Niall's POV
Hari ini aku sudah menyiapkan cokelat untuk kuberikan kepada gadis yang kucintai. Taylor? Bukan kok, gadis ini aku baru suka semenjak duduk di bangku kuliah. Gadis ini bernama lengkap Annabella Avery Thorne, atau lebih sering disapa dengan nama, Bella. Tapi selalu saja, perasaan tidak yakin selalu muncul jika aku sedang ingin mendekati Bella. Ini semua karena, orangtua Bella adalah seorang politikus yang terkenal di United States. Sedangkan aku bukan anak dari keluarga berada.
"Hai, Bella..."sapaku, akhirnya aku menemukan sedang duduk di kursi taman universitas kami dan juga membaca buku perekonomian sesuai dengan bidang yang ia minati, perekonomian.
Bella hanya tersenyum simpul, lalu aku mulai duduk disampingnya. Ya Tuhan, tolong kuatkan aku...
"Bella, aku punya cokelat.. Ini untukmu... "aku langsung saja memberikan cokelat bermerek 'Delfi' untuk dirinya.
"Maaf, Niall.. aku sedang menjalankan program diet. Jadi, aku tidak bisa menerima cokelat itu... Maaf yaa..."kata Bella menolak coklat pemberianku.
"Oh, baiklah..."aku pasrah saja lah. Mau bagaimana lagi? Toh aku juga tidak ingin gadis pujaanku ini berubah gemuk layaknya beruang.
"Hai, Niall.. Hai, Bella... ini ada undangan untuk kalian..."tiba-tiba Harry sudah berada di hadapan kami. Aku dan Bella langsung mengambil undangan yang Harry kasih.
"Pesta apa ini, Harry? sekarang kan bukan hari ulang tahunmu"tanya Bella. Huh- gadis-gadis di Universitas ini memang selalu saja kenal pada Harry, bahkan hafal tanggal ulang tahun Harry.
"Hanya sebuah pesta musim panas.. aku tahu kalian pasti suka kan dengan pesta musim panas?"jawab Harry yang langsung disambung dengan pertanyaan untuk kami.
Aku dan Bella hanya mengangguk. Dan saat Harry ingin meninggalkan aku dan Bella...
"Harry, aku ikut denganmu saja yaa.. "ujar Bella langsung menggandeng erat tangan Harry. Huh- rasanya sangat sakit hati ini.. </3
"Boleh.. Ayo!"Harry juga langsung menggenggam erat tangan Bella.
"Bye, Niall..."pamit Harry dan Bella. Huh! selalu saja, Harry mengganggu keromantisanku dengan Bella. Eh- tapi kalau dipikir-pikir, aku juga tidak pernah seromantis Harry sih... Yasudahlah mau bagaimana lagi.
***
Taylor's POV
"Hello, Taylor.. ini aku ada undangan untukmu.."ucap Harry, kami bertemu di koridor kelas perekonomian, di sini juga ada Bella, dia bertingkah sok mesra dengan Harry. Huh! menyebalkan sekali. Kalian tahu mengapa aku bilang seperti ini? Karena aku suka pada Harry, bahkan sejak masih duduk di bangku SMA, dulu aku sesekolah dengannya hingga sekarang. Tapi walaupun sekolah atau tempat belajar kami selalu sama, tetap saja aku dan Harry tidak kunjung dekat. Harry tidak pernah peka dengan hati gadis miskin sepertiku.
"Taylor? Kenapa melamun?"tanya Harry seraya menggerak-gerakan telapak tangannya tepat di depan wajahku, paling hanya sekitar 15 cm jaraknya.
"Ah, tidak apa-apa.. aku hanya sedang memikirkan sesuatu. Oh ya? pesta apa ini?"tanyaku kembalisambil menerima undangan ini.
"Pesta menjelang musim panas... Ini undangannya, sudah yaa, aku dan Bella akan shopping pakaian untuk nanti malam. Bye Tay..."balas Harry sekaligus pamit. Yaampun, hanya pesta seperti ini saja mereka harus beli baju baru. Mengapa mereka sangat hobi menghamburkan harta orangtua mereka masing-masing(?) ~pikirku.
"Tay... "ada seseorang menepuk pundakku, sudah kutebak. Ini pasti Niall. Aku berbalik kebelakang, dan ternyata benar. Mengapa Niall terus sih yang selalu bersamaku? kami itu sudah seperti saudara kembar saja...
KAMU SEDANG MEMBACA
Frozen Yogurt (Taylor Swift and Niall Horan)
Fanfic[CHECK THE TRAILER] Taylor Swift, 19 tahun, seorang mahasiswi yatim piatu yang selalu bermimpi menjadi pengusaha sukses di usaha muda, walaupun peluang Swift sangatlah kecil. Why? banyak alasan untuk pernyataan tadi. Pertama, Swift adalah anak yatim...