0-2

103K 3.3K 29
                                    

Autor Pov.

Sudah dua harian ini Tessa berkelana dari Perusahaan satu ke Perusahaan lain, ia berharap ia bisa mendapatkan pekerjaan untuk melunasi hutang Ayah dan membiayai kehidupanya tapi tidak ada satu pun Perusahaan yang mau menerimanya padahal kriteria yang dicari kebanyakan Perusahaan adalah seperti Tessa, lulusan Managemen Bisnis. Mungkin belum keberuntungan Tessa.

Ini sudah malam dan Tessa sudah mulai lelah untuk terus mencari pekerjaan lalu akhirnya ia pasrah menunggu besok. Gadis cantik itu turun dari ojek didepan rumah megah yang masih mereka tempati, satu-satu yang ia miliki dan sebentar lagi akan direnggut, Tessa menahan air matanya jika ia harus pergi dari rumah itu sewaktu nanti, terlalu banyak kenangan.

"Ka Tessa!." Adik-Adiknya memanggil, lelah dan sedih yang Tessa alami menguap seketika ketika melihat adik-adik tiri yang sangat ia sayangi. Tessa tersenyum sambil membungkukan diri memeluk Jasmine dan Rose.

"Kalian sudah makan?." Tessa bertanya, adik-adiknya mengangguk.

"Hari ini kami makan besar Kak!."

Tessa mengeryit, makan besar akhir-akhir ini menjadi topik yang tabu bagi Tessa.

"Tessa masuk!."

"Ya bu."

Sambil menggandeng kedua adiknya Tessa menghampiri Ibu nya yang sedang duduk memegang sebuah map.

"Seorang Pengecara datang dan mengatakan seluruh hutang Ayah mu sudah dihapuskan, rumah ini akan tetap menjadi milik kita." Ratna menyerahkan map yang diterima Tessa dengan bingung dan tidak percaya.

Surat keterangan itu menyatakan semua hutang Ayahnya telah dihapuskan, Tessa semakin kebingungan, orang mana yang mau menghapuskan hutang sebanyak itu tanpa sepengetahuanya?.

"Sekarang kau tidak perlu lagi mengurusi masalah hutang, tugas mu sekarang adalah mencari uang untuk menghidupkan kami. Sudah kau dapatkan pekerjaanmu?."

Lamunan Tessa tentang siapa yang melunasi hutang yang tak sedikit itu buyar seketika, Ibu nya sangat egois hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak pernah kasihan pada Tessa. Tapi Tessa bisa apa? mendiang Ayahnya telah menitipkan Ibu Tiri dan Adik-adiknya lalu memang sudah kewajiban Tessa, tapi bisa tidak? Ibu sedikit saja membantunya? akhir-akhir ini Tessa sudah sangat dibuat kewalahan mencari pekerjaan.

"Ibu tidak mau tahu ya! kamu harus segera dapat pekerjaan, kasian adik-adik kamu." Timpal Ratna, Tessa menghela nafas.

"Akan Tessa usahakan Bu tapi tolong, Ibu juga bantu Tessa."

"Enak aja! Ibu udah tua! sekarang urusan mencari uang ada pada mu!." Ratna melongos begitu saja meninggalkan Tessa, Tessa kembali merenung, ia menatap Figura foto dia mendiang Ibu dan Ayahnya yang memang tidak di izinkan untuk simpan meskipun Ayahnya sudah memiliki Isteri lagi. Tessa meringis pilu.

"Ibu Ayah doakan Tessa ya."

Setelah mengatakan itu ia masuk kedalam kamarnya membawa map itu dan menyimpanya. Tessa beranjak mandi lalu setelah itu niatnya beristirahat jika ponselnya tidak berdering menandakan pesan masuk. Tessa merogoh ponsel di atas nakas, menemukan pesan dengan tanpa nama pengirim alias tidak tersimpan dikontaknya.

Aku menunggu di belokan komplek perumahan mu.

Dominic Marcussta.

Glek, Tessa mengerjap, benarkah yang ia baca saat ini? Dominic menunggunya? Tessa melirik jam yang menunjukan jam set 10 malam, kenapa Dominic menunggunya? lalu seakan ingat sesuatu Tessa menyadari bahwa Dominic lah yang telah menghapus semua hutang Ayahnya. Tiba-tiba Tessa jadi gugup, sebuah pesan masuk lagi masih dari orang yang sama.

LOVE BETWEEN US (PLAY STORE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang