Metha berjalan menuju kelasnya dengan keadaan mata yang membengkak. Dari arah yang cukup jauh Meteor menatap Metha, keningnya mengerut, bukannya memperhatikan Metha, Meteor malah memperhatikan mata Metha yang berwarna merah kecoklatan. Meteor tidak bergerak dan sampai Metha menabraknya.
"Auh! Sorry," Metha menunduk. Dia menutupi matanya dengan cara menunduk. Metha tidak tahu siapa yang ditabraknya. "Gue gasengaja sumpah,"
"Gapapa, kalem aja, mata lo kenapa?" Tanya Meteor. Mata Metha meloto, suara itu tidak asing baginya. Metha memberanikan diri menatap orang yang ditabraknya itu. Metha terbelalak, dan sangat terkejut. Kemudian dirinya menunduk kembali.
"Gakenapa-kenapa" jawab Metha pelan.
"Bohong lo sama gue!" Meteor mengangkat dagu Metha. "Mata lo bengkak begini lo bilang gakenapa-kenapa, gimana sih lo?!"
"Ini mah udah biasa Meteor, kalem aja elah, eh lo ga ke kelas?" Metha mengalihkan pembicaraan. Dan dirinya tersenyum. Aneh bukan?
"Jangan ngalihin pembicaraan," Metha meneguk salivanya dengan susah payah saat Meteor berkata seperti itu. "Jujur! Mata lo kenapa bego?! Lo abis nangis?"
"Ga, siapa yang nangis lagi, ngaco lo hahaha" Tawa Metha. "Eh udah ya gue mau ke kelas, bye Meteor, sampai ketemu nanti di kantin" segitunya Metha tergila-gilanya dengan Meteor sampai dirinya gila jika bertemu dengan Meteor.
Saat Metha melangkah maju, Meteor menghentikan langkahnya dengan memegang lengannya. "Tha,"
Metha membalikkan posisinya. "Ya?" Metha tersenyum.
"Maaf," Meteor melepaskan pegangannya. Dan menatap Metha dengan mata yang berbinar.
"Buat apa? Oh ya ya gue tau, maaf karena lo gabisa jadi pacar gue beneran kan? Kalem aja elah," pede Metha. Meteor kesal.
"Paan sih lo?! Gue belum selesai ngomong main dicegat aja! Dengerin dulu!" Metha cengengesan. "Maaf kemarin gue marah-marah gajelas ke lo, gue bakal dengerin penjelasan lo kok, dan gue mohon tolong jelasin ke gue maksudnya lo ngomong 'kalo cowo itu terlambat dateng, mungkin sekarang gue gaada di depan lo' itu maksudnya paan?" Lanjut Meteor. Metha tersenyum dan mengajak Meteor duduk dibangku yang dekat dengan arah mereka.
"Meteor dengerin gue, isi kresek itu berharga banget buat gue, gue gabisa kehilangan isi di dalem kresek itu, kalo sampe isinya ilang, gue bisa mati," jelas Metha.
"Gue gangerti maksud lo, dan oh ya, siapa cowo itu?" Tanya Meteor pelan.
"Lo gaperlu tau tentang hidup gue, karena lo bukan siapa-siapa gue, ntar kalo lo udah jadi pacar beneran gue, baru deh gue kasih tau, hehehe" Metha tertawa dan berhasil mendapat jitakan dari Meteor. "Dan cowo itu kem----"
Tet tet tet.
Metha belum selesai bicara, ternyata bel masuk sudah berbunyi. Metha langsung pamit pada Meteor untuk ke kelasnya. Meteorpun langsung masuk ke dalam kelasnya.
Saat pelajaran Matematika, yang diajar oleh Pak Rudy, guru paling Killer di SMK Garuda, Meteor melamun memikirkan perkataan soal Metha tentang mati dan tentang cowo itu. Meteor kesal pada bel, sebab sebentar lagi saja Metha menjelaskan malah bel kurang ajar itu berbunyi.
"Harusnya hari ini gue udah tau!" Gumam Meteor sendirian, sambil teriak. Riko, yang teman sebangkunya langsung mengernyit heran, ada apa dengan temannya yang satu ini kenapa tiba-tiba berteriak sendiri.
"METEOR! KAMU KENAPA BERTERIAK!" teriak Pak Rudy. Meteor tersadar dari lamunannya pun, terbelalak terkejut. Awalnya Meteor mengira Pak Rudy berteriak pada siswa lain ternyata pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meteor
Fiksi RemajaCast : - Meteor Adipratama -Antasyah Methalia Claudio -Glacio Claudio (kembarannya Metha) -Reza Claudio -Rizka Ningtyas -Putri Angelina -Riko Julian -Andre Irawan -Ryan Putra Sukma Description : Meteor dan Metha dipertemukan disebuah sekolah di Jak...