Autor Pov.
Tinggal bersama Dominic sudah dalam hitungan minggu Tessa mulai merasakan perasaan yang aneh tatkala ia dan Dominic menghabisi malam-malam panas yang hampir tak pernah Dominic lewati. Dominic selalu menyentuhnya bahkan jika pria tampan itu lembur dan pulang larut malam, pria itu akan melampiaskan hasratnya menjelang pagi, pria itu seakan punya pasokan tenaga khusus untuk yang satu itu.
Pagi ini Tessa berencana memulai pencarian pekerjaan yang sempat tertunda seminggu lebih karena Dominic melarangnya untuk keluar tapi hari ini Tessa benar-benar tidak bisa menuruti keingin Dominic lagi karena bagaimana pun juga Tessa butuh pekerjaan.
Dominic yang baru saja menyelesaikan mandinya menatap Tessa secara keseluruhan, wanita itu sudah rapi dengan kemeja putih bersih, celana hitam dan rambut panjang pirangnya yang tergerai. Nampak sangat cantik dan seksi dimata Dominic yeah meskipun ia tak pernah mengatakanya langsung tapi jujur bagi Dominic Tessa memiliki segalanya sebagai tipe Dominic. Cantik, lemah lembut, seksi meskipun ia mencoba menutupinya dengan pakaian longgar-longgar tapi pakaian apapun yang dikenakan Tessa tidak dapat menyembunyikan kemolekan tubuhnya, Tessa memang mungil tapi kemungilanya mengisi di tempat-tempat yang pas, seperti payudara padatnya yang lembut yang menjadi kesukaan Dominic.
"Kau masih bersikeras mencari pekerjaan? aku kan sudah bilang tidak perlu." Cetus Dominic tidak suka. Tessa berbalik gugup.
"Maaf tapi aku harus demi janji ku padamu mengembalikan uang-uang yang kugunakan." Lirih Tessa, Dominic mendengus.
"Uang-uang ku yang kau gunakan bahkan tak pernah melampaui batas jadi tak perlu menggantinya." Tukas Dominic datar, pria itu berjalan ke arah lemari mengambil boxer lalu memakainya.
"Sedikit ataupun banyak aku akan tetap mengembalikanya karena uang itu milikmu."
Dominic menyeringai, ia mengambil kemeja hitam dan celana bahan hitam yang sudah disiapkan Tessa. "Bagaimana jika ku berikan saja uang itu untuk mu agar kau tidak perlu bekerja."
"Jangan, Aku bukan wanita yang suka menyambut uang yang bukan dari hasil jerih payahku." Tolak Tessa, Dominic menatapnya sejenak. Wanita ini dewasa aku suka pemikiranya. Gumam Dominic dalam hati tapi sejurus kemudian ia mengumpat karena telah mengangumi pemikiran Tessa.
Kembali Dominic memandang Tessa, setahu Dominic Tessa adalah lulusan Management Bisnis ahhh ya Tessa bisa bekerja di Perusahaan Dominic.
"Interview pada HRD di Perusahaanku dan aku akan menerimamu sebagai sekretarisku." Cetus Dominic. Tessa mengerjap, ia tergiur tapi sejurus kemudian ia ingat akan sesuatu yang bisa saja merusak nama baik Dominic jika ia menjadi Sekretaris Dominic.
"Tidak aku tidak bisa bekerja denganmu." Tolak Tessa halus hati-hati. Mata Dominic memincing. "Why?."
"Karena aku tidak mau orang-orangmu menduga aku bisa jadi sekretarismu karena diri mu."
"Memang." Ketus Dominic datar.
"Dan aku masih ingin menjaga nama baik mu sebagai orang yang baik hati padaku."
Ucapan Tessa yang terakhir membuat Dominic menatap Tessa tanpa ekspresi. Baik hati? huh yang benar saja! sejak kapan ada yang bisa menilai jika Dominic adalah pria baik hati? Dominic menertawakan dirinya sendiri dalam hatinya. Selama ini ia dikenal pria yang tak memiliki hati, bajingan kelas kakap, jiwa yang dikuasai Iblis dan apalah julukan mereka pada Dominic tapi Tessa? wanita itu justru mengatainya pria baik hati? what the hell?! tarik balik ucapan mu itu Tessa!.
"Terserah! yang penting kau tidak berniat untuk kabur dariku." Cetus Dominic, Tessa tersenyum lembut.
"Janji adalah janji."
Tessa menatap Dominic yang mengambil dasi dari dalam lemari, biasanya pria itu tak mengenakan dasi jika akan bekerja tapi nampaknya hari ini Dominic terpaksa mengenakan dasi terlihat dari raut wajahnya yang tak suka saat menatap dasi hitam senada dengan kemejanya.
"Meeting sialan." Umpat Dominic lalu ia mencoba memasang dasi nya sendiri. Tessa yang melihat segela usaha Dominic agar dasi itu terpasang rapi akhirnya merasa ia bisa membantu Dominic, dengan langkah anggunnya ia menghampiri Dominic berdiri didepan pria tinggi itu.
"Maaf." Tessa meminta maaf sebelum membantu Dominic memasang dasinya, Dominic menatap Tessa intens membiarkan jemari Tessa yang dengan lihai memasangkanya dasi.
"Sudah." Gumam Tessa puas, ia mendongkak menatap Dominic lalu tersenyum manis. Dominic menatap sepasang mata coklat madu itu, ia menggeram tertahan sebelum akhirnya mendorong tubuh Tessa kedinding, tangan kanannya merangkul pinggang ramping Tessa sementara tangan kirinya berada di kening Tessa, Dominic membuat tubuh Tessa membusung dan otomatis payudara Tessa menekan dada bidang Dominic.
"Apa yang telah kau lakukan padaku." Lirih Dominic, Tessa mengernyit mulutnya terbuka hampir mengatakan sesuatu tapi sudah keduluan di bungkam oleh ciuman sensual bibir Dominic. Karena bibir Tessa telah terbuka, ciuman itu berlangsung dengan sangat sensual. Dominic menggoda Tessa dengan belaian dan jilatan lidahnya dan kemudian mencicipi bibir Tessa dengan sedikit lebih dalam. Seperti biasanya ketika pria itu menciumnya maka Tessa akan terbuai, tangan kanan pria itu yang berada dipinggangnya menjadi penahan tubuh Tessa sementara tangan kiri yang ada di kepalanya menyisir rambut depan Tessa.
Sadar akan waktu membuat Tessa membuka matanya, ia mendorong dengan pelan dada bidang Dominic hingga ciuman itu terlepas.
"Ini sudah waktunya kamu berangkat kerja." Lirih Tessa, awalnya Dominic tidak suka dengan perkataan Tessa tapi kemudian ia menarik diri berjalan menjauh sambil mengumpat tentang pengendalian dirinya yang tidak bisa menahan diri jika di dekat Tessa.
Tessa menyentuh bibirnya yang masih terasa panas, ahhh jika saja ia tidak memberhentikan aksi Dominic mungkin kini ia sudah berakhir diranjang. Tessa beranjak dari tempatnya mengambil tas lalu berjalan keluar mengikuti Dominic yang sudah keluar lebih dahulu.
"Masuk." Kata Dominic membuka pintu mobil, Tessa menatap Dominic minta maaf.
"Maafkan aku Dominic, aku sudah memesan taxi."
Dominic menatap tajam Tessa, menukik tubuhnya yang tinggi.
"Tanpa seijin ku?."
Tessa menunduk. "Sekali lagi maaf."
Dominic mendengus gusar hingga akhirnya ia masuk ke dalam mobil dan tanpa pamitan melesatkan mobilnya, Tessa menghela nafas menatap body belakang mobil Dominic yang semakin jauh lalu tak lama itu taxi pesananya datang.
"Ke jalan pusat saja Pa." Pinta Tessa.
....................................................
Sementara Dominic, ketika pria tampan itu sampai di kantor ia langsung menghubungi seseorang sebelum memulai meeting pentingnya.
"Awasi Tessa Bianic! laporkan segala kegiatanya dalam satu jam sekali!." Entah kenapa Dominic menjadi sangat posesif tanpa di ketahui Tessa yang jelas ia tidak ingin gadis itu berada diluar jangkauanya.
.................................................................
Gimana sama karakternya Dominic? atau masih ada yang suka sama karakternya Edward? bagi yang pernah baca PCU. Yeah sebenarnya sih sama2 aja kan huhuhu itu karena aing gak bisa lupain Edward tapi Dominic lebih sangarkan, ahhh ya udalah yang penting sama2 tampan.
Next part yaaa...Waittttt.
See u 😘😚😙
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BETWEEN US (PLAY STORE) ✔
RomansaSudah terbit E-BOOK. Dapatkan versi lengkap dan next chapternya di PLAY STORE Link LBU ebook https://play.google.com/store/books/details?id=oyuqDwAAQBAJ&1101l7N6J A Sexy Romance Tessa Bianic, gadis malang yang harus menanggung beban hidup yang begit...