In Author's Eyes...
Wendy pusing tujuh keliling.
Penyebabnya, bukan karena nilai-nilai ujian yang turun. Bukan juga karena uang jajan yang terus dipotong oleh Mom dan Dad nya karena Wendy seringkali pulang terlambat.
Tapi karena seorang Seo Johnny.
Hebat bukan?
Beberapa minggu lalu, Wendy mungkin jadi orang paling tidak peduli pada kehadiran Johnny. Tapi mengingat hal aneh yang Johnny lakukan—mengikuti Wendy saat pulang, terus-terusan memperhatikan Wendy saat mereka di sekolah—mau tak mau, Johnny sebenarnya sudah mengambil tempat cukup banyak di benak Wendy.
Baiklah, jangan minta Wendy mengingat kejadian minggu lalu, saat dengan tiba-tiba saja pemuda Seo tersebut mengatakan bahwa dirinya adalah seorang dracula—hal yang kemudian dibalas Wendy dengan sebuah ledekan.
Sampai detik ini pun, Wendy masih ingin menertawai Johnny karena ucapannya. Meskipun bukti yang pemuda itu tunjukkan cukup membuat Wendy bergidik kala mengingatnya, yah, Wendy masih tidak ingin menerima fakta yang ada.
Tapi tolong, siapapun hentikan kepanikan Wendy sekarang.
Sudah empat hari Johnny absen dari sekolah, dan Wendy adalah satu-satunya orang yang tak bisa diam dan terus melempar pandang ke meja kosong yang ditinggal pemiliknya entah kemana itu.
Hari ini, di akhir pelajaran, Wendy tak tahan lagi. Bukannya ia perhatian pada Johnny, tapi Wendy merasa bersalah.
Bagaimana kalau pemuda itu jujur?
Pertanyaan itu mengganggu sekaligus menakuti Wendy. Ia bergidik saat membayangkan Johnny benar-benar seorang dracula. Apa yang mungkin terjadi pada Wendy?
"Nona Son?"
Wendy tersadar. Sedari tadi ia berdiri menunggu di depan meja guru, menunggu sang guru mengobrak abrik data siswa sekolahnya.
"Nde?"
"Ini, alamat murid baru itu." ujar sang guru membuat Wendy dengan antusias meraih kertas kecil yang diulurkan sang guru.
"Terima kasih, ssaem!" seru Wendy, berlari kecil keluar dari ruangan guru dengan tergesa-gesa.
Butuh satu jam lebih untuk Wendy menemukan rumah si pemuda Seo. Sekarang, Wendy malah berdiri mematung di depan gerbang hitam tinggi yang terbuat dari besi. Sungguh, Wendy bahkan bergidik ngeri, rumah megah di hadapannya terlihat sangat menakutkan walaupun di siang hari.
Netra Wendy berkelana, mencari cara untuk masuk. Tidak ada bel di dekat gerbang, lagi-lagi, Wendy bahkan bergidik melihat gembok besar yang terpasang.
"Ini rumah atau penjara, menakutkan sekali, tidak sesuai dengan penghuninya ..." Wendy menggumam, teringat pada kelakuan hyper Johnny yang dikenalnya.
"Mencari adikku?" sebuah suara menginterupsi lamunan Wendy, gadis itu segera berbalik, hampir terlongo melihat gadis cantik yang sekarang berdiri tak jauh darinya, menatapnya menyelidik.
Adik? Benak Wendy menggemakan pertanyaan yang tadi diutarakan sang gadis rupawan.
"Y-Ya, aku mencari Johnny." ujarnya kaku, ingin menertawai diri lantaran keanehan yang dilakukannya sekarang. Memangnya siapa yang dulu terang-terangan menolak kehadiran Johnny?
Sebuah senyum manis akhirnya muncul di raut sang gadis. Sekon selanjutnya, dengan santai ia melangkah mendekati gerbang.
"Aku tidak tahu adikku punya seorang teman." ujarnya memulai konversasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MYTH SERIES (2) - NCT [finished]
FantasyDracula, Elf, Medusa, Mermaid... ah, semua makhluk-makhluk yang dianggap tidak nyata itu, bisakah kalian percaya jika mereka benar-benar ada? Well, cerita ini akan memberikan kalian beberapa cerita pendek tentang makhluk-makhluk fiktif tersebut. Thi...