《11》

74 6 0
                                    

Metha berjalan menuju gerbang. Di depan terlihat Ryan yang sedang berdiri sendirian ntah menunggu siapa. Metha melewati Ryan dengan diam, sedangkan Ryan menatap heran Metha.

"Pagi Metha!" Kata-kata itu terluncur dari bibir mungil Ryan. Metha hanya terseyum saat disapa. Ryan menghentikan langkah Metha dengan mencegatnya.

"Tha," panggil lirih Ryan membuat Metha bertanya-tanya sendirian. "Lo kok marah sama Meteor jadi ngejauhin gue,Riko sama Andre sih?"

"Siapa yang ngejauh Yan? Gue gapernah ngejauh dari kalian," elak Metha kemudia tersenyum. "Gue gapernah mau jauh dari kalian, Rizka sama Putri juga udah nyaman sahabatan sama kalian"

"Tapi kenapa akhir-akhir ini lo jarang banget ngomong? Kenapa lo jarang main ke kelas kita? Kenapa setiap lo ketemu kita lo kayak orang sabodo sih Tha?" Tanya Ryan membuat Metha terbelalak kemudian Metha tersenyum lagi.

"Gue waktu itu bukan menghindar ataupun ngejauh dari kalian, tapi gue ngejauh dari Meteor, kan waktu itu ada Meteor," Methe tersenyum sambil terkekeh tanpa ada suaranya.

Metha langsung pergi meninggalkan Ryan sendirian di luar. Metha masuk ke dalam kelasnya. Bokongnya didudukkan di depan Rizka dan Putri yang sedang asik memakan Pota Bee. Metha merampas Pota Bee yang berada di tangan Putri dan berhasil membuat Putri menjerit kencang.

"Anjir! Dateng-dateng langsung ngambil makanan orang! Tanpa izin lagi!" Sinis Putri dan mendapatkan gelak tawa dari Rizka.

"Bodo!" Jawab Metha yang sedang asik memakan Pota Bee milik Putri. "Lo kemarin itu beneran ngelabrak Keila?"

"Hmmm," jawab Rizka sambil mengunyah Pota Bee. Dan diangguki oleh Putri.

"Berapa kali gue bilang, lo berdua gausah bikin masalah sama Keila maupun Meteor, biarin aja deh dia mau nampar mau nyobek buku gue terserah mereka, yang penting mereka jangan nyakitin lo berdua!" Tunju Metha pada Rizka dan Putri.

"Kalau lo gamau kita berdua kesakitin sama mereka, gue juga gamau lo disakitin sama mereka, gue gamau lo kenapa-napa gara-gara mereka Tha," tutur Rizka.

"Kalau lo kenapa-napa Meteor sama Keila orang pertama yang bakal gue salahin!" Ancam Putri. "Gue gamau sahabat gue disakitin sama siapapun!"

"Ya makanya kalau lo berdua gamau gue kenapa-napa, lebih baik kita gapunya masalah sama Meteor dan Keila," ujar Metha. "Ngerti ga?"

"Ya!" Rizka dan Putri mengangguk lesuh. Sahabatnya ini memang tidak mau jika Rizka dan Putri kenapa-napa karena Metha sangat menyayangi siapapun yang menyayanginya.

----

"Bang! Ambilin Qilla snack dong!" Suruh Qilla pada Meteor yang sedang asik bermain PS dengan Ayahnya.

"Ambil sendiri aja elah! Manja banget, ntar jugakan lo yang makan," tolak Meteor. "Abang lagi tanggung nih,"

"Ihhhh!! Snacknya ada di atas lemari makan!! Qilla ganyampe, kalau nyampe juga Qilla gaminta bantuan Abang!" Qilla memanyunkan bibirnya. Meteor bangun dengan malasnya dan mengambil snack yang diinginkan Qilla.

Meteor memberikan snacknya pada Qilla. "Makanya cepet tinggi, jadi gausah minta bantuan, pendek mulu sih lo!"

"Yaudah sih gausah bilang Qilla pendek segala! Qilla kasih tau Mamah baru tau rasa Abang tuh!" Qilla berlari menuju kamarnya. Meteor tertawa melihat adik kecilnya seperti itu.

Meteor melanjutkan memainkan PS bersama Ayahnya. Akhirnya Meteor memenangkan permainnya kali ini, baisanya selalu Ayahnya yang memenangkan permainan ini. Meteor masuk ke kamarnya dan memainkan ponselnya. Tangannya mengetik sesuatu.

MeteorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang