0-6

88.6K 2.8K 22
                                    

Autor Pov.

"Tessa!." Ratna mengguncang tubuh Tessa, Tessa yang baru sadar jika ia tertidur dikamar adik-adiknya memandang Ratna dengan penuh tanda tanya.

"Di bawah ada seorang pria mencarimu."

Mata Tessa membulat sempurna, ia bangkit hendak menemui seseorang itu yang ia yakini adalah Dominic. Sebelum Tessa melangkah, Ratna mencekal lengan Tessa kuat.

"Bu, sakit." Ringis Tessa.

"Kamu gak buat macam-macamkan?."

Tessa menggeleng berusaha melepaskan cekalan Ibu nya.

"Tessa tidak tau Bu, Tessa belum melihat orangnya."

Ratna melepas cekalanya lalu Tessa segera turun, Ratna mengikut di belakang.

Benar dugaanya, memang bukan Dominic yang datang tapi orang suruhan pria itu lah yang datang, Tessa tidak perlu menduga-duga karena terbukti dari mobil yang terparkir dihalaman rumahnya.

"Nona Tessa." Sapa seorang berjas hitam.

"Ya?."

"Tuan meminta anda agar segera menemuinya."

Ahhh Dominic benar-benar melakukanya.

"Tapi saya---"

"Masalah itu akan saya bicarakan dengan Ibu anda dan sekarang saya minta anda temui Tuan, dia menunggu di mobil."

Tessa mengangguk, sebelumnya ia menatap Ibu nya yang nampak kebingungan kemudian ia melangkah keluar.

Gadis itu menatap Dominic dalam diam, tidak ada yang memulai pembicaraan hingga Tessa mulai merasa jengah, ia berdeham baru mengeluarkan suaranya.

"Kamu serius?."

Dominic mengangguk.

"Tapi jika aku pergi Ibu ku akan sendirian, adik-adik ku baru saja di jemput Paman dan Bibi ku, rasanya aku tidak bisa meninggalkanya." Papar Tessa.

Astaga kenapa Tessa harus begini? Ibu tiri yang tidak tahu diri itu masih saja ia pikirkan, Dominic mendengus tidak suka.

"Kau tidak perlu memikirkanya dia bersama kekasihnya."

Tessa mengernyit, ohh tentu saja yang Dominic maksud kekasih Ibu nya itu adalah Om Arman.

"Tapi---"

"Cukup, suruhanku akan mengurus segalanya dan kau..." Dominic menatap Tessa dalam. "Akan tinggal bersamaku."

Tidak punya pilihan lagi akhirnya Tessa pasrah ia menatap Dominic. "Izinkan aku mengemasi barang-barangku dan berpamitan."

Dominic menggeleng. "Tidak perlu mengemas barang-barangmu."

Kedua alis Tessa berkerut. "Setidaknya Izinkan aku mengambil barang-barang pentingku sedikit saja dan meminta izin pada Ibu."

Kembali Dominic mendengus. "Baiklah, jangan lama-lama."

Tessa tersenyum kemudian ia turun, saat masuk kedalam rumah ia melihat raut wajah berseri Ibu nya, Ratna menghampiri Tessa lalu memeluknya.

"Kamu mau pergi? silakan, yang penting aku sudah mendapatkan banyak uang dari kepergianmu." Bisik Ratna, Tessa menghela nafas pelan, rasanya sakit sekali.

"Sekarang Ibu bisa bersenang-senang." Gumam Tessa, acuh tak acuh ia melangkah menaiki tangga. Ia mengemas beberapa barang peninggalan mendiang Ibu dan Ayahnya dan juga boneka milik Jasmine dan Rose, Tessa menyerap semua kenangan tentang rumah ini sebelum memutuskan pergi, ia harus bisa ini demi kebaikanya dan setelah yakin ia melangkah menuruni tangga menatap Ibu tirinya yang nampak angkuh memeluk sebuah koper yang sama sekali Tessa tidak peduli apa itu.

LOVE BETWEEN US (PLAY STORE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang