Sorak sorai memenuhi aula sekolah tempat kontes menyanyi dilaksanakan. Beberapa penonton ada yang menyeka air di sudut mata mereka, dan ada beberapa pula yang menggosok-gosok tangan serta temgkuk leher mereka karena mendengar suara emas dari seseorang yang baru saja selesai bernyanyi.
"Boo Seungkwan! Boo Seungkwan! Boo Seungkwan!" teriak para penonton kepada seorang pria di atas panggung itu.
Orang yang bernama Boo Seungkwan itupun hanya memberikan senyum manis sambil menatap penonton di depannya. Ini sudah ke 6 kalinya ia mendapat sorakan seperti itu. Dan karena sorak-sorakan itu, ia dapat memastikan bahwa dia akan kembali menang seperti tahun-tahun sebelumnya. Ia sangat yakin.
Seungkwan akhirnya pergi ke sisi panggung dan kemudian melihat dari tempat tersebut seorang gadis yang sekarang berdiri di atas panggung. Ia menatap tajam ke arah murid tersebut.
Lee Nara, adik kelas yang 2 tingkat di bawahnya. Dikenal sebagai saingan terberatnya karena memiliki suara vokal yang unik dan menenangkan. Ia sudah mendengar dari banyak orang bahwa gadis ini akan ikut kompetisi bernyanyi untuk pertama kalinya. Tentu ia sangat menunggu datangnya hari ini.
Nara mulai bernyanyi, alunan piano serta suaranya bersatu membentuk sebuah lagu yang indah. Seungkwan dapat melihat penonton tercengang akan penampilan gadis itu.
Setelah selesai, gadis itu membuka matanya dan menatap penonton yang diam membisu. Apakah tadi ia melakukan kesalahan? Apakah lagu yang ia pilih tidak bagus? Apakah mereka menyukainya?
Suara tepuk tangan semakin terdengar keras dan mulai ada teriakan yang menyebutkan namanya. Yang bisa ia lakukan hanya menundukan kepalanya dan tersenyum kecil.
"Lee Nara! Lee Nara! Lee Nara!"
Semakin mendengar sorakan tersebut, Seungkwan semakin mengeratkan kepalan tangannya. Ia tidak bisa menerima bahwa dirinya akan digeser oleh si pendatang baru. Tapi tidak mungkin kan? Dirinya sudah lebih berpengalaman dalam hal bernyanyi. Bahkan ia sudah banyak di tawarkan oleh banyak agensi untuk menjadi trainee. Ia tidak mungkin dikalahkan olehnya. Penonton yang mengerti musik pasti mengerti bahwa suaranya lebih baik dari gadis itu.
Gadis itu adalah peserta terakhir dalam lomba menyanyi ini. Sehingga MC sekarang mempersilahkan seluruh peserta untuk kembali naik ke panggung.
"Tampaknya para juri berpikir keras dalam menentukan pemenang kali ini. Kalau begitu, siapa jagoan kalian?!" ucap sang MC yang semakin membuat penonton histeris menyerukan nama jagoan mereka.
Ketika sang juri telah mengumpulkan hasil suara, sang MC pun mengambilnya. Dia memasang senyum miring ketika membaca nama yang tertera di kertas tersebut.
"Baik, kompetisi menyanyi tahun ini di menangkan oleh........," sang MC tampak menjeda perkataanya yang membuat semua orang terdiam menantinya. Serta suara backsound drum yang semakin membuat semuanya penasaran.
"Selama kepada penyanyi kita, Lee Nara!" banyak sorakan kegirangan dari kursi penonton, terutama teman-teman sekelasnya yang sampai melemparkan bunga ke atas panggung.
Nara kemudian di suruh maju beberapa langkah dan memberi pidato singkat, Seungkwan sama sekali tidak mendengarkan karena dirinya sangat amat marah sekarang. Bagaimana bisa ia dikalahkan oleh gadis teri itu?
ketika acara lomba tersebut selesai, semua peserta turun ke bawah panggung. Seungkwan juga dengan segera turun dan berjalan ke arah temannya. Temannya memegang sebuket bunga di tangannya. Tak lupa dengan senyum bangga di wajahnya.
"Kau hebat, Kwannie." ucap pria itu. Ia memberikan buket bunga itu ke Seungkwan.
"Jangan menghinaku, Sol. Aku sedang tidak mood untuk itu." Seungkwan menerima bunga itu dan menghirup aroma bunga tersebut. Ia buta akan bunga, jadi apapun bunga yang ia terima, ia akan sangat menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our story (Seventeen psychopath series)(completed)
Mystery / Thrillersebuah cerita dimana mereka menemukan sebuah rumah yang bernama Seventeen Rank #419 on mystery category Rank #20 on psycopath category