Taylor's POV
Tak terasa akhirnya aku dan Niall telah berhasil mengumpulkan masing-masing 500 dollar. Aku sangat bersemangat hari ini, kami akan membeli Ice cream maker machine. Sebenarnya aku juga tidak tahu pasti tentang harga mesin itu.
"Sedang memikirkan apa?"Aku tersentak, karena aku sedang sedikit melamun. Di jendela sudah terdapat Niall yang duduk dengan santainya sambil membawa Goodie Bag.
"Aku sedang bingung nih... kira-kira harga mesin itu berapa yaa?"jawabku lalu bersiap-siap menaruh uang-uangku yang berantakan ke dalam tasku.
"Tenanglah, paling harganya juga tidak sampai 1000 dollar..."
"Eh? mana tempat tidurmu?"sambung Niall setelah menyelidiki isi kamarku yang kini sangat sepi akan barang-barang.
"Aku sudah menjualnya... hehehe"jawabku cengengesan, ya aku memang menjual semua yang aku tidak perlukan. Kurasa tempar tidur kurang diperlukan untukku.
"Ta-tap-tapi kau tidur dimana?" Niall masih kaget setelah aku menjawab tadi.
"Aku tidur di sofa ruang tamu. Jadi sekarang, ruangan ini bukan kamarku. Disini ruang kerja dan ruang belajarku,"jelasku.
"Wah! kau ini berjualan sangat niat yaa... Baiklah, ayo berangkat" ajak Niall akhirnya turun dari jendela.
Aku segera keluar dari rumah, tapi sebelum itu aku telah berpamitan dengan Bibi Courtney dan ia mengizinkan. Bahkan bibi dan paman sangat mendukung dengan rencanaku dan Niall.
***
Aku dan Niall sampai di pasar elektronik. Kami mencari-cari toko yang menjual Soft Ice Cream Machine. Memang mesin itu lumayan langka di pasar ini, padahal ini kan pasar khusus elektronik. -_-
"Wah, ini kan mesinnya?"tanya Niall. Kami sampai di toko yang cukup terpencil di pasar elektronik ini. Aku mengangguk semangat. Dan pemilik toko itu pun datang menghampiri kami.
"Ada yang bisa dibantu?" sambut pemilik toko itu dengan ramah.
"Ini, sir. Harganya berapa?"tanya Niall pada pria tadi.
"1000 dollar saja..."jawab pemilik toko sambil tersenyum.
"HAH?" aku dan Niall kompak, kami benar-benar kaget. Karena harga mesin ini cukup mahal juga, mengingat kami hanya punya 1000 dollar.
"Yah, sir. Bagaimana kalau 900 dollar saja? Kami beli dengan tabungan kami lho, sir.."tawar Niall memasang wajah memohon.
"Kalian masih murid sekolah yaa?" apa-apaan kami malah ditanya seperti itu.
"Bu-"Niall langsung membekap mulutku dengan keras. "Iya, sir.. Oleh karena itu, bantu kami yaa... kami masih kecil, belum punya banyak uang..."jawab Niall dengan tatapan memohon.
"Baiklah.. karena kalian masih murid sekolahan.. oke, 900 dollar..."Niall langsung mengambil 500 dollar miliknya dan mengambil 400 dollar dari tasku.
"By the way, untuk apa kalian membeli mesin pembuat es krim? kalian kan masih murid sekolahan,"tanya pemilik toko itu setelah menerima uang yang Niall kasih. Deg- Aku mau jawab apa? Apa Niall sudah punya bualan yang pasti dipercaya. Niall menyikutiku.
"Begini, sir. Aku dan dia akan mencoba berjualan es krim yogurt. Ya, sambilan lah.. "akhirnya aku jawab seperti itu, setidaknya aku tidak berbohong seperti Niall yang mengakui masih seorang pelajar.
"Oh, oke.. oke.. ini, kalian tulis alamat untuk pengiriman mesin ini. Kan tidak mungkin mesin ini kalian bawa sendiri... ini beratnya 1 kwintal."pemilik toko itu langsung memberi Niall selembar kertas.
"Alamatku atau alamatmu?"tanya Niall berbisik padaku.
"Alamat rumahmu saja..."jawabku juga berbisik.
Setelah Niall selesai menulis alamat, kami segera meninggalkan pasar ini dan menuju pasar swalayan untuk membeli bahan-bahan. Pemilik toko tadi bilang, katanya mesin itu akan dikirim besok pagi.
"Niall, kita ingin beli apa?"tanyaku menaiki motor milik Niall, seperti biasa, aku menumpang.
"Bakteri..."jawab Niall menyalakan mesin motornya.
"Eww, bakteri?"aku baru ingat, jika ingin membuat Yogurt, ya harus dengan bakteri. Namun aku lupa apa nama bakteri itu, nama latinnya susah.
"Iya, ada bakteri Streptococcus thermophilus, Lactobacillus sp. , Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium. Mau pilih yang mana?"tanya Niall yang baru saja menyebutkan nama-nama bakteri yang tidak ada satupun aku mengerti. Ya, Niall memang dulu adalah juara kelas saat masih SMP dan SMA.
"Aku tidak tahu, semuanya tidak ada yang aku ingat atas apa yang kau sebutkan... Kok kau hafal sih?"gumamku.
"Hahaha.. kan dulu aku anak IPA..ya, waktu itu pernah disuruh menghafal nama bakteri."tepat! dia adalah anak IPA sedangkan aku IPS.
***
Setelah membeli bakteri, aku dan Niall segera ke peternakan milik teman pamanku. Paman sudah berlangganan disini. Tapi untuk membeli susu dengan harga murah, kita diharuskan memerah sapi-sapi ini sendiri.
"Huh! aku benci jika harus memerah sapi-sapi ini..."keluh Niall membawa ember-ember kosong.
"Sudahlah, ini pekerjaan mudah kok.."balasku sambil tersenyum, sebenarnya aku juga tidak suka, tapi yasudahlah, kita harus semangat.
***
Setelah selesai memerah susu dari sapi, kami segera menuju pulang. Kata Mr. Roy, pemilik peternakan ini, susu-susu yang sudah kita perah tadi akan dikirim esok pagi. Kenapa semuanya serba besok? Mesin, susu, ya baiklah.. aku dan Niall akan mencoba-coba membuat Frozen Yogurt besok hari juga.
To Be Continued ☺
______________________________________________
(W/N) Ayo vote dan comment... Maaf ya kalo pendek banget dan gak jelas. Nih ya, aku bilang chapter orang kependekan, tapi sendirinya iya juga. Itulah Winona.
Btw, chapter ini aku dedikasiin buat @dhrnswift , dia sahabat baik aku lho... kita udah temenan hampir 2 tahun.. keren kan? iya keren.. yuk baca cerita Niall-Taylor versi dia juga.. seru juga lho... ;)
Friday, June 6, 2014
KAMU SEDANG MEMBACA
Frozen Yogurt (Taylor Swift and Niall Horan)
Fanfic[CHECK THE TRAILER] Taylor Swift, 19 tahun, seorang mahasiswi yatim piatu yang selalu bermimpi menjadi pengusaha sukses di usaha muda, walaupun peluang Swift sangatlah kecil. Why? banyak alasan untuk pernyataan tadi. Pertama, Swift adalah anak yatim...