Mata Meteor mulai terbuka. Buram semuanya bagi Meteor. Hanya cahaya yang dilihatnya. Kemudian matanya dikerjapkan beberapa kali, barulah semuanya terlihat terang. Meteor menatap tangan sebelah kirinya ada infusan.
"Gue dimana?!" Teriak Meteor membuat Adi, Indah dan Qilla terkejut. Adi langsung menghampiri Meteor.
"Kamu di Rumah Sakit Bang," jawab Adi. Terlihat jelas oleh Meteor mata Adi yang masih menampakkan bekas air mata.
"Ayah Teor kenapa?" Tanya Meteor histeris. Dirinya merasa bingung kenapa harus berada di Rumah Sakit. Apa yang terjadi.
"Kamu ditabrak orang, ginjal kamu sebelah kanan luka parah, tapi ada yang mau donorin ginjal sebelah kanannya buat kamu," Adi menangis. Sungguh tidak kuat jika dia ceritakan semuanya.
"Siapa Yah?" Tanya Meteor penuh harapan.
"Dia anak kecil yang udah donorin ginjal sebelah kirinya buat Ayah, dia Tasya," Adi semakin menangis. Tak kuasa kenapa kedua ginjal anak itu untuk keluarganya semua.
"Teor mau lihat dia! Bawa Meteor keruangannya Yah!" Pinta Meteor.
Adi mengangkat Meteor dan didudukinya Meteor di kusi roda. Indahpun menangis saja sejak tadi. Saat Meteor sudah ingin ke tempat anak itu. Meteor melihat ada semua temannya, ada Rizka, Putri, Cio, orang tua Metha dan Abang Metha. Adi membawa Meteor ke hadapan mereka semua. Mereka belum sadar kalau Meteor ada disitu. Meteor menatap kaca sebelah kiri. Dilihatlah perempuan tanpa selang infus tanpa oksigen. Wajah perempuan itu sangat pucat. Awalnya Meteor tidak tahu siapa dia, kemudian Meteor mendekat ke kaca dan ternyata perempuan itu adalah.......Metha.
"Yah! Kenapa Metha ada di dalam sana? Kenapa mukanya pucet banget? Mana infusan buat Metha?! Metha kenapa?!" Teriak Meteor.
"Teor, ternyata Tasya itu adalah Metha, dia udah meninggal pas dia ngasih ginjal satu-satunya buat kamu," Meteor terkejut. Matanya berbinar, dan meneteskan air matanya.
Kini Cio sadar akan kehadiran Meteor. Dirinya menatap benci ke Meteor. Cio berdiri. "Kenapa lo kesini?! Masih ada muka buat ngelihat Metha?! Kurang baik apa kembaran gue sama lo hah?! Kurang sabar apa kembaran gue?! Lo udah ngerebut nyawa Metha!"
"Yang di dalam itu gamungkin Methakan?! Gamungkin!!!" Teriak Meteor saat tidak terima Metha meninggal.
"Pak! Kenapa keluarga Bapak ambil kedua ginjal adik saya? Kenapa Bapak tega?" Tanya Reza disela-sela tangisnya.
"Metha selalu sabar sama lo! Lo bilang dia pelacur, lo bilang dia pembohong! Lo bilang dia pelacur saat dia ketemuan sama gue! Gue ini kembarannya bukan pacarnya maupun selingkuhannya! Waktu itu Metha butuh obatnya! Makanya gue ke SMK Garuda!" Bentak Cio.
"Gue tau kok lo kembarannya, cuma karena waktu itu gue benci sama Meth makanya gue pura-pura gatau," jawab Meteor penuh penyesalan. "Maaf Cio, gue nyesel!"
"Lo bangsat! Apa kata maaf lo bisa balikin Metha?! Dia udah ninggalin kita semua karena lo! Lo selamat dan Metha?!" Cio hampir menampar Meteor tapi Meteor keburu masuk ke dalam ruangan VVIP dan menemui Metha.
Meteor menangis menatap Metha yang sudah tertidur pulas untuk selamanya. Kenapa Metha lakukan ini untuk seseorang yang selalu menyakitinya? Kenapa Metha rela. Meteor meraih tangan Metha, sangat dingin.
"Tha, maafin gue, maaf, coba gue dengerin omongan lo tadi, gue yakin lo gabakal pergi Tha! Tha bangun! Jangan ninggalin gue, gue mohon buka mata lo! Kenapa lo lakuin ini buat gue Tha? Kenapa lo relain nyawa lo demi gue? Gue itu udah jahat sama lo, kenapa lo terlalu baik banget sama gue? Kenapa Tha?!" Meteor mencium tangan Metha dan mengelus rambut Metha. "Tha, bangun Tha! Gue mohon jangan pergi demi gue! Gue ini bajingan! Gue ini bangsat!"
"Teor, udah ya, jangan nangisin Metha mulu," Putri mengelus puncak kepala Metha.
"Temen-temen, gue ganyangka Metha bakal kayak gini! Gue nyesel gue nyesel gue nyesel!!!" Teriak Meteor.
"Teor, ini ada surat dari Keila sama Samuel," bukan Meteor saja yang menangis, semua sahabat Metha dan teman-teman Meteorpun ikut menangis.
Meteor meraih surat itu dan dibacanya surat dari Keila dan Samuel.
¤Hahaha, akhirnya gue bisa tertawa bahagia, awalnya gue maunya lo yang mati! Tapi karena Metha orang yang setia smaa lo yang mati gue yakin lo nyesel karena udah gapercaya sama dia, akhirnya lo bisa ngerasain apa yang gue rasain.
Hahaha.
Dan juga gue sama Keila itu pacaran bukan sepupuan kok.
~Samuel Raditya Andhika~¤"Metha, gue tambah nyesel! Ternyata Keila sama Samuel itu beneran ya! Kenapa ya Allah hambah mu ini gapernah percaya sama Metha?" Meteor kembali menangis.
----
Kini pemakaman Metha sudah selesai. Semua orang yang melayat dan keluarga Metha sudah pulang. Hanya Meteor, Riko, Andre, Ryan, Rizka dan Putri saja yang berada di depan batu nisan bertuliskan nama ANATSYAH METHALIA CLAUDIO.
"Gue inget Tha, pertama kali kita ketemu di SMP," Meteor tertawa sendiri lalu menangis.
#Flashback on#
Perempuan berseragam putih biru dengan rambutnya yang dikuncir kuda berlari menghampiri laki-laki yang sedang asik memainkan ponselnya. Laki-laki itupun memakai sergama putih biru."Lo Meteor yang super ganteng itu kan?!" Tanya perempuan itu sambil tersenyum.
Laki-laki itu bernama Meteor. Meteor menatap perempuan di depannya dengan ekspresi wajah yang sangat datar. "Kenapa emangnya?"
"Sumpah ya bener kata orang lo itu ganteng banget!" Puji perempuan itu.
"Jelas ganteng, masih kelas 7 aja udah pecicilan kayak gini! Apalagi ntar kelas 9nya!" Sindir Meteor.
"Lo juga kelas 7!" Balas perempuan itu. Perempuan itu menyalurkan tangannya dan dijabat malas oleh Meteor. "Kenalin nama gue Anatsyah Methalia Claudio, panggilannya Metha!"
Ternyata perempuan itu bernama Metha. Meteor menatap Metha lagi. "Udah sono pergi!"
"Eh iya! Minta id line dong!" Metha meminta id line Meteor tapi Meteor menggeleng. "Oke lo gamau ngasih gue, tapi ntar malam gue bisa dapetin id line lo!"
Metha langsung berlari pergi.
#Flashback off#"Singkat banget ya Tha kita ketemu, gue baru nyadar kalau gue sayang sama lo Tha!" Meteor mencium batu nisan Metha. "Gue bakal jaga ginjal lo yang terhubung sama ginjal gue Tha,"
"Teor, Bang Reza ngasih ini ke gue, dia bilang ini surat dari Metha buat lo sebelum dia ngedonorin ginjalnya buat lo," Rizka memberikan surat itu. Dengan sigap Meteor membacanya.
¤Dear Meteor :
Teor, ini surat terakhir gue buat lo, maaf ya selama ini gue selalu ganggu lo, maaf gue gagal ngambil hati lo, gue terlalu yakin buat bisa ngambil hati lo, dan pada akhirnya gue gabisa. Mulai detik ini, jam ini, menit ini, hari ini, bulan ini, tahun ini, adalah terakhirnya lo liat gue dan terakhirnya lo dapetin surat cem gini dari gue.
Teor, tolong jaga ginjal gue, jangan buat dia terluka parah oke?!
Teor, makasih lo udah bisa jadiin gue pacar lo meskipun itu terpaksa.
Oh ya, kalau lo kangen gue, liat foto gue aja oke? Gue udah kirim foto gue yang banyak di line hahaha, gapenting banget ya?
Bye Teor :*
~Pacarnya Meteor!!~ ¤Lagi-lagi Meteor menangis karena tidak kuat menahan semuanya. Selamat tinggal pengganggu, selamat tinggal pacar paksaan, selamat tinggal si setia.
TAMAT!!
Gangangka bisa tamatin story METEOR.
Maaf gabisa bikin partnya yg byk soalnya nantinya ngebosenin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meteor
Fiksi RemajaCast : - Meteor Adipratama -Antasyah Methalia Claudio -Glacio Claudio (kembarannya Metha) -Reza Claudio -Rizka Ningtyas -Putri Angelina -Riko Julian -Andre Irawan -Ryan Putra Sukma Description : Meteor dan Metha dipertemukan disebuah sekolah di Jak...