"Bapa,saya ingin mengaku dosa." Ucap Hana di dalam sebuah ruangan pengakuan dosa di gerejanya.
Ruangan itu sebenarnya adalah gabungan dari ruangan yang hanya dibatasi oleh sebuah papan dan terdapat lubang kecil di bawah papan itu agar umat bisa berkomunikasi dengan bapa (read; pastor). Kemudian papan tersebut bukanlah papan tembus pandang yang terbuat dari kaca, papan tersebut terbuat dari kayu sehingga umat tidak bisa melihat wajah sang bapa dan seperti berbicara pada Tuhan langsung.
"Baiklah, sebutkan dosa-dosamu." Ucap sang bapa.
"Saya mempunyai kekasih, namanya Jisoo, Hong Jisoo tepatnya. Kami sudah menjalani hubungan sekitar 3 tahun. Hubungan kami baik-baik saja, tapi...," Ucap Hana sambil menarik napas dan menghembuskannya dengan kasar.
"Saya berselingkuh dengan pria lain. Dan saya juga mencintai pria yang saya selingkuhi itu..."
"Saya sudah tidur dengan selingkuhan saya ini, dan saya merasa bersalah dengan pacar saya ini...."
"Tapi saya tidak mau melepaskan pacar saya ini karena...."
"Karena dia sangat baik dan sangat mencintai saya. Saya tidak tega memutuskannya. Dan terakhir karena dia adalah anak direktur utama tempat dimana saya bekerja..."
"Saya mohon ampunilah dosa-dosa saya, bapa.." ucap Hana mengakhiri pengakuannya.
"Nak, " panggil sang bapa.
"Ya, bapa?" Sahut Hana.
"Ulurkanlah tanganmu." Ucap si bapa. Hana pun menurutinya. Ia memasukan satu tangannya lewat lubang kecil itu.
Namun tak berapa lama, tangannya langsung dicengkeram erat dari dalam dan tak selang beberapa detik sebuah rasa sakit yang amat sangat langsung menjalar ke tubuhnya.
"Bapa! Sakit! Lepaskan aku!" Teriak Hana, namun cengkraman di tangannya semakin erat.
Tak berapa lama, bau anyir sudah memenuhi ruangan tersebut. Hana tahu bahwa ini adalah bau darahnya. Yang bisa ia lakukan hanyalah menangis tanpa kuat meminta tolong. Karena darah yang ia keluarkan sangat banyak.
"Bapa... Hentikan...." Ucap Hana, tepatnya merintih. Lama kelamaan pandangannya meredup dan ia pun menghembuskan napas terakhirnya.
Setelah itu, sang bapa akhirnya melepaskan cengkraman tersebut dan terlihat tangan Hana yang sudah tidak mempunyai telapak tangan lagi. Darah masih keluar dari sana.
"Dosamu akhirnya terampuni, sayang." Ucap sang bapa yang kemudian meninggalkan ruangan itu.
Tepat di depan pintu gereja itu, terdapat papan yang bertuliskan,
HARI INI TIDAK ADA PENGAKUAN DOSA.
.
.
.Ada yang ngerti? Coba jelaskan di kolom komen ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our story (Seventeen psychopath series)(completed)
Mystery / Thrillersebuah cerita dimana mereka menemukan sebuah rumah yang bernama Seventeen Rank #419 on mystery category Rank #20 on psycopath category