17

7K 1.1K 289
                                    

Fast kan segini?

Yang ini mungkin gak terlalu membingungkan. Mungkin tapi ya wkwkwk


Happy reading!^^



~°~°~



Aku melangkah cepat menuju ruangan Aron. Kurasa sama cepatnya dengan detakan jantungku yang tak beraturan. Sungguh, aku tidak bisa mendeskripsikan perasaanku. Semuanya membuatku bingung dan terlalu mengejutkan.

"Hai (y/n)!"

Aku menghentikan langkahku ketika mendengar suara seseorang memanggil. Ketika aku mendongak, aku melihat Wonwoo berdiri di depanku dengan senyuman tipis. Tapi, senyumannya tak bertahan lama. "Kenapa?" tanyanya polos.

"Tidak, aku hanya sakit kepala," jawabku asal.

"Perlu kubawakan sesuatu untuk meredamnya?"

Tunggu ....



Bukankah kalimat itu tidak asing?


Benar ... itu kalimat yang pernah kudengar sebelumnya pada Deja vu, mimpi, atau apalah itu! Yang jelas aku harus menghindar!


"Maaf Wonwoo, aku harus pergi," ujarku kemudian berlari tanpa menatapnya. Mengabaikan Wonwoo yang memanggilku.

Aku menunduk. Menatap bunga lily yang masih berada dalam genggamanku. Aku tidak mengerti .... Apa yang sebenarnya terjadi padaku?



Bruk!


Aku segera mundur ketika tubuhku menabrak seseorang. Ketika mendongak, aku menemukan Mingyu. "(Y/n)?"

Ohh tidak ...

"Mingyu ...." Aku mendekat dan mencengkeram lengannya. "Kumohon tolong aku!"

"Tolong? Tolong apa?" tanyanya dengan kening berkerut.

"Tolong antar aku ke ruangan Aron. Pastikan aku sampai di sana dengan selamat," ujarku pelan, berharap hanya ia yang akan mendengarnya.

"Kenapa kau ketakutan seperti itu?" tanyanya bingung.

Aku mendengus sebelum berujar, "Antar dulu saja. Aku tahu kau ke sini untuk bilang padaku kalau René mengajakku pergi ke dunia manusia, kan? Kau juga harus segera pergi karena punya urusan dengan pengendali tanah, kan? Tapi kumohon ... tolong aku!"

Mingyu membulatkan matanya. Wajahnya berubah pucat. "Bagaimana kau tahu? Kau, kan, tidak bisa membaca pikiran darah murni."

"Kumohon ... antar dulu saja!" seruku panik.

Mingyu mengangguk. Sesaat setelah itu ia meraih tanganku dan menuntunku menuju ruangan Aron. Melihatku yang ketakutan membuat Mingyu waspada. Ia menajamkan matanya dan terus melirik ke sana kemari untuk memeriksa keadaan.

"Tolong lindungi aku dari belakang," ujarku begitu sampai di depan ruangan Aron. Entah bagaimana dan mengapa, Mingyu menurut tanpa banyak bertanya. Ia hanya berjaga-jaga di belakang sementara aku mengetuk pintu dengan cepat.




Tok Tok Tok


"Siapa?!"

Half Blood [Seventeen Imagine Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang