0-10

89.1K 2.5K 20
                                    

Autor Pov.

"Enak ya jadi kamu tiap hari ada yang antar jemput." Gumam Zalia, mereka sedang istirahat. Cukup ramai hari ini di toko bunga Zalia.

Tessa hanya tersenyum, ia sudah menceritakan semuanya tentang kehidupannya yang tiba-tiba bisa berurusan dengan Dominic, minggu lalu. Zalia sangat mengerti dan kalau pun Zalia jadi Tessa ia pun akan melakukan hal yang sama. Kasian, pikir Zalia. Gadis seperti Tessa seharusnya menikmati masa mudanya bukan bergelut dengan hutang.

"Emmm Tessa, boleh tanya?."

Tessa mengangguk, apapun yang ditanyakan Zalia ia berjanji akan menjawab selagi ia bisa menjawabnya.

"Dia selalu pakai pengamankan?." Tanya Zalia. Tessa tersedak ia segera minum lalu menatap Zalia dengan wajah yang merona.

Untuk perihal hubungan yang satu itu Tessa memang belum jujur pada Zalia tapi kenapa Zalia jadi mempertanyakanya.

"M..Maksud kamu apa?." Tanya Tessa grogi.

Zalia tersenyum manis. "Jangan pikir aku tidak tahu bagaimana hubungan kalian Tes, tidak mungkin dia tidak menyentuhmu. Kamu gadis yang sempurna tidak ada yang tahan jika didekatmu." Terang Zalia, Tessa semakin merona malu.

"Kami memang melakukanya tapi ini hanya hubungan tanpa komitmen yang ia bangun." Lirih Tessa akhirnya.

"Tanpa komitmen? aku tidak yakin."

Tessa menatap Zalia heran.

"Maksud kamu?."

"Jika benar tanpa komitmen pria itu tidak akan mengantar jemput mu, repot-repot menghubungimu walaupun jarang dan apakah ia lembut ketika sedang itu?." Kata Zalia menaik turun kan alisnya, Tessa mendengus.

"Apaan sih Za, udahlah." Tessa tidak mau ambil pusing karena selama ini ia memang menganggap hubungannya dengan Dominic benar-benar tanpa komitmen mengingat begitu dingin dan ketus nya Dominic padanya hingga Tessa tidak yakin bisa menyentuh Dominic yang tak tersentuhkan itu.

"Hahahaha, kamu selalu merona. Bagaimana? dia hebat tidak?." Zalia semakin gencar menggoda Tessa.

Hebat, sangat hebat. Desis Tessa dalam hati.

"Zalia hentikan." Peringat Tessa berbanding balik dengan desisan hatinya.

Zalia semakin tergelak sampai tersengal-sengal. "Uhhhh aduhhhh, maaf Tessa."

Tessa mendengus kecil, sahabatnya itu memang tidak pernah berubah.

"Sebaiknya kamu jangan memiliki perasaan padanya Tess, setau ku dia pria yang tidak suka menjalin hubungan khusus dengan para wanita tapi aku tidak tahu dengan mu mungkin ia mau. Ahh yang jelas jangan coba-coba mencintainya kalau kamu tidak ingin hancur berkeping-keping." Tiba-tiba Zalia menjadi serius.

Tessa mencerna perkataan Zalia. Zalia tahu seluk beluk Dominic yeah karena Dominin adalah taipan muda kaya raya asal Jerman yang terkenal di Indonesia, para wanita jelas mengetahui Dominic seperti Zalia, bahkan Zalia tahu jika Dominic seorang, Lady Killer. Hahhhh, Tessa mendesah dalam hati semoga saja ia tidak sampai menyukai Dominic tapi ia tidak yakin dengan perasaanya yang semakin hari semakin berbeda pada Dominic. Ohhh Tuhan, jaga hati Tessa.

....................................................................

"Jadi, kerjasama antara kita akan terjadikan?."

Dominic menatap datar pada rekan bisnisnya kali ini, aura yang ia pancarkan sangat aura kebisnisan saat sedang di kantor. Ia sedang berhadapan dengan pria pembisnis muda asal Chicago, USA. Julient Kennedy.

LOVE BETWEEN US (PLAY STORE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang