2-1

65.7K 2.3K 28
                                    

Autor Pov.

Sore itu cuaca menujukan sore hari yang indah, Dominic menepati janjinya mengajak Tessa ke tempat pembuatan Tatto kenalan Dominic. Awalnya Dominic berubah pikiran ketika mereka selesai dengan kegiatan ranjang panas mereka, dia ingin tetap di ranjang bersama Tessa tapi keinginan Tessa akan sebuah Tatto di tambah wajah memelasnya yang imut membuat Dominic dengan gusar menuruti permintaan Tessa.

"Kau berubah pikiran? rasanya akan sakit, aku ragu gadis seperti mu bisa menahan sakit tusukan sebuah jarum."

Tessa bergidik tapi entah kenapa ia ingin membuatnya.

"Tidak dan aku tidak takut."

Dominic menatap Tessa dengan dalam.

"Kau takut tapi kau memaksakan diri. Bagaimana jika Tatto tempel saja?."

Tessa menggeleng cepat. "Aku ingin Tatto sepertimu, permanen." Cetus Tessa.

Dominic mendengus. "Sejak kapan kau berubah keras kepala seperti ini huh?."

Tessa mengedikan bahunya acuh. Kemudian seorang pria gagah dengan Tatto yang hampir terlukis diseluruh tubuhnya menghampiri mereka.

"Kau datang lagi Sir. Marcussta, apa Tatto ku tidak bagus?."

Dominic menyeringai. "Tatto mu sangat bagus."

"Lalu kau ingin menambah Tatto lagi?."

"Tidak, dia yang ingin." Dominic mengedikan siku nya pada Tessa. Tessa tersenyum manis.

Pria Tatto itu menatap Tessa keseluruhan dan dapat diartikan bahwa ia terpesona dan tertarik pada Tessa hanya dengan sekali pandang.

"Jangan menatapnya, ia kekasihku." Cetus Dominic tajam. Tessa melotot tapi kemudian dia tersenyum. Sedikit demi sedikit, Tessa.

"Ohhh, maaf Sir. Marcussta."

Dominic mendengus. "Tatto'i hanya bagian pundak belakangnya saja sebelah kanan, tidak boleh melebih area yang ku tentukan. Jika ia meminta area lain jangan kabulkan." Cetus Dominic menatap Tessa tanpa bantahan, dan Tessa tau ia tidak akan bisa membantah.

"Baik, Sir., Emm ayo Nona, ikuti saya." Pinta penatto itu. Tessa mengikuti penatto itu diikuti oleh Dominic juga.

"Aku ikut hanya untuk memastikan kau aman." Cetus Dominic mendahulu Tessa, Tessa mencibir.

"Bilang saja kamu cemburu." Sungut Tessa.

"Aku dengar." Sahut Dominic ditempat khusus pembuatan Tatto. Tessa mengumpat tapi kemudian ia tersenyum.

"Silakan berbaring disini, Nona." Pinta tukang Tatto itu kikuk pasalnya Dominic tak lepas menatap gerak geriknya.

Tessa berbaring telungkup di atas ranjang khusus, lengan bajunya kanannya sedikit diturunkan.

"Dominic. Hanya boleh Tatto nama." Cetus Dominic sebelum tukang Tatto itu bertanya dan mengangguk paham.

Tessa memejamkan matanya ketika meraskan usapan lembut sebuah sarung tangan dan kapas dingin, hingga kemudian ia mulai merasakan sakit dengan perlahan merambat menjadi teramat sakit, Tessa menggigit bibir bawahnya menahan jeritan. Sementara Dominic menatap cemas pada Tessa yang sedang menahan jeritan.

"Jangan terlalu dalam menusuknya." Titah Dominic, ia mendekati Tessa, mengusap kepala gadis itu.

"Aku kan sudah bilang sakit, kau tetap nekad jadi bertahanlah sampai selesai."

Tessa memiringkan kepalanya untuk menatap Dominic, ia menitikan air matanya.

"Hentikan saja ya, kau kesakitan." Cemas Dominic, Tessa menggeleng.

LOVE BETWEEN US (PLAY STORE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang