Jam istirahat adalah waktu yang paling diinginkan para murid. Setelah menghabiskan waktu selama dua jam lebih menatap tulisan abstrak atau bahasa kerennya formula. Begitupun dengan Keira, ia memilih duduk di sebuah bangku di pinggir lapangan sambil membawa kertas gambarnya.Ia mulai menuangkan imajinasinya dalam sebuah sketsa. Sketsa itu menampilkan sosok laki-laki dengan pose mirip foto KTP. Dengan balutan warna abu-abu dari pensil yang ia coretkan terlihat sangat mirip dengan Cowok yang ada di depannya. Cowok yang sedang asyik bermain basket.
"Hap!" Dalam sekali tarik, Dina mendapatkan kertas gambar itu lalu duduk di samping Keira. "Hoho ... siapa ini?" Dina tampak mencoba menganalisa sketsa wajah itu.
"Balikin!" Keira mencoba meraih buku gambarnya namun Dina mengelak dan ingin melihat lebih lama. "Balikin, gak?!"
"Iya iya, pelit amat sih." Dina mengembalikan buku gambar Keira kepadanya. Dina merapatkan posisi duduknya ke Keira. "Ngomong-ngomong, itu gambar Dikta, 'kan?" Dina melihat buku gambar Keira lalu menoleh ke arahnya meminta jawaban.
Keira menutup bukunya, "Sok tahu lo." Keira menoleh sekilas.
"Idih ... nenek-nenek buta huruf juga tahu kalo itu Dikta." Dina menunjuk buku gambar yang sudah berada dipangkuan Keira.
"Diam lo. Lebih baik lo pergi sana."
"Tanpa lo suruh juga gue bakalan pergi, gue harus ngerjain PR gue yang belum selesai," katanya sambil tersenyum lalu pergi dari sana. Keira geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya yang satu ini.
Keira menghela nafas lalu memandang ke depan. Matanya menyipit melihat sekelompok anak-anak bermain basket. Dikta yang saat itu tersenyum karena berhasil memasukkan bola ke keranjang menoleh ke samping dan mendapati Keira menatap ke arah mereka. Keira pun memalingkan wajahnya saat Cowok itu menatap ke arahnya.
Keira tidak tahu kalau dari tadi Dikta berada di depannya. Seolah keberadaan nya di sana menjadi objek lukis bagi Keira. Padahal, itu semua hanya imajinasinya semata tanpa tahu kalau Dikta juga berada disana.
Keira tiba-tiba berdiri dan pergi dari sana. Mendekap buku gambarnya sambil berjalan menuju kelasnya.
"Kei." Seseorang memanggilnya dari belakang. Keira berharap itu bukan Dikta. "Kei!"
"Ah, iya." Keira berbalik dan mendapati Via berjalan ke arahnya.
"Lo budek ya?, gue panggil gak nyahut lu." Keira tersenyum canggung. "Ikut gue ke kantin yok."
Keira menggeleng. "Gak, lo aja. Gue gak lapar."
"Udah ayok." Via menarik tangan Keira paksa.
"Gue antarin ini dulu." Keira mengangkat sedikit buku gambarnya.
"Sini biar gua aja." Via mengambil buku gambar yang sedang di dekapnya dan pensil yang ada di genggamannya. Via berlari kecil menuju kelasnya lalu meletakkan buku gambar dan pensil itu di atas meja mereka.
"Yok." Via kembali merangkul Keira setelah kembali dari kelas mereka.
Zeyn, sang ketua kelas berjalan masuk ke kelasnya sambil menyeruput fruit t** rasa grape miliknya. Ketika ia melewati barisan kursi Keira dan Via. Ia tiba-tiba berhenti lalu berjalan mundur sambil memandang objek yang ada di atas meja Keira dan Via. Ia pun menghampiri meja itu.
Buku gambar yang ada di atas meja itu terbuka karena kipas angin yang berputar di atas sudut kelas mereka. Menampakkan sketsa wajah seseorang. Zeyn mengambil dan memperhatikan gambar itu.
"Apa itu?" Ia tersentak lalu menoleh ke samping.
"Oh, lo Ta. Ini nih coba lihat, mirip seseorang," Zeyn memperlihatkan gambar itu ke Dikta. "tapi siapa ya ..."
📄📄📄
Keira menaiki motor yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh yang tinggi. Helm bulat ia pakai sebagai penangkal rasa panas di kepalanya. Ketika ingin menghidupkan mesin, Dina tiba-tiba muncul begitu saja disampingnya.
"Kei," panggil nya. Dina menerima helm dari tangan Keira dan memakainya lalu naik ke atas motor.
"Lo darimana aja?" Keira menghidupkan mesin.
"Sorry, sorry. Gue tadi ketemu cogan, ganteng banget Kei ... gue ampe lupa mau pulang, soalnya gue masih pengen lama-lama lihat muka dia."
"Lebay lu ah." Keira mulai menjalankan motor nya. Sedangkan orang yang di bocengin hanya bisa cemberut mendapat respon singkat.
Selain pintar dan juga pendiam. Keira juga tipe sosok yang tidak suka basa-basi. Ia terbiasa menjawab segala sesuatu dengan singkat.
Setelah Keira mengantar Dina pulang. Ia langsung menuju rumahnya yang tinggal beberapa meter lagi di depannya.
Tidak butuh berapa lama, Keira pun sampai di rumahnya. Ia membuka gerbang kecil itu lalu memasukkan motornya ke halaman rumah mereka. Sepi seperti biasa. Gadis itu pun masuk ke dalam dan langsung menuju kamarnya lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur.
Pemandangan kertas-kertas sketsa wajah banyak tertempel di dinding. Dari yang masih terlihat asal-asalan sampai ke gambar yang terlihat tiga dimensi terpampang di sana.
Dikta. Cowok yang ia kenal sejak kelas SMP sudah mendapat posisi paling luas di hati Keira. Perawakan yang terlihat mempesona membuat Keira tidak bisa memandang cowok lain selain dirinya. Kulit putih, rambut hitam legam, bibir merah delima menjadi daya tarik sendiri. Keira yakin kalau Dikta tidak pernah menyentuh rokok sama sekali. Ia bukan karakter cowok Bad Boy yang di kagumi para pembaca. Ia hanya cowok biasa yang tidak banyak tingkah tapi ia juga bukan seorang introvert.
Dia lah Dikta, yang Keira cintai sejak kelas tiga SMP. Ia awalnya tidak mengerti perasaan itu. Tapi setelah melihat Dikta bersama cewek lain, entah kenapa rasanya Keira ingin berada di posisi itu. Dan teman-teman sekelas Keira berkata kalau Dikta dan Cewek itu berpacaran. Mereka berdua juga satu kelas dengan Keira.
Sejak saat itu Keira mengerti bahwa jika dua insan yang sedang berpacaran maka mereka sedang jatuh cinta.
Keira tidak mengerti hal itu dan ia juga terlalu malu untuk bisa dekat dengan Dikta. Walau mereka satu kelas, ia tidak pernah berbicara lama dengannya. Mereka berdua hanya sesekali saling sapa dan saling lempar pandangan.
Keira menghela nafas lalu membuka tasnya yang tergeletak di sampingnya sejak tadi. Gadis itu membuka buku gambarnya namun ada yang aneh, ia tidak menemukan gambar yang dibuatnya tadi. Ia sudah beberapa kali membolak-balik buku gambarnya namun tidak ada. Apa seseorang menghapusnya?
Always You 💜
Kenapa gambar itu bisa hilang? 😱😕
Apa genre nya berubah jadi fantasi? 😂😂🙅
@jayfavian
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden Feeling | ✔
Fiksi Remaja[Completed] Rank #1 Silentlove (06/06/2019) Rank #8 Silentlove Masuk ke SMA untuk pertama kalinya memiliki kesan tersendiri bagi setiap orang. Tidak terkecuali Keira, tapi kesan bahagia itu tidak berlangsung lama. Ketika cowok yang ingin ia hindari...