10

1.2K 121 6
                                    

Punggung Soonyoung kembali terbanting ke atas matras tebal tempat mereka bertanding sekarang. Ini bukanlah pertandingan yang sebenarnya,tapi mereka harus berpasangan dengan seseorang untuk saling bertanding.

Namun sialnya,ia selalu di pasangkan dengan si kuat Jooheon. Entah apa yang ada dipikiran pelatih taekwondo mereka sehingga selalu memasangkan mereka berdua. Apa karena mereka tahu bahwa Soonyoung adalah yang paling lemah diantara mereka sehingga mereka hanya menjadikannya sebagai lelucon hiburan saja?

Satu hal yang ia benci dari Jooheon adalah, dia itu selalu membullynya. Dan alasan yang paling konyol yang pernah ia dengar adalah karena Jooheon menyukainya. Konyol bukan?

Suara peluit akhirnya membuat cengkraman Jooheon pada baju Soonyoung terlepas dan meninggalkan senyum miring di wajahnya.

"Baiklah, latihan untuk hari ini sudah selesai. Jangan lupa lakukan pendinginan sebelum kalian pulang." Setelah itu pelatihnya dengan tas sport sudah terpasang di badannya langsung keluar tanpa melihat ataupun peduli pada sesorang yang tengah kesakitan.

Soonyoung berusaha untuk bangkit berdiri sebelum semua anggota taekwondo keluar. Karena saat yang paling bahaya akan terjadi sebelum itu.

Namun sebelum ia bangkit berdiri dengan normal, tangannya di injak oleh seseorang. Siapa lagi kalau bukan Jooheon dengan ketiga orang temannya. Soonyoung meneguk ludahnya karena wajah mereka ketika menatapnya seakan melihat sebuah benda yang di gunakan untuk memuaskan nafsu. Ya, nafsu membunuh dan juga nafsu seksual.

"Aku...aku sedang sakit,kumohon lepaskan aku hari ini..." lirih Soonyoung sambil meringis karena injakan kaki Jooheon pada tangannya semakin keras seakan-akan ia menaruh semua berat badannya pada kaki yang sedang menginjak tangannya.

"Oh ya? Sakit apa? Bukankah harusnya kau sudah kebal terhadap sakit karena tiap kali kami melatihmu?"  ucap Jooheon sambil terkekeh pelan. Menurut Soonyoung tertawanya Jooheon lebih menyeramkan dari tertawanya Dokyeom, meski kegilaan temannya itu tidak bisa di samakan dengan orang ini.

Setelah selesai tertawa, Jooheon melirik ke ketiga temannya dan mengisyaratkan mereka dengan anggukan. Satu temannya berlari kearah pintu keluar dan menguncinya. Sedangkan kedua temannya yang lain memegang kedua tangannya serta Membuka Seragam taekwondonya. Sialnya ia hanya menggunakan seragam itu tanpa menggunakan dalaman,karena memang aturannya tidak di perbolehkan.

Sedangkan Jooheon, ia membuka sabuk hitam dengan jahitan namanya dan mengikatkannya pada mulut Soonyoung. Ia kembali terkekeh ketika melihat Soonyoung menangis dan menggelengkan kepalanya. Soonyoung hanya bisa terpaksa menerima perlakuan seksual dari Jooheon.

Pelecehan seksual seperti ini bukanlah terjadi sekali ini saja, tapi setiap minggu. Karena kegiatan eskul mereka  memang diadakan tiap minggu. Sebenarnya tujuan masuk ke club ini adalah ingin menjadi kuat seperti perkataan Hyung tertuanya,Seungcheol. Katanya dengan ia berlatih, ia akan bisa mengalahkan si Jooheon itu. Namun impian itu tidak berjalan mulus karena Jooheon sendiri dengan segera juga kembali masuk club tersebut setelah lama keluar. Dan bahkan pria kejam itu diangkat menjadi kapten karena keahliannya.
.
.
.
"Aku pulang." ucap Soonyoung pelan sambil menundukkan kepala yang ditutupi hood jaketnya. Ia tidak ingin semua orang mengetahuinya meski sebenarnya mereka sudah tahu. Tapi,ia hanya tidak ingin merepotkan mereka dengan masalahnya.

"Hmmm" ucap Jihoon yang sedang fokus dengan game di hapenya sambil bersantai di atas sofa. Bahkan TV yang sedang menyala hanya sebagai pengribut ruangan saja.

Soonyoung terlalu malas untuk menegurnya karena itu artinya ia harus berdebat dengan si kecil itu. Dan terakhir ia tahu ia akan kalah debat dengan Jihoon. Jadi ia hanya melewati ruangan tersebut dan langsung menuju kamarnya yang tepat di hadapan kamar Mingyu. Ia langsung membanting tasnya ke lantai dan merebahkan dirinya di atas ranjang.

Our story (Seventeen psychopath series)(completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang