-CHAP 12 : SUNRISE-

31 13 5
                                        

Guanlin terdiam melihat marah nya Inha. Guanlin benar benar menunduk malu. Dia benar benar berharap bahwa Inha hanya imaginasi efek dari obatnya itu namun, kenyataan nya tidak seperti itu.

Inha melangkahkan kakinya perlahan menuju Guanlin yang merunduk. Tangan lembut Inha menepuk pundaknya dan duduk di sampingnya.

"Ceritain aja. Ternyata banyak yang belum gua tau dari lu." ucap Inha menatap Guanlin sambil tersenyum pada Guanlin.

"Lu berhak marah sama gua, tapi gua mohon jangan pergi dari gua gua udah terlanjur nyaman dan berharap sama lu." ucap Guanlin dengan penuh keputus asaan dalam wajahnya.

"Buat apa ? apa gunanya gua jauhin lu? udah cerita aja ih lama." ucap Inha sambil mencubit pelan tangan Guanlin.

"Pikir gua lu bakal langsung jauhin gua"

"Gua pake ini dari smp percaya ga?" ucap Guanlin

"Gile ya lu." Inha membelakan matanya kaget mendengar pernyataan Guanlin tersebut.

"Seriuss gua hahaha, engga deh gua pake ini dari awal masuk sma sih hehe." jawab Guanlin sambil tersenyum malu

"Lu tau yang gituan dari mana coba bocah masih bau kencur sosoan pake gituan."tanya Inha sambil menatap tajam Guanlin.

"Kepooo yaa luuu?" ucap Guanlin sambil mencolek pipi Inha.

Inha menatap Guanlin sinis karena malahnya mengajak bercanda saat serius seperti ini. Guanlin melihat Inha seperti itu malah tertawa.
"Galak banget si lu jangan galak galak makin cantik tar." Guanlin sambil menyubit gemas pipi Inha.

"Okay, Gua cerita"
.
.
.
Guanlin POV

Aku sedang tertidur lelap di kasurku yang empuk. Kala itu aku masih berumur 5 tahun.

"Lu tuh yaaa. Lu tega sumpah! Lu harusnya cerita sama gua kalo lu itu homo sebelum kita nikah!"

Suara tinggi itu membangunkan ku. Aku yang polos dan menggemaskan itu membuka pintu dan melihat apa yang terjadi di luar sana. Di depan mataku mereka saling mengucap kebencian. Aku hanya diam dan memperhatikan apa yang terjadi tanpa mengetahui apa apa dan aku tak mengerti apa yang mereka ucapkan.

Setelah malam itu, Ibuku mengemasi barangnya dan pergi tanpa membawaku. Setelah satu minggu satu bulan satu tahun aku menunggu ibu namun, Ibu ku tak kunjung kembali kerumah. Aku tidak mengerti apa yang terjadi aku hanya terdiam dan terus bertanya pada papa.

"Pah, kenapa mamah ga pulang pulang?" tanya ku dengan polosnya.

"Mamah gaakan pulang lagi sayang. Kamu kangen? hmmm." Ucap papah sambil mengusap rambut ku.

Hari yang aku jalani terus seperti itu. Aku tumbuh besar dengan cepat. Tanpa terasa waktu terus berlalu hingga akhirnya aku menginjak usia yang cukup dapat memahami semua makna kehidupan, walau tidak semua sih. Yah tebakan mu benar. Mereka bercerai semenjak malam itu.

Cukup mengejutkan mengetahuinya. Aku menghabiskan beberapa waktuku untuk mencari tau apa itu perceraian? Apakah itu hal yang buruk? Tapi, satu hal yang aku mengerti dari perceraian. Bagiku perceraian terasa seperti kesepian. Jujur aku tidak sedih sama sekali. Namun, tepatnya aku merasa kesepian yang amat dalam.

Hingga suatu hari, teman ayah ku membawa ku suatu tempat, tempat yang sangat ramai tentunya. Yang paling aku suka dari tempat ini adalah tempat ini tempat orang orang kesepian seperti ku tentunya untuk mencari hiburan aku merasa memiliki banyak teman satu nasib dan perjuangan disini.

Ya, tempat itu adalah club malam. Banyak sekali orang kesepian menghibur dirinya di tempat ini. Aku belajar memainkan musik juga disini hingga aku bisa menghibur mereka. Aku senang membuat mereka tertawa aku juga selalu ikut tersenyum melihatnya. Mereka sangat menikmati musik ku, sejak saat itu aku menjadi dj.

Tapi, kamu harus tau tempat itu tidak sesimple itu. Tidak hanya menari nari dan meminum alkohol untuk melupakan kesepian mereka. Di tempat ini lah aku menemukan benda ini. Saat pertama kali aku mencobanya benda ini benar benar bisa melupakan semuanya dengam benda itu. Bahkan aku sudah mencoba beberapa jenis dari benda ini.

Benda itu hebat. Aku merasa sedang dalam mimpi indah saat menggunakannya. Seperti terbang bebas tanpa ada yang menghalangi ku.

Author POV

"Kebetulan saja kejadian Jinyoung tadi ngingetin gua sama kehidupan gua sebenarnya. Jadi pingin mimpi lagi deh." Ucap Guanlin sambil tertawa.

Inha sangat kasihan mendengar cerita Guanlin.

'Guanlin pasti sangat kesepian' pikirnya dalam hati

Inha mengusap lembut punggung Guanlin dengan tatapan khawatir. Guanlin hanya menatap wajah Inha sambil tersenyum kecil.

"Jangan kasian sama gua lu. Gua gamau keliatan lemah depan lu." ucapnya sambil mengacak rambut Inha pelan.

"Gua ga kasian kok sama lu hahaha." ucapnya sambil tersenyum pada Guanlin.

"Cinta ga?" goda nya sambil mendekatkan wajahnya dengan wajah Inha hingga hidung mereka saling menyentuh. Napas Inha sudah tidak karuan.

Jantung Inha berdegup kencang rasanya jantungnya akan meledak jika terus sedekat ini dengan Guanlin. Inha hanya terdiam dengan pipi yang memerah dan mata yang perlahan menutup menunggu apakah Guanlin akan menciumnya.

'Gep'

Guanlin memeluk Inha dengan erat sambil mengusap rambut hitamnya ituu dan mencium pangkal kepalanya.

"Lu pasti ngarep gua cium ya hmm?" Tanya Guanlin sambil mengacak rambu Inha.

"Ah lu bikin gua malu tauuu.." Ucap inha sambil memukul dada Guanlin dengan tangannya.

"Nanti gua cium ko sabar ya sayang hahaha." ujar nya dengan tawa yang mengejek.

"Halah tau ah kesel gua." Ucapnya pada Guanlin

Udara di luar semakin dingin. Setelah asyik mengobrol mereka kembali ke dalam rumah untuk tertidur mengingat besok harus bangun pagi untuk melihat sunrise.
.
.
.
.

"GAES BANGUN GAES LIAT SUNRISE AYO!!!"

Teriak Daehwi dengan suara khas nya yang melengking membuat semua orang bangun mendengarnya. Inha mengucek matanya dan menguap masih ngantuk. Tapi, Daehwi bagaikan alarm bahkan lebih suara nyaringnya tidak dapat dimatikan sebelum semuanya bangun.

Inha bangun lalu memakai jaket dan mencuci mukanya sebelum keluar kamar. Mereka sudah siap mengenakan mantel mereka, walaupun wajah mereka masih kucel karena belum mandi dan hanya cuci muka. Daehwi berlarian keluar villa menuju pantai di ikuti dengan Jinyoung dan Jihoon lalu Inha dan Guanlin.

"WOAAAHHHH AMAZING GUYS" ucap Daehwi.

Mata mereka tertuju pada langit gelap yang mulai mengeluarkan cahaya indah. Daehwi sudah siap dengan kamernya untuk memotret. Sedangkan yang lain hanya melohok kagum dengan pemandangannya itu.

"Inha." Ucap Guanlin pelan sambil mendekati Inha.

"Aku suka sunrise, sunrise itu indah kayak kamu makanya aku suka." Bisik nya lalu kembali menatap matahari.


AMBYAR SUDAH GUANLEEENN 😭😭😭. gimana guys part ini ? maaf late update yaa saya sibuk banget nih. jangan lupa vote and comment yaa !! mohon bantuannya

C8H11NO2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang