#1

3K 200 14
                                    

Bisa di katakan Jeonghan adalah seorang yang sempurna. Wajah tampan,tinggi badan yang termasuk tinggi, serta uang yang mengalir tanpa henti pemberian kakeknya. Apa lagi yang kurang?

Ah,satu lagi,ia bahkan sudah memiliki seorang kekasih yang cantik. Seorang model top international bernama Ren.

Banyak sekali yang menganggap mereka adalah pasangan paling serasi di dunia ini. Wajah mereka sama-sama cantik itu sering digunakan oleh 'penggemarnya' itu membanding-bandingkan kecantikan mereka.

Dan kalian tahu apa hasilnya? Banyak dari penggemarnya itu berkata kalau Jeonghan lebih cantik dari pada Ren. Padahal Jeonghan adalah laki-laki, dan ia ini perempuan.

Maka dari itu, timbulan perasaan tidak senang di dalam hati Ren. Perasaan marah,kesal,dan iri hati yang disatukan menjadi perasaan yang di sebut benci. Benar, sekarang ia membenci Jeonghan.

"Aku ingin putus,Jeonghan." Akhirnya kalimat itu terucap juga.

Jeonghan hanya menatap Ren dengan bingung sebelum berkata,"kenapa,sayang?"

"Aku merasa sudah tidak ada kecocokan lagi diantara kita. Aku sudah tidak ingin berbicara lagi, sampai jumpa." Ucap Ren yang beranjak berdiri dan pergi meninggalkan ruangan Jeonghan.

Di dalam ruangan, Jeonghan masih terdiam untuk mencerna perkataan Ren. Sesaat sebelum sebuah senyum miring terpasang diwajah cantiknya itu.

"Kau pikir aku tidak mengetahuinya,sayang? Baiklah jika kau ingin putus, sekarang saatnya aku yang memberikan apa arti putus itu."
.
.
.
Setelah Jeonghan dan Ren memutuskan hubungan, langsung tersebarlah berbagai foto Ren sedang berjalan bersama pria lain. Bahkan sampai pergi ke Hotel. Setidaknya itu lah yang tercantum dalam koran yang di baca Jeonghan.

Jeonghan melipat kembali koran yang dibacanya itu sebelum menekan tombol intercom yang langsung terhubung ke managernya.

"Aku akan memulainya sekarang."
.
.
.
Ren berjalan masuk kedalam apartemennya. Apartemen yang sudah lama tidak ia tempati karena selama ini ia tinggal di rumah besar Jeonghan.

Namun, ada yang aneh dari apartemennya ini. Ia mencium sesuatu. Bau makanan?

"Sejak kapan aku memasak?" Ren bermonolog sambil berjalan ke arah dapurnya. Ia melihat sebuah panci berisi beef stew favoritnya dan biasanya Jeonghanlah yang memasakan makanan itu untuknya. Apakah Jeonghan masuk kedalam sini?

Di samping panci itu bersandar sebuah surat. Ren pun mengambil surat itu dan membacanya.

"Bagaimana rasanya? Enak tidak? Semoga kau memakannya sampai habis,ya :*"

Ren tersenyum kecil, sepertinya Jeonghan masih belum bisa move on darinya.

Ren segera duduk dan melahap beef stew tersebut. Namun tekstur nya sedikit berbeda dengan daging sapi yang biasa Jeonghan pakai untuk memasak. Apakah ini daging berkualitas tinggi sehingga rasanya berbeda?

Ren tidak ingin berpikir lebih jauh lagi dan kembali menyantap beef stew tersebut.
.
.
.
Jeonghan menghentakan kakinya untuk terakhir kalinya di atas tanah di dalam hutan tersebut. Ia mengelap peluh keringat di pelipis dan dahinya.

Meskipun langit sudah gelap, bersyukur cahaya bulan masih bisa menerangi hutan tersebut.

Matanya menangkap sesuatu di dalan hutan tersebut. Cahaya berwarna merah ke orange. Itu,api?

Api itu tidak menyebar kemanapun dengan kata lain api tersebut tidak digunakan untuk membakar hutan tersebut, melainkan sebagai penerang. Dan terakhir, api itu berdiam di tempat tanpa bergerak kemanapun, dengan kata lain api itu diletakan di sebuah benda tetap.

Jeonghan kembali menajamkan penglihatannya, itu,rumah?

Entah kenapa, hatinya tertarik untuk berjalan ke arah tempat ber api itu. Ia mempercepat langkahnya menjadi larian.

Setelah sampai di depan rumah itu, ia mengambil napas terengah-rengah sebelum kemudian matanya menangkap papan rumah yang di letakan di atas atap.

"SEVENTEEN?"
.
.
.
ada yang ngerti? Hayo coba nebak di tunggu jawabannya yak

Our story (Seventeen psychopath series)(completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang