《4》

99 9 0
                                    

"Meteor, Mamah mau ketemu sama Metha," pinta Indah. Meteor mendengus kesal.

"Methanya lagi sibuk Mah, kan Meteor tadi udah bilang," Bohong Meteor. Sebenarnya Metha tidak sibuk sama sekali, hanya saja Meteor malas mengajaknya ke rumahnya.

"Pokoknya Mamah mau ketemu sama Metha!" Kekeh Indah. Meteor mengacak rambutnya kasar. Adi hanya bisa menggelengkan kepalanya saja saat dia melihat istri dan anak sulungnya bertengkar.

"Mamah kok maksa sih?! Kalau Methanya gabisa gimana?" Tanya Meteor kesal.

"Kamu mah gangertiin Mamah!" Indah cemberut. Indah sengaja melakukan itu karena Indah tau, Meteor tidak akan senang jika sudah melihat Mamahnya itu cemberut.

"Ya deh ya! Meteor jemput Metha deh!" Meteor pergi membawa kunci motor dan jaketnya. Meteor keluar rumah dan Indah mengeluarkan senyum kemenangannya.

Meteor sudah berada di atas motor, sebelum pergi ke rumah Metha, Meteor terlebih dahulu memberitahu Metha agar dirinya tidak lama menunggu Metha.

Meteor01
Tha, gue ke rumah lo sekarang, Mamah minta ketemu sama lo, dia maksa.
15 menit lagi gue ke rumah lo! Jangan lama lo siap"nya tai!

Tak lama kemudian, Metha membalas pesan Meteor.

AMetha__
Anjir lo mendadak banget. Oke oke gue siap", untung gue sayang sama lo, kalau kagak gue gabakalan mau diajak pergi mendadak begini.

Meteor01
Bacot jing! Cepet lo, gue udah mau otw.

Read.

Meteor langsung menjalankan mesin motornya dan berlalu pergi ke rumah Metha.

Di tempat lain, di rumah Metha. Metha sedang berkumpul dengan keluarganya di ruang tv, namun tidak dengan Cio, dia sedang pergi berkemah di sekolahannya. Bagi Metha, tidak ada Cio itulah surga buat Metha.

Dio, Mira, dan Reza mengernyitkan dahinya karena heran. Sejak tadi Metha tertawa sambil menatap layar ponselnya, ntah apa yang sedang dilakukan perempuan itu. Tiba-tiba, Metha berdiri dan berlari menuju kamarnya, Dio, Mira dan Reza menjadi tambah bingung dengan anak satu ini.

"Metha kenapa sih Bang?" Tanya Mira. Mira masih menatap Metha yang berlari ke atas.

"Bunda kayak gatau itu anak aja, Metha itu kadang-kadang orangnya," jawab Reza asal. Lalu tertawa.

"Hush! Sama adik sendiri kayak gitu, gaboleh Bang!" Bentak Dio. "Mungkin Metha mau ada urusan Bun,"

"Hehehe ya Pah, maaf!" Reza kembali menatap layar televisi.

Tok tok tok.

"Biar Reza aja Pah, Bun yang bukain, kalian lanjutin nonton Tvnya aja" Reza bertutur. Kemudian dia berjalan menuju pintu dan membuka pintu, ditatapnya seorang laki-laki tinggi, putih, tampan pula.

"Assalamu'alaikum," sapa laki-laki itu.

"Wa'alaikum salam, nyari siapa ya?" Tanya Reza. Laki-laki itu tersenyum. "Dan lo siapa?"

"Hmm, gue Meteor, gue nyari Metha," jawab Meteor. Meteor? Nama itu kayak gaasing ditelinga Reza. Oh ya, Meteor itu adalah laki-laki yang menjadikan Metha pacar karena terpaksa.

Oh Meteor itu ini? Metha suka sama dia? Ganteng sih, tapi masih gantengan gue kemana-mana lah! Batin Reza. Memang ya sebenarnya, Reza lebih tampan dibandingkan Meteor, keluarga Metha dilahirkan dengan wajah yang tampan dan cantik.

"Oh bentar, Metha!!!" Teriak Reza memanggil Metha. Tak lama Reza memanggilnya, Methapun turun menggunakan Kaos bergambar lambang Exo, dan jeans hitam dan sepatu sportnya.

MeteorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang