Hh (Hush!)

255 36 10
                                    


Dikta tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Keira terlihat berusaha menghindarinya, bahkan ia tidak mau menatap Dikta saat mereka berpapasan. Baik di lorong maupun di dalam kelas.

Keira sedang duduk di kantin bersama Sisil. Sejak hari itu, ia lebih sering bersama Sisil. Bukan tanpa alasan. Karena Via sendiri sibuk mendekati Dikta, sekarang bukan Dikta lagi yang maen ke meja mereka tapi Via sendiri yang akhirnya pergi ke meja Dikta.

Keira sedang melahap mie ayam miliknya sedangkan Sisil hanya menatapnya aneh saat Keira makan dengan lahap. "Lo udah berapa hari gak makan?"

"Maksud lo?" Keira masih mengunyah makanannya.

"Lihat aja, lo makan kayak orang lagi hamil," kata Sisil bercanda namun ekspresi serius.

"Hush, apaan sih Sil." Keira sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan.

"Lo sih kayak gak pernah makan mie ayam aja," Keira tersenyum tipis "emang lo itu kenapa, di tolak ama Dikta." Ia merapatkan bibirnya lalu menutup mulut Sisil dengan telapak tangannya.

Sisil menyingkirkannya. "Issh ... tangan lo bau saus," ucap Sisil sambil membersihkan mulutnya dengan tisu yang tersedia di atas meja.

"Kei, lo ditolak ama Dikta?" Dina datang entah darimana dan berdiri di samping meja mereka. Ia menatap Keira yang lagi menghela nafas frustasi.

"Kalian ini apa-apaan sih, gue gak ditolak sama siapapun," kata Keira sedikit kesal. Semua mata menatapnya karena perkataannya tadi yang mengundang perhatian semua orang. Keira jadi kikuk dan bergegas pergi dari kantin.

"Eh, Kei!" panggil Dina.

"Lu sih, bisanya cuma bikin kacau." Sisil berdiri. "Kan gue jadi gak tahu, dia kenapa. Udah tahu Keira anaknya tertutup."

Dina meletakkan mangkok yang berisi mie ayam miliknya yang sedari tadi ia pegang. "Kok gue sih, kan lo duluan yang bilang Keira ditolak, gue kan penasaran."

"Dasar kepo," cibir Sisil.

"Hai," kata Zeyn datang tiba-tiba.

"Apa!?" Teriak Sisil dan Dina bersamaan.

Zeyn spontan langsung diam, ia bahkan bergidik ngeri saat dua cewek itu menatapnya. Dengan mata yang membesar seolah memancarkan laser berwarna merah ke arahnya. Zeyn duduk di tempat Keira duduk tadi, ia mengambil mie ayam Dina yang kelihatan masih hangat.

"Ada mie ayam gratis, gue makan aja dah daripada mubazir." Zeyn memakan mie ayam itu sambil menatap kedua cewek yang lagi saling buang muka sambil cemberut tidak jelas. Cowok harus mengalah apalagi sama cewek PMS.

Tiba-tiba Dina melangkah pergi begitu juga dengan Sisil. Zeyn jadi tidak selera makan karena ditinggal sama mereka. Maklum, jones. Apa-apa selalu dramatis. Ditinggal makan saja sudah bikin mood makan Zeyn jadi hilang. Eh ... ngomong-ngomong jones. Zeyn ternyata belum berani buat nembak Dina. Sejak mereka nonton bareng kemarin, Zeyn belum pergi jalan berdua-walau Keira juga harus ikut.

Dina mendapati Keira berada di dalam kelas sambil memainkan ponselnya, ia pun masuk, "Kei." Ia menoleh ke belakang dan mendapati Sisil juga memanggil namanya.

Sepertinya mereka saudara kembar yang hilang. Akhir-akhir ini mereka sering bicara secara bersamaan. Sisil berjalan mendahului Dina sambil mengibaskan sedikit rambutnya. Dina yang terdiam itu hanya menaikkan sudut bibirnya.

"Kei," panggil Sisil lalu duduk di kursi Via. Dina juga mendekat dan duduk di depan Keira.

Keira meletakkan ponselnya lalu memandang Sisil dan Dina bergantian, "Syuuttt ... jangan ngomong apa-apa lagi."

The Hidden Feeling | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang