Ee (Enough)

316 49 9
                                    


"Sungguh percuma saja
Ku mencintainya tapi tak dicintai"

Rizky Febian - Cukup Tau


Ini sudah kesekian kalinya, Keira melihat Dikta duduk di kursi nya. Bukan bermaksud untuk bersikap sombong dalam artian ada cogan yang selalu duduk di kursinya. Tapi, Dikta memang hampir setiap hari duduk di sana.

Seperti saat ini, jam istirahat. Dikta duduk di sana dan mengobrol dengan Via. Mereka terlihat seperti orang lagi pacaran.

"Kei." Seseorang mengejutkan Keira dari belakang. Cowok itu malah tersenyum, tidak tahu apa kalau ruh Keira hampir mencapai ubun-ubun.

"Zeyn. Gue hampir jatuh lho." Zeyn yang tadinya mendorong lalu menarik kembali tubuh Keira hanya terkekeh pelan.

"Jahat banget lo, Zeyn. Kei sini duduk, ada yang mau gue tanya." Sisil menarik Keira duduk di kursi paling depan barisan vertikal yang berbeda dari meja nya. Sedangkan Zeyn langsung pergi.

Sisil yang berstatus Bendahara itu memiliki rambut lebih panjang dari Keira. Rambutnya hitam diikat dua di bagian bawah kepala membuatnya terlihat sangat imut. Kulitnya putih bersih dan matanya bulat sangat menarik kumbang. Eh, hati maksudnya.

"Bener ya, Via sama Dikta pacaran?" Pertanyaan macam itu.

Raut wajah Keira berubah. Ia tidak mengerti kenapa hal ini terulang lagi. Ia pikir ia akan bisa dekat dengannya namun dengan gosip ini akan sulit bagi Keira untuk menatap Dikta maupun Via. Terlalu sakit.

Baru saja Keira merasa hidup nya punya rasa lagi setelah setahun lalu. Namun takdir harus menghentikan itu sebelum Keira menderita diabetes karena terlalu memikirkan senyum manis Dikta.

"G-gue gak tahu." Ekspresi Keira sangat datar.

"Lo napa?" tanya Sisil.

"Kayaknya gue salah makan, gue ke toilet dulu." Sisil menarik tangan Keira mencoba menghentikan nya.

"Tunggu dulu." Keira menoleh ke arah Dikta dan Via yang lagi berbicara dan Sisil juga mengikuti arah pandangan Keira. "Lo suka sama Dikta?" Keira menatap Sisil datar.

"Dulu," jawabnya tanpa sadar lalu melangkah pergi. Sisil bahkan menganga mendengar jawaban Keira.

Keira melangkahkan kakinya menuju kelas Dina di sisi yang berbeda. Untungnya, Dina berada di dalam kelas dan lagi santai sambil berselancar di dumay.

Dina kaget melihat Keira datang tiba-tiba dan langsung memeluknya. Dina Sulistyo ini selalu menjadi tempat curhatan bagi Keira, baik masalah keluarga maupun masalah sekolah. Perawakan yang manis dengan rambut yang diikat rapi. Mata bulat kecil, hidung yang mungil serta wajah yang kecil membuat ia terlihat sangat ayu.

"Lho, Kei. Ada apa?" Yang di butuhkan Keira saat ini hanya dukungan berupa semangat. Keira sama sekali tidak menangis, dia hanya tidak bisa menahan rasa sakit ini. Dia butuh pelukan untuk menekan sakit di dada nya.

"Din, teman lo napa?" teman sekelas Dina bertanya.

"Entah, di putusin pacar kali." seketika Keira langsung melepaskan pelukan nya dan pergi dari sana.

"Eh. Kei," panggil Dina.

💔💔💔

Keira berjalan pelan menuju parkiran. Namun tiba-tiba Sisil datang dari belakang Keira lalu berhenti di samping kiri Keira.

"Kei." Keira menoleh.

Gadis itu kaget, tapi kekagetannya belum sampai di situ saja. Selang beberapa detik Sisil datang, Dina juga datang dan berdiri di samping kanannya.

The Hidden Feeling | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang