18

7.1K 1.1K 246
                                    

Aku sedang berusaha fast update. Suasana hati yang goyah membuatku memutuskan untuk kembali menulis tapi rupanya gagal fast /apasih/

Abaikan saja guys. Otakku emang lagi agak gimana gitu :')


Happy reading!^^



~°~°~



"Kenapa kau terus melihatku?"

"Aku takut terpejam."

Vernon mendengus setelah mendengar jawabanku. Ia terlihat jengkel karena aku terus menatapnya tanpa henti dan tanpa banyak berkedip. Sejak memutuskan untuk berbaring di ranjang, aku dan Vernon memang hanya saling melempar tatap dengan posisi saling menghadap. Aku juga mungkin akan jengkel jika posisinya dibalik. Tapi, aku benar-benar takut terpejam.

"Tidurlah ... langitnya sebentar lagi berganti biru. Memangnya tidak lelah?" tanyanya seraya membenarkan selimut yang menyelimutiku.

"Aku benar-benar takut terpejam. Aku tidak mau tidur."

"Memangnya kenapa? Setidaknya katakan sesuatu. Jangan hanya menatapku."

Aku menghela napas. Tangan kiriku yang sejak tadi berada di genggamannya kutarik dan kugunakan untuk menyangga kepala di atas bantal.

"Aku melihat masa depan ketika memejamkan mata meski tidak berniat tidur. Itu mengerikan," ujarku frustasi. Percayalah ... aku lebih takut untuk melihat masa depan lagi daripada harus berduel dengan Jun tanpa bantuan orang lain.

Vernon menghela napas. Sesaat kemudian menarik selimut hingga batas bahunya.

"Aku akan meminta Aron mencari tahu bagaimana cara mengontrol kemampuan barumu supaya kau bisa tidur dengan tenang. Sekarang, tidurlah dan berhenti memikirkan hal itu. Aku tidak akan ke mana-mana. Kau tidak perlu khawatir," ujarnya tegas.

Aku terus menatapnya. Mencoba memberi tatapan keberatan. Tetapi, kedua bola mata Vernon menyiratkan bahwa ia tidak ingin dibantah. Aku tidak bisa melawan itu. Jadi, dengan berat hati, aku mulai memejamkan mata dan berusaha untuk tidur.

Semakin lama, aku semakin merasa tidak nyaman. Bukannya mengantuk, aku justru menerka apa yang kira-kira akan kulihat kalau aku benar-benar tertidur. Aku sungguhan takut! Ini lebih buruk daripada mimpi dikejar monster yang akan menelan manusia hidup-hidup setelah menyiksanya dan membuatnya menjerit. Setidaknya, ketika terbangun, aku tahu itu hanya sebuah mimpi. Tapi, apa yang akan kulihat ketika terpejam adalah sesuatu yang nyata dan akan terjadi. Bagaimana caraku mengatasi itu jika menakutkan?



Puk... Puk... Puk...


Aku kembali membuka mata ketika merasakan tepukan lembut di kepalaku. Mataku bertemu tatap dengan Vernon yang menatapku lembut meski wajahnya tak berekspresi. Aku tersenyum tipis sebelum kembali terpejam. Mencoba menikmati sentuhan lembut yang mulai membawaku larut pada alam bawah sadar.


Semakin lama aku semakin merasa nyaman. Dan semakin merasa nyaman, aku semakin merasakan kantuk. Kantuk yang berat hingga membuatku enggan kembali membuka mata dan membiarkan diriku tertidur.


***


Api ...



Half Blood [Seventeen Imagine Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang