Update lagi~
Terimakasih atas apresiasi kalian pada cerita ini :')
Semoga chapter ini gak mengecewakan dan kalian tetep suka^^
Jangan lupa add to library biar gak ketinggalan update. Dan minta kritik sarannya juga teman-teman :')
Happy reading!^^
~°~°~
Ini benar-benar aneh. Ini terasa seperti mimpi buruk yang begitu nyata. Namun semua ini bukan mimpi. Ini kenyataan... Kenyataan yang tidak bisa diterima nalar logika.
Seisi kamarku terasa begitu dingin saat aku bangun. Bahkan selimutku mengeras seakan membeku. Seperti didiamkan seharian di ruangan ber-AC dengan suhu dingin. Kainnya mengeras. Tapi, anehnya, aku tidak merasa kedinginan.
Aku mengangkat tangan kananku dan memperhatikan tanda busur dan anak panah yang terlukis dengan jelas seperti gambar tempel. Aku menyentuhnya dan mencoba menghapusnya. Tapi itu tetap utuh. Tidak sedikit pun menjadi luntur.
Saat aku mandi, aku mencoba menyentuh air dengan tanganku. Berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk. Tapi, nyatanya air dalam gayung itu membeku karena sentuhanku. Dan aku tidak tahu bagaimana caranya membuat es itu mencair. Aku sudah frustasi terlebih dahulu sebelum memikirkannya!
Aku mulai frustasi. Benar-benar frustasi. Aku kehabisan akal. Apa yang akan terjadi jika aku ingin makan dan minum? Aku juga memikirkan bagaimana caranya aku bisa belajar di sekolah. Semua yang kusentuh akan membeku. Bagaimana jika aku menyentuh manusia? Bagaimana caranya aku melanjutkan hidupku?!
Tapi kekhawatiranku sirna begitu aku menemukan sebuah sarung tangan cokelat yang hanya menutupi telapak dan punggung tanganku dengan jari-jari yang terbebas. Aku juga menemukan sebuah catatan di sana.
Ini akan melindungimu.
Pasti pria yang kemarin. Tapi dia siapa? Wajahnya seperti apa? Kenapa aku lupa semuanya?! Aku hanya ingat dengan percakapan dimana ia mencoba memperingatkanku. Aku juga ingat saat dimana aku menabraknya dan tidak bisa membaca pikirannya. Tapi aku lupa wajah yang kulihat saat itu. Ini bisa membuatku gila!
Aku menghela napas pasrah, kemudian menatap pantulanku pada cermin. Tapi aku malah menemukan hal yang seribu kali lebih mengejutkan dari semua perubahanku.
Mataku berubah menjadi biru muda... Hal yang tidak disebutkan pria itu kemarin.
***
"Hya! Im (y/n)! Kenapa baru datang? Astaga... kau hampir kesiangan!" seru Hyejin begitu aku sampai di kelas.
"Ya... hampir," ujarku kemudian duduk di samping Hyejin. "Tapi tidak kesiangan kan?"
"Telat satu detik saja tamat riwayatmu. Hari ini Kim-"
"Selamat pagi anak-anak!"
Aku terkekeh pelan begitu mendengar suara Kim Saem dari bagian depan kelas kemudian berbisik, "Idolamu sudah datang."
"Hih!" Hyejin yang mendengar itu bergidig ngeri. Membuatku harus bekerja ekstra untuk tidak menertawainya.
"Hey hey hey perhatikan semuanya! Hari ini kita kedatangan murid baru."
Murid baru? Di kelas tiga?
Apa-apaan ini? Sebentar lagi juga lulus. Kenapa diizinkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Blood [Seventeen Imagine Series]
FantasyHighest rank - #31 on Fantasy 180803 #1 Vernon, #1 Halfblood Hidupku tidak pernah tenang. Sedetik pun tidak. Aku selalu merasa diawasi oleh sesuatu yang tidak terlihat. Atau mungkin, seseorang yang mampu menyamarkan dirinya dengan baik. Aku mampu me...