2-10

54.2K 2K 7
                                    

Autor Pov.

Keesokan harinya...

Dominic menatap Tessa ragu-ragu, Tessa yang kini tengah menggantikan perban ditanganya nampak sangat cantik dibalut dress pink cerah elegan pemberianya dua hari yang lalu. Tessa dengan penuh perasaan menggantikan perban lama Dominic, Dominic merasa sangat disayangi ketika Tessa menatap sayang pada lenganya yang ia gores malam tadi. Bodoh!, Dominic merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa menekat kegilaanya, padahal ia sudah berjanji takkan melakukanya lagi.

"Tessa." Lirih Dominic ketika Tessa selesai dengan kegiatanya, Tessa menatap Dominic. Tatapan itu tatapan yang sehari-hari telah mengisi kehidupannya Dominic yakin Tessa telah melihat semuanya bahkan kemungkinan sekarang Tessa tahu tentang dirinya tapi apakah Tessa masih mau menerimanya? itu yang tengah Dominic pikirkan.

"Kau sudah tahu semuanya kan?." Tanya Dominic, Tessa mengangguk lirih.

"Apa itu berarti kau akan meninggalkanku?."

Tessa tersentak. Ia menatap Dominic dengan lembut, ia sudah memikirkannya dan ia tidak akan pernah meninggalkan Dominic ia berjanji akan selalu ada tak peduli seperti apapun kejiwaan Dominic, ia akan selalu ada. Tessa menggenggam tangan Dominic, ia menggelang.

Dominic tersentak. "Tapi aku...--"

"Syuttt." Tessa memberi isyarat untuk diam. Dominic bungkam seketika. Ia menatap pandangan Tessa yang begitu lembut dan penuh kasih sayang yang tulus untuk dirinya.

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, bagaimana pun keadaanmu, aku akan tetap ada untukmu. Aku mencintaimu apa adanya." Tutur Tessa sangat tulus, hati Dominic tersentuh, ini kali pertamanya ia merasakan kasih sayang yang tulus kembali setelah sekian lama ia kehilangan kasih sayang dari Ibu nya. Dominic memandang Tessa seperti Ibu nya tapi ia sadar kelembutan Tessa melebihi Ibu nya. Tessa pelengkapnya dan inilah ketakutan Dominic jika Tessa akan meninggalkannya tapi pandangannya salah, nyatanya Tessa benar-benar tulus sejak awal padanya.

Kembali keawal lagi dimana Dominic merasa tidak pantas untuk Tessa, ia mengingat kejiwaannya yang tidak pantas Tessa lihat ditambah lagi ia pria yang semena-mena, ohhh Dominic sangat menyadari betapa kurangnya dirinya untuk Tessa.

"Kau boleh meninggalkan ku, Tessa." Lirih Dominic, ia sadar ia tak pantas untuk Tessa. Tessa mengernyit lalu tersenyum.

"Jika aku meninggalkanmu apa kamu akan senang?."

Dominic menatap Tessa, ia menggeleng pelan. Tentu saja Dominic tidak akan pernah senang jika Tessa meninggalkannya.

"Nahhh maka dari itu jangan memintaku untuk melakukan itu karena apa? karena aku tidak bisa melakukanya." Ucap Tessa bernada lembut. Dominic tersenyum kecil tapi kemudian ia menunduk. Sekali lagi kesadaran menyerangnya.

"Pilihan ada ditanganmu, Ya atau Tidak, aku akan terima." Lirih Dominic terpaksa. Tessa memutar bola matanya gemas, harus bagaimana lagi Tessa katakan kalau ia tidak akan meninggalkan Dominic.

Tessa beringsung menaiki ranjang, duduk dengan manis disamping Dominic, ia merengkuh wajah Dominic menghadap padanya lalu di kecupnya, kening, mata, hidung, pipi dan yang terakhir bibir seksi Dominic. Dominic menerima kecupan-kecupan selembut bulu itu dengan hati yang berdesir, Tessa terlalu lembut dan tulus untuknya.

"Pilihannya adalah, TIDAK." Tukas Tessa tegas dibagian TIDAK.

"Kenapa?."

"Karena aku mencintaimu." Tekan Tessa. Dominic mulai tersenyum.

"Tapi aku tidak sempurna untukmu."

Tessa menghela nafasnya gemas. Ia menangkup pipi Dominic.

"Sempurna atau tidak aku tetap mencintaimu." Cetus Tessa.

Baru saja Dominic akan mengatakan sesuatu tapi telapak tangan mungil Tessa sudah membungkam mulutnya.

"Stop. Jangan katakan itu lagi atau aku benar-benar akan....----akkkhhh!."

Tessa memikik ketika Dominic memeluknya erat. Wajah Dominic ia tenggelamkan diceruk leher Tessa.

"Iya, iya...Aku tidak akan mengatakanya lagi...Aku mencintaimu jadi cintailah aku juga seperti yang kamu katakan." Gumam Dominic, Tessa tersenyum tanganya terulur membelai rambut hitam lembut Dominic. Ia merasakan sesuatu yang hangat mengalir di samping lehernya menuju bahunya, ditambah getaran dari tubuh kekar Dominic.

"Dominic yang ku kenal adalah Dominic yang ketus, arogan, pecemburu dan kejam tidak seperti sekarang, cengeng huh?." Sindir Tessa, Dominic terkekeh. Ia menangis karena ketulusan Tessa.

"Kamu pintar membolak balikkan hati ku, aku cintai kamu." Dominic mengecup leher Tessa, Tessa tersenyum.

"Aku juga cinta kamu." Lirih Tessa, ia membiarkan Dominic memeluknya membiarkan sampai hati, jiwa dan pikiran prianya itu lega.

Setelah itu Tessa melepas pelukan Dominic, ia menatap dalam mata tajam Dominic.

"Berjanji dan lakukan satu hal pada ku." Nego Tessa.

"Katakan."

Tessa tersenyum, ia mengambi lengan Dominic yang terluka meletakanya di dada bidang telanjang pria itu.

"Jangan lukai dirimu lagi dan..." Tessa menekankan dengen lembut tangan Dominic didada pria itu sendiri.

"Lawan rasa takut akan masa lalu mu, ingat kamu kuat kamu bisa menghadapinya dan yang terpenting sekarang ada aku...aku akan membantumu melawannya. Bisa?."

Awalnya Dominic menatap Tessa ragu tapi kemudian ia mengangguk pasti, ia yakin bisa melakukanya. Demi Tessa, ia sanggup.

Tessa tersenyum. "Tekan kuat-kuat sayang jangan biarkan dia menguasaimu." Urai Tessa lembut semakin meyakinkan Dominic, Dominic tersenyum.

"Aku bisa." Gumam Dominic. Tessa tersenyum lebar.

"Terima kasih, trimakasih, trimakasih, trimakasihhhhhh." Tessa mengecup pipi Dominic berkali-kali, Dominic terkekeh geli.

"Kenapa tidak disini saja huh?." Dominic memanyunkan bibirnya Tessa memutar bola matanya gemas lalu ia mencium bibir manyun itu. Dominic tersenyum dalam pagutan bibir Tessa, tidak ahli tapi tepat bagi Dominic.

Yeah hingga pada akhirnya Tessa berada dibawah kendali Dominic dan ia hanya bisa pasrah ketika Dominic menyatukan diri membawanya kesuatu kenikmatan yang tiada tara.

...............................................................................

Next????.

See u 😘😚😙

LOVE BETWEEN US (PLAY STORE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang