahwa Wonwoo bukanlah Wonwoo yang ia kenal. Tidak ada tatapan hangat dari wajah datarnya itu. Tak ada senyum miring yang selalu membuatnya salah tingkah, tidak ada apapun yang bisa mengekspresikan Wonwoo yang ia kenal.
Yang ada pada Wonwoo itu adalah, tatapan dingin dan dalam, lalu jentikan keras dari jari jenjangnya, dan juga Sentuhan tangannya di dahi Sera yang seperti setruman listrik yang langsung menbuatnya tak sadarkan diri.
"Sayang, aku mempelajari sesuatu yang baru." Ucap Wonwoo yang baru memasuki kamar Sera. Ia langsung melingkarkan pinggang Sera yang tengah mengetik curhatan dirinya di sebuah diary di ponselnya. Ia pun segera mengunci ponselnya.
"Hipnotis lagi?" Tanya Sera dengan malas. Ia membalikan badannya dan membalas pelukan Wonwoo.
"Tentu saja sayang. Yang kali ini akan sangat seru." wonwoo membalas ucapan Sera dengan semangat. Hal itu membuat Sera semakin jengkel. Ia kemudian terduduk di tempat tidurnya dan menatap Wonwoo dengan kesal.
"Aku tidak mau melakukannya lagi." Ucap Sera dengan pelan.
"Kenapa?"
"Sudah cukup,Wonwoo! Aku tidak ingin kau jadikan kelinci percobaan terus menerus. Walaupun aku tidak sadar, tetapi aku tahu kalau tubuhku ini menuruti perkataanmu. " Ucap Sera yang dibalas tatapan datar dari Wonwoo.
"Aku tahu kau tidak menyukai ketika tubuhmu terdapat luka lebam atau darah ketika kau terbangun. Tapi percayalah padaku kali ini,sayang. Karena aku sudah berhasil mempraktikannya pada dua orang. Ayah dan ibuku tepatnya." Jawab Wonwoo yang menggengam tangan Sera dengan lembut. Matanya tak pernah terlepas dari sepasang mata Sera.
"Maksudmu paman dan bibi?" Tanya Sera yang dijawab anggukan keras oleh Wonwoo diikuti senyum kecil si bibirnya.
"Apakah kau yakin yang kali ini tidak akan membuatku lebam dan berdarah lagi? " Tanya Sera untuk terakhir kalinya. Kemudian dilanjutkan dengan helaan napas keras dari gadis itu.
"Baiklah, ini yang terakhir ya." Setelah mengucapkan itu, ia langsung ditarik oleh Wonwoo dan masuk kedalam pelukannya.
"Terima kasih,sayang. Kau yang terbaik." Ucap Wonwoo yang dibalas gumaman oleh Sera.
Sudah cepat lakukan, dengan begitu akan selesai dengan cepat.
"Baiklah, sekarang kau harus tiduran terlebih dahulu." Sera mengangguk dan menuruti Wonwoo. Ia kembali membaringkan badannya dikasur.
"Tutup matamu." Sera pun akhirnya menutup matanya dengan pelan. Ia dapat merasakan sentuhan jari Wonwoo di kepalanya yang langsung membuat semuanya gelap gulita.
Wonwoo yang merasa bahwa Sera sudah terhipnotis pun akhirnya menyunggingkan senyum lebar, tidak, lebih tepatnya menyeringai
"Kau sudah memasuki alam bawah sadarmu, dan kuperintahkan sekarang kau tidak pernah boleh membuka matamu lagi,ah,dan berhentilah bernapas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our story (Seventeen psychopath series)(completed)
Mystery / Thrillersebuah cerita dimana mereka menemukan sebuah rumah yang bernama Seventeen Rank #419 on mystery category Rank #20 on psycopath category