0-9

79.6K 2.9K 19
                                    

Autor Pov.

Tessa dan Zalia menghela nafas senang hari pertama bekerja bersama di toko bunga sudah ramai pembeli, memang di antaranya pria-pria muda iseng yang membeli bunga sekedar ingin melihat Tessa yang memang cantik mempesona, ahhh siapapun yang melihatnya pasti akan terpesona. Seperti halnya Julient, pria itu memang sudah pergi tapi ia pergi karena ada keperluan yang mendesak, ia pamit pada Tessa bukan pada Zalia tapi Zalia tidak mempermasalahkan itu karena Tessa sejak dulu memang sudah menarik mata para pria. Zalia melihat bahwa sepupunya itu sangat tertarik pada Tessa tapi sejauh yang Zalia tilik Tessa justru sebaliknya. Zalia tersenyum kasihan pada nasib sepupu tampanya yang baru datang dari Chicago, USA.

"Sudah malam kita tutup ya." Kata Zalia mengubah tanda buka menjadi tanda tutup di depan pintu.

"Besok aku kemari lagi kan?."

Zalia tertawa. "Tentu saja, kalau kamu tidak kesini bunga-bunga ku takan laku."

Tessa tertawa pelan, ia meraih tas nya.

"Mau ku antar pulang?." Tawar Zalia.

Tessa tersenyum, ia melirik jam pukul 8 lewat, kalau ia meminta Dominic menjemput mungkin pria itu sedang lembur dan Tessa tidak berani mengganggu.

"Bo----"

Ponsel Tessa berdering, Tessa segera merogoh ponselnya menatap layar dengan senyum merekah, Dominic menelponya.

"Hallo."

"Aku sudah didepan."

Tessa mengeryit apa maksudnya sudah didepan? karena penasaran Tessa melirik ke depan dan benar di sana mobil Dominic menunggu. Pria itu menguntitnya? pikir Tessa tapi itu tidak penting.

"Iya tunggu."

Dominic memutuskan sambungan, Tessa menatap Zalia minta maaf.

"Kenapa?." Tanya Zalia.

"Maaf Zalia aku tidak bisa pulang dengan mu didepan sudah ada yang menungguku." Lirih Tessa, Zalia berjinjit melihat keluar melihat sebuah mobil mewah terparkir.

"Siapa?." Tanya Zalia penasaran.

"Emmm-----"

TINNN TINNN TINNNNNNNN.

Tessa dan Zalia melompat kaget. Dominic sudah bosan menunggu.

"Besok akan ku ceritakan, bye Zalia." Tessa berlari keluar. Zalia mengikut kemudian sambil mengunci pintu toko ia mencoba menilik siapa yang menjemput Tessa tapi sayang tidak bisa.

"Bye Za!." Tessa melambai dibalas lambaian Zalia.

"Emmm pantas saja Tessa nampak tidak tertarik pada Julient ehhh ternyata dia sudah punya dan sepertinya kaya raya. Ohhhh Julient, kau kalah start." Gumam Zalia lalu beranjak pergi.

...................................................................

"Siapkan air hangat di bathtub Tessa, aku ingin berendam." Titah Dominic. Tessa mengangguk patuh, ia segera menyiapkan apa yang Dominic minta, menuangkan parfume estensial aroma musk parfume mandi mahal, Tessa benar-benar tergoda dengan aromanya.

"Tessa."

Tessa terlonjak kaget, ia tidak sadar Dominic sudah menunggu.

"Maaf, silakan." Tessa hampir keluar dari kamar mandi marmer itu jika Dominic tidak menahanya.

"Mau kemana? aku tidak menyuruhmu pergi." Dominic mencekal pelan lengan Tessa, Tessa berbalik dengan kikuk, ia gagal fokus pada bagian bawah Dominic, Dominic menyeringai.

"Mandi bersamaku."

"Eh? huh?." Astaga Tessa gelagapan.

"Mandi bersamaku Tessa." Ada nada geli ketika Dominic mengulang kata-katanya yang diterima Tessa dengan wajah merona. Memang sih dia belum mandi tapi ia tidak pernah terpikir akan diajak mandi bersama oleh Dominic.

Dominic melepas cekalanya ia melangkah memasuki bathtub menyandarkan diri dengan nyaman disana. Sementara Tessa ia masih bingung harus berbuat apa.

"Buka baju mu dan segera kemari." Gumam Dominic menatap Tessa Intens, Tessa tidak bisa menolak akhirnya meronggok seluruh pakaianya di lantai hingga ia telanjang bulat, Dominic menatap Intens tubuh putih mulus Tessa yang sudah sangat ia hafal.

Tessa melangkah masuk dengan ragu. Pria itu bersandar di kepala bathtub dan menarik Tessa ke pangkuannya. Tessa bersandar dengan nyaman di dada Dominic yang bidang. Seluruh punggung dan bagian belakang tubuhnya menempel dengan seluruh bagian depan tubuh Dominic, mereka berendam dengan nyaman, aroma parfum estensial musk mulai memenuhi ruangan, bercampur dengan air hangat yang merendam tubuh mereka.

"Siapa Zalia?." Tanya Dominic

Tessa mengeryit, pria ini benar-benar menguntitnya sampai-sampai ia sudah tahu nama sahabatnya.

"Zalia sahabatku waktu kuliah, kami baru bertemu setelah dua tahun menentukan jalan masing-masing."

Dominic mengecup leher jejang Tessa.

"Dan dipertemukan kembali ditoko bunga? begitu."

Tessa tidak menjawab ia justru mendesah saat Dominic semakin gencar mengecup lehernya, Tessa memiringkan lehernya memberi akses yang lebih luas untuk bibir Dominic.

Jemari Dominic bergerak nakal mengusap puting payudara Tessa yang mengeras.

"Emmgghh Dominic." Desah Tessa tertahan, ketika Dominic mencubit kedua puting Tessa.

Dada itu licin terkena estensial yang mengandung minyak mawar yang bercampur air hangat dengan puting yang tegak karena terkena angin, Dominic memainkannya dengan lembut membuat Tessa mengerang dan menggerakkan pinggulnya. Merasakan kerasnya kejantanan Dominic yang menekan-nekannya dari belakang.

"Angkat sedikit Tessa." Dominic membantu Tessa bergerak, dan dengan mudah memasukkan kejantanannya yang sudah begitu keras, menyatukan dirinya dengan kewanitaan Tessa yang sudah begitu siap menerimanya. Mereka mengerang bersama-sama, menikmati penyatuan yang begitu erotis itu. Kemudian Dominic menggerakkan pinggulnya pelan, menggoda Tessa, membuat gadis itu menggeliat penuh gairah, jemarinya menyentuh titik sensitif di antara kedua paha Tessa dan memainkannya sambil terus bergerak dengan ritme yang teratur, menciptakan riak pelan di air mandi mereka.

"Pelan-pelan Tessa." Dominic terus memberi instruksi pada setiap gerakan Tessa. Gerakan Dominic lama-lama makin cepat dan makin bergairah dan air di sekitar mereka mengikuti irama percintaan mereka. Hingga akhirnya meledaklah mereka, Dominic tidak pakai pengaman tapi ia tidak terlalu peduli masa suburnya belum berlaku saat-saat ini.

Mereka lalu terengah bersama dalam diam yang erotis. Tessa menyandarkan kepalanya di dada Dominic menikmati debar jantung Dominic yang berpacu cepat setelah orgasmenya dan gerakan naik turun dadanya yang tersengal.

"Ayo." Dengan lembut yang tidak disangka-sangka dia mengajak Tessa berdiri melangkah keluar dari bathtub dan mengarahkannya ke pancuran. Dan sekali lagi mereka bercinta di bawah pancuran.

Ohhhh Dominic tidak akan pernah puas menyentuh Tessa sampai kapanpun.










....................................................................

Aing udah pernah bilangkan bakalan ada part selanjutnya yg gitu-gituan.... jadi mohon kebijakanya dalam membaca yaaaa jgn jadikan fantasi aing merusak kalian ehhhh tapi jangan juga berhenti baca apalagi ngevote cerita aing 😂😂 kita sama2 saling memperingati aja yaaa...😊

To be continue next part.....

See u 😘😚😙

LOVE BETWEEN US (PLAY STORE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang