0-4

92.1K 3.1K 22
                                    

Autor Pov.

Seminggu, masih dalam usaha mencari pekerjaan Tessa tidak pernah menyerah menyeret langkah-langkahnya untuk mendapatkan sebuah pekerjaan yeah meskipun dia punya kartu debit yang isinya banyak sekali uang tapi Tessa enggan sering-sering menggunakanya, ia gadis yang tahu diri kartu debit itu milik Dominic dan suatu saat Dominic pasti mengambilnya dari Tessa. Bersinggungan dengan usahanya mencari pekerjaan Tessa selalu menuruti kehendak Dominic, hampir semingguan ini di setiap malam mereka bercinta, Dominic seakan tidak pernah puas menyentuh tubuh Tessa dan Tessa pun akui ia terbuai akan malam-malam panasnya bersama Dominic.

Contohnya malam ini, mereka baru saja menyelesaikan malam panas mereka. Keduanya masih terengah-engah dalam sisa pusaran klimaks yang dasyat. Dominic menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang mereka lalu seperti malam-malam biasanya ia akan memeluk Tessa setelah usai bercinta, tidak tahu kenapa yang pasti dia suka memeluk tubuh wanita mungil itu padahal dia tidak pernah seperti itu pada wanita manapun sebelumnya tapi entah kenapa pada Tessa dia mau melalukanya.

"Dominic." Lirih Tessa, ketika ia merasakan nafas hangat pria itu menyapu lehernya, posisi mereka Tessa membelakangi Dominic yang memeluknya.

"Hmmm?."

Sebenarnya Tessa tidak tega membangunkan Dominic karena sudah menjadi kebiasaan pria itu setelah bercinta adalah tidur tapi nampaknya Tessa harus melakukanya.

"Boleh aku pulang?."

Mata Dominic nyalang seketika, ia melirik jam.

"Ini sudah sangat malam lagian kau biasanya pulang pagi bersamaan denganku pergi bekerja."

Tessa bergerak tidak nyaman dalam pelukan Dominic, suara Dominic jelas tidak memperbolehkanya.

"Ibu ku akhir-akhir ini mencurigaiku karena aku selalu pergi sore hari dan pulang pagi, aku tidak ingin dia berpikir macam-macam dan berniat ingin mencari tahu dan aku tidak ingin dia tahu tentang ini." Lirih Tessa. Dominic mendengus.

"Kenapa dia harus peduli? bukankah kau sudah memberikan dia segalanya? jadi untuk apa kau masih mengurusinya." Ketus Domini.

"Dominic, aku anaknya...jelas saja dia peduli."

"Karena kau menghasilkan uang untuknya makanya ia peduli." Ketus Dominic lagi, Tessa mendengus kecil.

"Jadi, apa aku boleh pulang? hanya malam ini...Emmm malam berikutnya aku akan mencari alasan agar ia tidak semakin curiga." Ulas Tessa. Dominic mendengus kemudian dia melepas pelukanya.

"Bersiap aku akan mengantarmu."

Tessa bangkit lalu tanpa di duga ia mengecup bibir Dominic, Dominic menerimanya dengan datar.

.............................................................

"Kau tidak perlu mencari alasan untuk membohongi Ibu mu lagi, besok aku akan menjemputmu." Cetus Dominic ketika Tessa akan turun dari mobilnya, Tessa melongo.

"Apa?."

"Kau akan tinggal bersamaku."

Hah? Tessa semakin melongo. Ada apa dengan Dominic.

"Kamu akan mengatakan pada Ibu ku bahwa kita--"

"Jangan konyol, aku punya alasan lain agar kau bisa tinggal bersamaku." Tukas Dominic. Tessa semakin tambah melongo.

"Tap---"

"Aku tidak suka bantahan, sekarang kau bisa turun sebelum aku membawamu kembali lalu kau tahu kan apa selanjutnya yang akan kita lakukan."

Tessa segera turun, sempat ada sedikit tatapan geli dari Dominic.

"Besok siang aku menjemputmu." Peringat Dominic, Tessa mengangguk lalu menutup pintu mobil dan membiarkan mobil itu pergi. Tessa menghela nafas berat, ia berjalan dengan gontai menuju rumahnya ahhhh ini sudah menjadi kebiasanya berjalan dari belokan komplek ke rumahnya, ia tidak ingin Dominic mengantarnya di depan rumah.

"Ibu." Panggil Tessa, ia lupa membawa kunci cadangan, tak ada respon dari Ibu nya lalu ia mencoba membuka pintu mungkin tidak dikunci dan dugaanya benar. Tessa masuk lalu mengunci pintu, ia berjalan ke arah kamar adik-adiknya tersenyum melihat adiknya yang sudah terlelap, kemudian ia menuju kamarnya tapi langkahnya terhenti saat melihat kamar Ibu tirinya sedikit terbuka.

"Tidak seperti biasanya Ibu lupa menutup pintu." Gumam Tessa, berinisiatif menutup pintu kamar Ibu nya tiba-tiba saja ia dibuat kaget luar biasa atas apa yang ia lihat. Ibu tiri nya tengah memadu kasih dengan seorang pria yang tak ia kenal, Tessa membekap mulutnya lalu mengendap-ngendap berjalan menuju kamarnya. Ia mengunci kamarnya dengan hati berdebar kencang, perbuatan Ibu nya yang tak sengaja ia lihat membuat hati nya sakit, berani sekali Ibu nya melakukan hal itu disaat ia pergi dan tidak memikirkan bagaimana jika adik-adiknya terbangun lalu melihat pergulatan Ibu mereka dengan pria itu. Air mata Tessa menetes, ia akan memikirkan lagi keingin Dominic untuk tinggal bersama, setelah melihat perbuatan Ibu nya ia tidak tega harus meninggalkan adik-adiknya, ia takut adik-adiknya melihat hal yang belum pantas mereka lihat ketika Tessa tidak ada dirumah. Tessa merogoh ponselnya untuk menghubungi Dominic.

Sementara Dominic, baru saja ia sampai di halaman rumahnya Tessa menelpon. Dominic sempat tersenyum kecil.

"Hallo?."

"Dominic."

Suara Tessa yang bergetar tanda gadis itu sedang menangis membuat Dominic mulai diberondongi rasa penasaran.

"Ada apa?." Masih setia memberi kesan datar tapi sungguh ia penasaran.

"Sepertinya aku tidak bisa tinggal bersamamu."

Mata Dominic memincing, ia belum keluar dari mobilnya.

"Kenapa?." Sarat akan ketidaksukaan.

"Ekkkhhhmmm, aku baru saja melihat perbuatan Ibu ku yang tidak senonoh....Hiks, jika aku tinggal bersamamu itu berarti aku harus meninggalkan adik-adikku....Aku tidak bisa meninggalkan mereka dalam keadaan Ibu ku seperti ini jika pun aku membawa adik-adikku kamu pasti tidak mau, jadi aku sungguh tidak bisa memenuhi keinginan mu untuk tinggal bersama."

Rahang Dominic mengetat ia mencengkram stir mobil. Wanita tua bangka itu lagi-lagi berbuat ulah.

"Berhenti menangis lebih baik kau tidur dan anggap kau tidak melihat apa yang Ibu mu perbuat, aku akan mengurus masalah ini."

Belum sempat Tessa membalas perkataan Dominic, pria itu sudah mematikan sambungan secara sepihak, ia menggeram kemudian ia menghubungi seseorang.

"Cari selengkapnya tentang keluarga besar Bianic." Cetusnya menatap tajam ke depan.

Entah kanapa ia sangat mengusahakan Tessa untuk tinggal bersamanya hingga ia mau melakukan apapun agar gadis itu bisa tinggal denganya.

"Setelah dapat kirim ke email ku."

...................................................................

Malam sudah sangat larut Dominic belum sama sekali tidur, ia tengah membaca informasi data lengkap keluarga Bianic. Dominic menyeringai, ia punya seribu cara agar Tessa tinggal bersamanya meskipun ia harus sedikit memisahkan Tessa dengan Adik-adiknya tapi Dominic tidak peduli itu yang penting Tessa bersamanya, hanya itu.



................................................................

Posesif yang ketus, hemmm kasian Tessa ya tapi gak apa yang penting bareng Dominic chayanggkk.

Terus pantau kelanjutan cerita aing yaaaa... Waittttt.

See u 😘😚😙

LOVE BETWEEN US (PLAY STORE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang