2-8

53.4K 1.9K 17
                                    

Autor Pov.

Hari ini hari pagi yang indah untuk memulai sesuatu yang bermanfaat seperti berkerja bagi Tessa tapi untuk dalam jangka waktu yang tidak ditentukan, Tessa belum bisa bekerja karena ia masih di Jerman sedangkan pekerjaanya ada di Indonesia yeah meskipun bekerja hanya di toko bunga sahabatnya tapi bagi Tessa itu tetaplah suatu pekerjaan. Hari ini Tessa boleh sangat senang karena Dominic tidak bekerja alias istirahat, pria itu mulai memerlukan waktu untuk bersantai setalah 2 minggu lebih berkutat dengan bisnisnya.

Mereka sedang berkumpul diruang keluarga bersama dengan abang, adik-adik dan Ayah Dominic hemm terkecuali Ares. Tessa tersenyum senang saat ia berhasil mengalahkan Benedic dalam permainan catur.

"Wohhoowww dia ahlinya Dad!." Seru Bob menunjuk Tessa dengan bangga, Tessa tersipu. Dominic menyeringai tidak menyangka wanitanya itu bisa mengalahkan Ayahnya yang terbilang jago bermain catur.

"Mungkin adu panco ia juga yang akan menang." Sahut Harry kemudian ia tertawa. Sangat tidak mungkin, Tessa itu lemah kalau soal bina raga.

"Kau hebat, belajar dimana?." Tanya Benedic.

"Emmm mendiang Ayah yang mengajarkan." Lirih Tessa.

Mereka tersentak kecuali Dominic, Dominic merangkul Tessa meremas pundaknya memberi ketabahan, tentu Tessa langsung ingat sang Ayah.

"Maafkan kami nak, kami turut berduka." Lirih Benedic, Tessa tersenyum ia sudah lebih kuat sekarang.

"Tidak apa-apa."

"Ohh ya, kalau boleh tahu kalian bertemu dimana? taman? pesta? atau kau sekretaris pribadi abang ya?." Di kalimat terakhir Bob terdengar menggoda.

Tessa mengerjap ia lumayan gelagapan pasalnya pertemuan antara ia dan Dominic terjadi karena hutang.

"Tessa putri partner bisnis ku, kami bertemu karena keadaan." Cetus Dominic.

"Ohhh. Keadaan bagaimana?." Timpal Bob sangat ingin tahu. Dominic menyeringai, ia mengecup pipi Tessa sayang.

"Keadaan dimana kami saling membutuhkan, sudahlah Bob...Kau tak kan mengerti." Cetus Dominic tersirat nada berarti disana. Bob mendengus.

"Aku akan banyak belajar darimu." Tukas Bob.

"Kau punya adik?." Kini giliran Harry yang bertanya. Tessa mengangguk.

"Benarkah?! bisa kau kenalkan pada ku? aku yakin mereka sama sepertimu." Ucap Harry antusias. Tessa tersenyum.

"Kamu serius Harry? mereka masih sangat kecil yeah 6 dan 5 tahun, Jasmine dan Rose dan sekarang mereka menetap di Swiss bersama Paman dan Bibi ku." Tutur Tessa. Harry yang semangat menjadi lesu, Bob menertawakannya.

"Lalu Ibu mu?." Kini giliran Samuel, Tessa menatap Samuel.

Sudah dua minggu baru terjadi interaksi seperti yeah karena sebelumnya Tessa tidak banyak bicara jika tiada Dominic.

"Ibu juga sudah tiada."

Lagilah mereka tersentak.

"Maaf." Lirih Samuel, ohhh diantara mereka semua bagi Tessa, Dominic lah yang sangat susah menyatakan maaf.

"Tidak apa tapi aku punya Ibu tiri juga."

"Ibu tiri? masih hidup? dan ada dimana dia?." Harry menyahut. Tessa terkekeh.

"Masih hidup tapi aku tidak tahu keadaanya sekarang."

Dominic menyeringai.

"Mungkin sudah mati."

"Dominic." Lirih Tessa, yeah Tessa tahu Dominic membenci Ibu tirinya itu. Dominic mengedikan bahunya acuh tak acuh, ia mengecup pipi Tessa.

"Wahh bang, kau sangat vulgar." Sinis Harry tapi kemudian ia tertawa.

LOVE BETWEEN US (PLAY STORE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang