9

7.4K 1.2K 109
                                    

Yuhu update lagi~

Ada yang nungguin? Yuk yuk dibaca yuk~


Happy reading!^^



~°~°~



Aku mengerjap ketika melihat ratusan orang memenuhi kursi di arena tarung yang berbentuk seperti stadion. Aku tidak tahu akan banyak darah murni yang menonton karena Vernon tidak memiliki teman. Tapi, melihat ini membuatku takjub sekaligus bertanya-tanya.

Vernon tidak sungguh-sungguh ketika mengatakan tidak punya teman, banyak darah murni yang tidak dianggapnya teman seperti Mingyu, atau Mingyu adalah darah murni populer sehingga banyak orang datang untuk mendukungnya?

Tapi, mengingat Vernon sebelumnya tidak punya kelompok untuk bertarung, mungkin para darah murni itu datang untuk melihat pertarungan perdana Vernon dan melihat seberapa kuat dirinya.

Aku menoleh ketika merasa seseorang menepuk bahuku. Vernon tersenyum tipis lalu menunjuk arah lain dengan dagunya. Ketika aku menoleh, Mingyu datang bersama seorang wanita dengan gaun hitam berenda putih yang memiliki aksen bunga di bagian atasannya. Anggun sekali.

"Buka sarung tangannya. Kau tidak akan bisa bertarung dengan itu," ujar Vernon pelan.

Aku mengangguk lalu melepas sarung tanganku dan memasukkannya ke dalam saku. Hari ini, Vernon cukup waras. Ia memberiku celana panjang dengan banyak saku dan juga kaus pendek.

"Sudah siap?" Aku menoleh ketika suara Mingyu terdengar. Ia tersenyum lebar, membuat gigi taringnya yang panjang itu terlihat jelas. Vernon hanya memasang wajah datar. Tak menanggapi perkataannya.

"Eyy ... kau menakutkan," ujar Mingyu lalu menghadap ke arahku dan tersenyum. "Hai (y/n)! Kenalkan, ini René, kekasihku."

"Senang bertemu denganmu, aku René," ujar wanita di sampingnya seraya mengulurkan tangan. Rambutnya hitam bergelombang dan panjang. Matanya berwarna ungu tua, persis seperti langit malam di dunia ini.

Aku tersenyum tipis ketika menjabat tangannya. "Hallo René, aku (y/n)."

"Ohh!" René yang tampak terkejut itu menarik tangannya dengan cepat. "Tanganmu dingin sekali. Apa kau begitu gugup? Atau kau sakit?"

"Ahh ... tidak," sergahku, "ini efek kekuatanku. Mungkin."

"Ahh...." René hanya tersenyum tipis dan mengangguk.

"Siap?" tanya Mingyu yang kubalas dengan anggukan. "Kalau begitu, ayo kita mulai. Jangan menahan diri, (y/n). Aku tidak akan segan-segan menyerangmu. Di sini, pria dan wanita memiliki kesetaraan."

Mingyu dan René mundur beberapa langkah setelah itu. Membuat mereka memiliki jarak yang cukup jauh denganku dan juga Vernon.

Sekali lagi, aku memperhatikan sekitar sebelum bertarung. Ada sebuah singgasana di tengah-tengah penonton, Aron duduk di sana. Ia tersenyum ketika melihatku.

Aku mengalihkan pandanganku. Mencoba mencari Jun dan Saera di tengah-tengah penonton. Aku takut mereka tiba-tiba muncul dan mengacaukan pertandingan ini dengan membongkar identitasku. Tapi, kurasa aku tidak perlu khawatir karena tidak ada mereka di sana.

"Tenang saja. Ini tidak akan lebih sulit dari Jun dan Saera," ujar Vernon lalu membuat jarak denganku.

Aku mengedikkan bahuku. "Semoga saja," ujarku lalu ikut bergeser untuk memberi jarak.

Half Blood [Seventeen Imagine Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang