❄ Chapter 5 : Our Brand ❄

708 83 25
                                    

Taylor's POV

Hari ini adalah hari ke-7 dalam berjualan Frozen Yogurt bersama Niall. Selama seminggu penuh ini, kita mengalami pasang surut pelanggan. Oh ya, kami berjualan di depan rumahku. Kami hanya berjualan sepulang kuliah. Itu mengapa keuntungan kami belum menetap.

Teman-teman di Universitas juga tidak tahu tentang usaha yang baru saja kami kelola. Lagipula aku tidak ingin mereka tahu, aku takut mereka akan mengejek, ya walaupun tidak semuanya sombong dan menyebalkan. Apalagi jika Harry yang tahu, aku akan sangat-sangat malu.

"Tay, aku pesan satu Frozen Yogurt rasa blueberry yaa..." pesan seorang gadis kecil, yang tak lain adalah tetanggaku.

"Iya, Molly.. Wait a second.." aku langsung mengambil sebuah cup dan memasukan frozen yogurt ke dalamnya.

"Ingin pakai topping atau tidak? Jika dengan topping kau harus menambah setengah dollar," tawarku.

"Tidak, Tay... Aku hanya punya 1,5 dollar." balas Molly, aku langsung menancapkan sendok kecil di atas es yogurt ini.

"Baiklah... Ini Froyo spesial untuk gadis cantik sepertimu..." pujiku memberi frozen yogurt kepada Molly dan mencubit pipi gembul Molly, setelah ia memberikan satu setengah dollarnya padaku.

Setelah Molly pergi, aku langsung menengok ke arah tempat duduk kecil yang berada tidak sampai satu meter dariku. Niall sedang tertidur pulas dengan posisi duduk. Aku tidak tega untuk membangunkannya, ya walaupun stan froyo hari ini cukup ramai. Padahal seharusnya, setiap lima belas menit, kami bergantian untuk melayani pelanggan.

Aku kepikiran untuk mengabadikan momen Niall tidur di saat kami berjualan. Kali saja saat kami sukses, kami bisa mengenang masa-masa perjuangan kami. Itu juga kalau akhirnya sukses dengan bisnis ini.

Aku mematikan bunyi kamera di telepon genggamku, agar Niall tidak terjaga saat aku membidik wajahnya. Mengenai handphoneku, aku tidak akan menjualnya, meskipun nanti pada akhirnya mungkin akan kaya. Handphone ini adalah hasil tabunganku, ini bukan smartphone seperti dimiliki orang-orang. Kekuatan lensa kamera juga paling besar hanya 2.0 MP. Tapi aku selalu mensyukurinya.

Aku berhasil mengambil foto Niall yang tertidur. Setelah aku menyimpan gambarnya, Niall terbangun. "Apa yang kau tertawakan?" tanya Niall membuka matanya perlahan. Aku masih sibuk menyimpan beberapa gambar Niall. Memang Handphoneku sangat lamban.

"Aah, tidak-tidak.." aku langsung memasukan Handphoneku ke saku celana.

"Oke, apa aku sudah tidur selama lima belas menit?" tanya Niall bangkit dari kursi.

Aku hanya membalasnya dengan senyuman. Niall tahu sendiri apa maksud dari senyumanku, dia langsung berdiri di belakang stan frozen yogurt kami. "Ah, mengapa tidak langsung saja saat aku bangun langsung ada pelanggan.." gerutu Niall baru lima menit ia berdiri.

"Huh, kau pikir stan kami sudah tersohor? ya, sabar saja dengan pasang surut pelanggan.." ucapku tidak kalah menyebalkan dari gerutuannya.

"Jangan galak-galak, Tay.. Aku kan bercanda.." Niall langsung menyengir kuda. Aku mengerucutkan bibirku.

"Selamat datang di Yogurt In Love.. melayani dengan cinta, ingin pesan apa?" tanya Niall ramah kepada dua orang yang sepertinya sepasang kekasih.

"Pesan dua froyo kiwi, dua froyo raspberry, dan satu froyo plain yaa..."

"Oke, tunggu sebentar.." dengan telaten dan cepat, Niall selesai memasukan yogurt beku ke dalam cup. Memang kinerja kerja Niall selalu saja lebih baik daripada aku.

"Mau pakai topping apa? disini tersedia topping kacang garing, bubuk cokelat, permen warna-warni, dan cornflakes. Jika ingin dengan topping, hanya dengan menambah setengah dollar lho.. bahkan bisa pilih dua macam topping," tawar Niall sangat ramah. Aku membidik foto Niall lagi, tapi kali ini versi yang semangat kerja.

"Oke, beri semua frozen yogurt yang kupesan dengan tambahan topping kacang garing dan bubuk cokelat.." ucap pemesan tadi, tapi kali ini yang perempuan.

Niall memasukan kacang garing dan bubuk cokelat secara rapih. Lalu menutup froyo dengan penutup cup, dan memasukannya ke dalam plastik.

"Jadi berapa semua?" tanya pemesan yang laki-laki.

"Hanya sepuluh dollar saja..." jawab Niall tetap tersenyum. Orang itu memberi uang kepada Niall. "Terimakasih, jangan lupa untuk kembali ke Yogurt In Love.." ucap Niall ramah memberikan plastik berisi lima bungkus frozen yogurt.

"Yogurt In Love?" tanyaku heran, karena aku tidak sama sekali menamai produk kami dengan nama itu.

"Ya, bagus kan.. apalagi slogannya. 'Melayani dengan cinta'. Itu sangatlah keren, Tay.." balas Niall dengan semangat mengepalkan tangannya ke atas udara.

"Ya, bagus sih.. tapi yakin mau dengan nama itu?" tanyaku karena masih ragu dengan nama yang Niall berikan.

"Eh? Kok nada bicaramu seperti ragu-ragu sih? Sudahlah terima saja, itu nama brand terbaik yang pernah aku buat lho!!" ucap Niall membenarkan kerahnya, sok keren dasar!

"Ya kan brandmu hanya satu..." balasku mendatarkan mimik wajahku.

"Tolonglah, Tay.. Yogurt In Love yaa nama brandnya. Dan mottonya 'Melayani dengan CINTA'. Please!!" mohon Niall memegang kedua pergelangan tanganku halus dan menatapku lekat-lekat.

"Jangan memberi tatapan itu. Aku tidak akan tertarik dengan matamu itu! Baiklah, itu nama brand dan mottonya." kataku akhirnya menyetujui. Sebenarnya sejak tadi aku juga setuju sih, hanya sedikit saja kok tingkat keraguannya. Hanya saja aku ingin melihat sahabat kecilku ini memohon.

"HOREE!!" sorak Niall melepaskan pegangannya dari tanganku, lalu berloncat-loncat layaknya anak kecil yang baru saja menang lomba lari.

To Be Continued

_____________________________

(W/N) Ayo Vote+commet... Oh ya, aku baru ganti cover lho.. gimana? imut gak? Hahaahah

Menurut kalian chapter selnjutnya bakal gimana? yuk jawab di comment :))

Chapter ini aku dedikasiin untuk @ValCupcakes :)) hehehe baca juga yuk ceritanya dia yang 'Dear Diary', bagus tau.. eike juga suka baca.. :D

Wednesday, June 18, 2014

Frozen Yogurt (Taylor Swift and Niall Horan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang