Chapter 16 - Story of Nightmare

277 13 0
                                    

Billy 'POV

Kami pun telah sampai ke kerajaan Merilia bersama pangeran Harmesh dan Thomas, ketika kami sampai ke gerbang kota, masyarakat menatap kami heran, kemudian mereka berbisik-bisik satu sama lain

"Apa yang terjadi!??"

"Bukankah... itu pangeran Harmesh??"

"Dimana pangeran Arthur??"

"Kudengar... kerajaan Bachfar menyerang kerajaan Elfrada dengan tetsu, pantas saja mereka kalah"

Apa yang mereka pikirkan!!?? mengapa mereka bepikir seperti itu, aku pun mengepal erat tanganku, kemudian Harmesh menatapku

"jangan dengarkan mereka jendral, itu hanyalah pemikiran masyarakat yang tidak tau apa-apa, percayalah kepadaku, nama kerajaanmu akan harum kembali" aku tersenyum kepada Harmesh yang menenangkanku

"Terima kasih Harmesh" harmesh mengangguk pelan, kemudian Thomas melirik kearahku

"jadi, bagaimana dengan putri sisil?" tanyanya, tunggu... sisil? aku baru ingat tentangnya, bagaimana keadaannya sekarang? apa yang terjadi padanya? bukankah ia sekarang bersama dengan pangeran Arthur? argh... berbagai pertanyaan muncul di kepalaku, semoga saja pangeran arthur bisa melindunginya

"entahlah.. sepertinya aku mulai panik memikirkannya" kataku pelan sambil menunduk lemas dan terus memikirkannya

"kalian bisa menjadi pasangan yang serasi jendral" ledek thomas, pipiku pun sedikit memerah mendengarnya

"ah uh.. hentikan pangeran!! aku tidak menyukai sisil, kita hanyalah teman, dia sudah aku anggap adikku sendiri, dan aku yakin kita tidak akan bersama"

"tapi, bisa saja jika kalian memang ditakdirkan untuk bersama" jawabnya, harmesh pun menatap kami dan tersenyum

"dan bagaimana jika cerita berbalik? sekarang putri sisil sedang bersama pangeran arthur dalam perjalanannya, bagaimana jika mereka jatuh cinta satu sama lain?" goda harmesh kepadaku, wajahku pun semakin memerah mendengarnya, dan thomas pun tertawa melihat ekspresiku

"Haahahhahaha!!! itu pemikiran yang terlalu jauh, namun sepertinya ada yang sedang patah hati" katanya

"hentikan Pangeran Harmesh! Pangeran Thomas!" tegurku pada mereka

mengapa aku benar-benar tidak yakin terhadap keselamatan putri sisil, jika ia bersama dengan pangeran arthur? apakah aku cemburu atau apa?? sudahlah... jangan berpikir negatif, cukup percaya saja kepadanya

SISIL 'POV

Kami terus berkuda hingga kami sampai di tengah hutan belantara, kemudian sekias aku melihat sebuah sungai yang jernih, mungkin sebaiknya aku dan Arthur beristirahat disana

"Hei arthur, ayo kita beristirahat di dekat sungai itu, sepertinya kuda kita sudah kelelahan" kataku sambil mengelus-elus bagian leher kudaku

"okelah sil... ayo!" kemudian kami segera bergegas menuju sungai itu, dan turun dari tunggangan kami, kuda yang kami tunggangi pun segera meminum air sungai itu, aku membuka tas makanan kami, lalu mengambil 2 buah roti

"Ambilah!!" kataku sambil melemparkan 1 buah roti kepada Arthur, ia pun dengan cepat menangkapnya

"Makasih" katanya sembari tersenyum, lalu mengigit roti itu, kemudian kami duduk di atas rerumputan sambil menikmati roti yang kami beli dari kota canberra

"jadi apakah kita langsung pergi ke kerajaan Bachfar?? tidak berkunjung ke tempat lain?? apakah kita akan bermalam di tempat terbuka lagi??" tanyaku, kemudian arthur menganggukkan kepalanya

I am QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang