《19》

87 5 0
                                    

"Lo yakin Dek mau berangkat? Padahal tadi malam lo baru balik loh," tanya Reza khawatir. Metha mengangguk.

"Gue anterin ya!" Ajak Cio. Metha menggeleng. "Kenapa?"

"Mau sama Pak Jaka aja, sekolah gue sama lo kan beda terus kalau dari sekolah gue ke sekolah lo kan jauh bat, takutnya lo telat oke," tolak Metha perlahan.

"Yaudah," Cio melanjutkan aksi makannya yang sangat lahap.

"Bun, Pah, Metha berangkat ya," Metha mencium tangan Mira dan Dio. Lalu melangkah keluar, dan menuju mobil.

Di sekolah....

"Haiiiiii," Teriak Metha saat memasukki kelasnya. Ternyata sudah banyak orang yang sudah berangkat.

"Metha!!" Teriak Andi. "Akhirnya dora berangkat juga,"

"Dora-dora! Nama gue Metha! Udah ah, gue baru sembuh ntar gegara gue berantem sama lo sakit lagi dah gue," Metha menepuk keningnya. Kemudian Metha menuju Rizka dan Putri yang sangat senang melihat dirinya berangkat.

"Tha, yakin lo kuat nih?" Tanya Rizka. "Baru pulang juga langsung berangkat aja!"

"Hahaha, kalem elah," tawa Metha.

"Yaudah kalau lo kenapa-napa kita siap kok ngasih tangan kita buat bopong lo," tutur Putri diangguki Rizka. Kemudian Metha tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

----

"Pak Jaka, saya mau beli minuman dulu ya," Metha masuk ke dalam supermarket dan membeli Good Day botolan. Saat Metha keluar supermarket dan menuju mobilnya Metha melihat sepasang remaja sedang berjalan menuju supermarket dan bergandeng tangan.

"Keila! Samuel!" Teriak Metha histeris. Metha berlari menuju mereka berdua. "Kei! Lo itu pembohong ya! Lo sama Samuel pacaran kan?!"

"Iya! Emangnya kenapa?! Masalah buat lo?!" Bentak Keila.

"Ya masalah lah! Lo bilang sama Meteor lo sama Samuel cuma sepupuan, tapi nyatanya mah apa?! Lo berdua itu pacaran beneran!" Bentak Metha menujuk-nunjuk Keila dengan sigap Samuel menghempaskan tangan Metha.

"Gausah tunjuk-tunjuk pacar gue!" Bentak Samuel tidak terima. "Meteor itu bego! Mana mungkin sepupuan sering jalan bareng! Orang bego kayak dia tuh bisa banget buat dijadiin umpan!"

"Apa sih salah Meteor sama lo berdua? Sampai lo tega mau ngejebak dia?!" Tanya Metha penuh keberanian.

"Salah dia itu jadi penyebab kematian Mamah gue! Kalau aja dia gateledor gegara main game, Mamah gue gabakalan mati! Gue mau buat dia ngerasain apa yang gue rasa, atau gue buat dicelaka supaya dia bisa nyesel!" Ancam Samuel membuat Metha terbelalak.

"Udah yuk yang, ngapain sih kita ngeladenin cewe cem dia?" Keila menarik lengan Samuel dan meninggalkan Metha yang menatap keduanya penuh keheranan.

----

Tling.

Suara ponsel Metha memecah keheningan di meja makan. Metha menatap satu persatu keluarganya dan ternyata mereka sedang menatap Metha.

"Metha, kalau lagi makan hp taruh dulu di kamar jangan dikantongin, soalnya takut ganggu makan," tegur Mira.

Metha terkekeh. "Maaf Bun, soalnya tadi sebelum makan Metha lagi main hp teruskan Bunda manggil Metha, jadi males naik terus dikantongin aja,"

"Kebiasan Metha mah Bun," sambar Cio membuat Metha menatapnya tidak suka.

"Nyamber aja lo!" Bentak Metha. "Ngurusin banget gue sih, urusin tuh Elice wkwkw,"

MeteorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang