secepat itu?

110 8 0
                                    

Hari ini adalah hari yang aku tunggu yaitu hari dimana aku akan pergi ke jakarta
sebenarnya yang bikin aku senang bukan kejakarta tetapi bertemu Digo.
iya aku sangat rindu sekali dengan Digo.
apakah digo merindukan aku juga? atau bahkan digo masih ingat dengan aku?
Anganku terlalu tinggi memikirkan digo, tapi ini lah ku dengan imajinasi ku yang terlalu banyak.
aku memikirkan digo jangan kalian pikir aku tidak mencintai san.
salah!
san pacar ku dan digo sahabat ku.
iya sahabat bagiku. tidak tau menurut digo aku ini apa.

"barang-barang udah siap semua ra?"
tanya mama kepadaku yang sedang bergegas2 memasukan barang-barang ke bagasi mobil.

"Udah mah" jawab ku singkat

"Yaudah yuk kita berangkat, Juan gmna udh siap?"

"Udah ma" jawab juan yang masih saja memegang gadget nya memainkan GTA

aku,mama,ayah dan juan pun menuju bandara Hang Nadim.
sesampainya kami di Hang Nadim mama pun bergegas Boarding tiket pesawat dan kami pun menunggu pintu ke pesawat dibuka diruang tunggu.

jujur aku sangat tidak sabar ingin melihat jakarta lagi. aku sangat rindu suasana jakarta walaupun aku akan merasa rindu sekali kepada San.

Sebelum pesawat berangkat aku memutuskan untuk menelpon San terlebih dahulu

^ditelpon

"San ara berangkat ya"

"iya ara,kamu hati2 ya jangan lupain san"

"iya san bye"

"bye"

oh iya aku lupa memberi tau kalian bahwa Aku sudah memberi tau kalian bahwa aku sudah memberi tau san aku akan pergi ke Jakarta.
aku juga sudah cerita kepada san bahwa aku mempunyai sahabat di jakarta yaitu Digo.
alhamdullilah san setuju.
San pengertian menurut ku, tetapi mungkin kalian bisa menilai nya sendiri.

aku menaiki Pesawat Garuda, aku duduk pas sekali dengan kaca,
agar aku bisa melihat kebawah akan tetapi aku sangat takut ketinggian. tidak tau kenapa aku tetap saja suka sekali melihat kebawah yang membuat kepalaku pusing.
karena merasa pusing aku pun memutuskan untuk tidur dipesawat selama perjalanan.

Tak terasa sudah sampai setelah berapa lama aku tertidur.
mama membangunkan ku karena aku tidur terlalu nyenyak.

setelah sampai aku merasa badan ku sedikit segar karena sudah tidur akan tetapi leher ku terasa agak sedikit sakit karena tidur yang tidak beraturan.

aku pun segera keluar dari pesawat dan menuju ruang pengambilan barang.
disana aku sudah benar2 tidak sabar lagi. ingin berjumpa dengan Digo.

aku pun melanjutkan perjalanan ku untuk pulang ke rumah ku.
aku tidak mengabarin ke digo bahwa aku ada dijakarta.
bagaimana bisa aku mengabarkan nya? sedangkan aku tidak punya contact digo.
aku pun memutuskan untuk segera kerumah teman-teman ku yang dijakarta untuk mengajak Meet up atau reuni SMP karena aku sangat rindu sama mereka semua. siapatau aku bisa sekalian juga bertemu dengan digo?

aku pun berkumpul dengan teman2
suasana tenang dan bahagia pun seketika berubah menjadi Suasana yang benar-benar hancur karena aku melihat Digo tetapi digo seperti tidak mengenali ku.

"Digo!!" teriakku kepada laki2 yang menggunakan Baju jeans mengarah membelakangi ku
setelah aku panggil berulang-ulang kali tetep tidak ada jawaban

"Digo! ini gue ara! lo lupa sama gue?"
kata ku yang kemudian menarik lengan digo

"Apa? ara mana? gue gakenal!" kata digo yang kemudian menepis tangan ku.

"Digo! lo jahat! gue sahabat lo!"

"gaada ra sahabat yang pergi tanpa pamit, yang pergi tanpa memberi pesan!yang meninggalkan tapi tidak mau ditinggalkan!"

"Bukan gitu maksud gue dig" kata ku dengan nada merendah

"Sorry ra gue gabisa temenan lagi sama lo!" kata digo yang kemudian meninggalkan ku.

"digoo!!" aku pun mengejar digo. kemudian
PLAK! aku pun terjatuh karena kesandung pembatas jalan di depan tempat kami reuni.
"Aduh sakit" kataku

digo pun langsung berlarian menghampiri aku.

"ara lo gapapa?"

"Tapi lo marah sama gue kenapa lo bantuin gue"

"maaf ra"

karena kaki ku sangat sakit digo pun segera menggendong aku dan membawa aku ketempat duduk.

"Dig ara kenapa? knpa lo gendong dia?" kata orang2 disekitar kami.

"Jatuh" jawab digo santai

Digo pun mencoba menenangkan aku yang kesakitan. digo meluruskan kakiku.

"Sakit ra?"

"jelasin dulu lo kenapa?
"lo kenapa dig?" kata aku yang memegang2 tangan digo

"ceritanya panjang?gue butuh tempat dan waktu yang tepat untuk ngomong sama lo"

"kenapa?"

"lo ga perlu tau alasannya"

"Dig please" kataku meringis

"Gue sayang sama lo ra, paham lo?"

"gue juga sayang sama lo dig"

"sebagai sahabat kan?!" kata digo yang menaikkan muka ku dan menatapnya lebih dekat.

"Iya"
aku heran maksud digo apa

"gue sayang sama lo lebih dari sahabat! sekarang lo ngerti kan?"

"Dig?"

"gue pergi dlu! lo udah gapapa kan?" digo pun langsung meninggalkan aku

yatuhan aku harus ngapain? orang yang aku kejar sampe kesini lagi, orang yang selalu aku pikirin malah sekarang menjauhin aku. apa aku sejahat itu dulu waktu meninggalkan dia? bukan maksud aku seperti itu aku ingin bilang,tapi mendadak, bagaimana? aku juga tidak bisa komunikasi sama digo! mungkin karna aku tidak pernah mengabarin dia,dia jadi lebih marah sama aku. tapi kan aku mau minta maaf? lalu sekarang aku harus bagaimana? dig please maafin aku.
kemudian aku pun menangis di tempat karena benar2 tidak bisa aku tahan lagi.
aku ambil slinge bag milik ku dan aku langsung memesan Go car untuk menjemput aku! aku akan pulang! dan menceritakan semuanya kepada Mama dan San!
engga San deh, ah tapi sudahlah aku bingung.
bagaimana pun caranya aku harus bisa minta maaf kepada Digo!

San&AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang