Chapter 14 - Rencana Selanjutnya

305 12 0
                                    

Sisil' POV

"rencana besok?" aku pun kembali memikirkan hal-hal mengenai rencana yang akan datang, sejujurnya aku sedikit bingung dengan apa yang akan kita lakukan besok

"ehm.... aku tidak punya rencana, kalau kau?" Arthur kembali tersenyum mendengar pertanyaanku, ia pun juga ikut memikirkan rencana kami selanjutnya

"Baiklah bagaimana jika kita langsung ke lembah Ukufa, menemui Ratu Luciana dan mengambil Busur Perenial?" usul Arthur, namun aku sedikit tidak menyetujuinya, karena aku yakin pasti kita tak bisa semudah itu untuk sampai ke lembah Ukufa, menemui Ratu Luciana, lalu mengambil Busur Perenial

"Arthur... Lembah ukufa sangat luas, kau tau? kau harus menghabiskan waktu 10 hari untuk menyusuri seluruh permukaan lembah ukufa, dan belum lagi lembah itu dijaga oleh roh kegelapan, dan pertanyaannya adalah dimanakah letak busur perenial itu berada?" Arthur cukup mengerti dengan maksudku, lalu ia mengambil petaku dan membukannya

"Sekarang kita berada disini, tepatnya di Kota Canberra, nah... Lembah Ukufa di sini" katanya sambil menunjukkan daerah di peta itu

"Lalu?" tanyaku sambil menatapnya, ia pun menghitung jarak kota canberra dan lembah ukufa dengan jengkalnya

"Jaraknya hanya 5 jengkal" ia pun tersenyum kepadaku, sebenarnya apa sih maunya? dan dia benar-benar tidak serius kan?

"Yang di peta itu beda Arthur! jarak sesungguhnya sangat jauh!"

"Sejujurnya, jaraknya adalah 2500 Kilometer dari sini" aku sedikit terkejut dengan pernyataannya, itu benar, benar jauh sekali, kuda kami hanya bisa menempuh jarak 30 kilometer per-hari, itu pasti membutuhkan banyak hari untuk sampai kesana

"ehm... apakah tidak ada Alternatif lain?"

"entahlah sil.... menurutmu?"

"Aku tidak tau pasti, bagaimana jika kita buat rencana lain? maksudku jangan pergi ke lembah Ukufa dulu, ah... bagaimana jika pergi ke kerajaan Bachfar? kita bongkar hal misteri yang ada disana, mungkin itu usulan yang bagus"

aku mengatakan hal-hal yang tidak pasti yang ada dipikiranku, maksudku tentu saja hal gila, mungkin Ratu Elisa masih berada di Kerajaan Elfrada untuk urusan beberapa hal penting, dan kita pergi ke sarangnya di Bachfar, bagaimana jika ia sudah kembali, lalu ia membunuh kita disana?

"nah... itu rencana yang bagus sil!!! kau jenius juga" katanya bersemangat sehingga memecahkan pikiranku.

apa yang tadi ia bilang? aku jenius? sebenarnya Arthur ini sedang kehilangan akal atau dia memang tidak punya harapan sih? sehingga ia mau menerima usulku untuk pergi ke bachfar?

"Seberapa jauh kerajaan Bachfar dari kota Canberra?" tanyaku kepadanya, ia pun kembali mengukur jarak pada peta

"tidak jauh... mungkin kita harus menempuh perjalanan selama tiga hari dari sini, kita akan menyusuri hutan dan menyebrangi danau untuk sampai ke Bachfar, kita hanya tinggal mengikuti arah terbit matahari, alias kita berkuda ke arah timur" hm... mungkin itu memang rencana yang bagus itu sampai ke bachfar

"Baiklah, jadi kita akan pergi ke kerajaan bachfar esok hari, tapi sepertinya kita mempunyai satu masalah..."

"hm? masalah apa maksudmu?"

"sepertinya kita harus membeli bekal untuk perjalanan kita nanti, bagaimana jika nanti malam kita membeli bekal di dekat daerah pasar?"

mendengar usulku, bukannya arthur membicarakannya, tetapi malah ia tersenyum aneh kepadaku, sepertinya aku semakin aneh dibuatnya, aku membuang pandanganku darinya, lalu melirik ke arahnya lagi, dan ia masih tersenyum aneh kepadaku, aku pun kembali membuang pandanganku, ia masih saja tersenyum aneh kepadaku, aku pun mulai kesal dengan tingkahnya

I am QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang