MAF 1

16.9K 710 34
                                    


"Yes besok kita satu sekolah," ucap Prilly sambil tersenyum senang. Siapa yang enggak senang coba satu sekolah sama tunangan sendiri. Yap Prilly sudah tunangan walau pun masih SMA Prilly sudah di ikat duluan, takut ada yang duluan in hehe.

"Senang banget," timpal Ali seraya memangku toples yang berisi keripik pisang.

Dengan nada santai Prilly berucap. "Iya dong aku kan bisa ketemu setan eh Al--,"

"Siapa yang kamu bilang setan?" potong Ali cepat. Seperti bau-bau tak enak.

"Eh itu anu setan, itu emm ... Tadi ada bayangan nah iya ada bayangan kirain setan," Ngeles Prilly terlihat santai membuat Ali mendengus.

"Bayangan apa? Terus bayangannya mana? " tanya Ali membuat Prilly menunjuk sesuatu disamping Ali. Spontan Ali segera menoleh, ia tidak melihat apapun selain bayangan dirinya dan sofa. Ali yang mengerti segera melihat sang pelaku. Namun pelakunya sudah tidak ada di tempat.

"PRILLY!!!" Teriakan Ali membuat seisi rumah menghampirinya. Sedangkan yang diteriakin malah asik-asikan bergulung dengan selimut tebal miliknya.

"Kenapa Li?" tanya Dani ayah Prilly yang kebetulan sedang berada di rumah.

"Itu Pa biasa Prilly," jawab Ali membuat Dani paham. Putri satu-satunya memang sangat menyebalkan.

"Kamu susulin aja, palingan juga dia ke kamar," ujar Farida Mama Prilly yang tiba-tiba muncul di balik pintu belakang.

"Enggak papa Ma?" tanya Ali. Walaupun sudah sering masuk ke kamar Prilly tetapi Ali masih tetap sungkan.

"Enggak papa." Setelah Dani mengucapkan kalimat tersebut Ali segera beranjak dari duduknya dan berlalu.

Tanpa mengetuk pintu Ali segera masuk kedalam dan melihat Prilly yang sedang membaca lebih tepatnya pura-pura membaca. Mana ada orang baca bukunya terbalik?

Ali segera duduk disamping Prilly. "Pinter banget ngeles yaa," ucap Ali gemas mencubit pipi chubby milik kekasihnya

"Di kira bajaj, aku tuh lagi baca buku," elak Prilly sambil melepaskan cubitan Ali.

"Besok kalo baru masuk sekolah harus rajin, dan jangan genit," ujar Ali membuat Prilly berdecak malas. Ia bukan anak kecil yang harus diingatkan.

"Iya enggak bakal, tapi kalo udah lama enggak papa kan?" tanya Prilly menoleh kearah Ali yang sedang menatapnya sebal.

"Enggak gitu konsepnya," papar Ali membuat Prilly tertawa pelan. Siapa juga yang baru masuk langsung cari masalah yang ada ia enggak dapat teman dan tentunya langsung di depak dari sekolah, walaupun itu milik Papa pacarnya sendiri.

"Terus konsepnya gimana?" tanya Prilly seraya meletakkan bukunya di atas bantal.

"Ya pokoknya harus rajin sekolah, " jawab Ali membuat Prilly mendengus.

"Enakan di sekolah lama," gumam Prilly pelan yang masih terdengar ditelinga Ali.

Ali tersenyum seraya mengusap rambut Prilly. "Di sana juga enak, kan ada aku," ucap Ali percaya diri yang mendapat tinjuan dari Prilly.

"Kamu enggak asik!" ucap Prilly. "Pokoknya aku ngambek!" setelah mengatakan kalimat tersebut Prilly segera berlalu keluar. Sedangkan Ali mengusap pelipisnya.

"Ngembek lagi, ngambek terus, ngambek mulu," gumam Ali segera menyusul Prilly sebelum masalahnya merembet kemana-mana.

***


"Pagi Papa, Mama!" Sapa Prilly segera duduk manis, dan ngambil empat lembar roti tawar. Dani dan Firda yang sudah hapal dengan tingkah laku putrinya hanya mendengus.

"Pagi," balas keduanya.

"Loh ko muka Mama keliatannya lagi senang banget. Abis dapet arisan yaa? kalo begitu uang jajan Prilly nambah dong yaa, yeyeye jajan banyak, jajan banyak." Prilly memukul-mukul meja sambil bersorak senang.

"Jangan di pukul-pukul sayang__,"

"Sayang tangannya ya Ma," sela Prilly cepat dengan senyum menghiasi wajahnya.

Firda menggeleng pelan. "Sayang mejanya, soalnya belum lunas," ucap Firda santai membuat senyum Prilly lenyap seketika. "Mama lagi sedih," lanjut Firda segera mengalihkan atensi Prilly yang sedang mengoles roti dengan selai.

"Loh sedih kenapa? Enggak dapet arisan, apa di selingkuhin pa__,"

"Papa enggak selingkuh ya," potong Dani cepat. Enak saya ia bilang selingkuh. Ia ini tipikal orang yang setia.

"Eh yakan siapa tau ... terus Mama kenapa ko sedih?" tanya Prilly menatap Firda. Enggak ada kilatan sedih di wajah Mama.

"Sedih karena punya anak yang kalo makan rakus," jawab Firda membuat Prilly mendengus. Pantes aja enggak ada kilatan sedih ternyata ingin membully nya.

"Siapa anak Mama yang kalo makan rakus? Aku?" tanya Prilly dengan tampang polosnya.

"Ya iyaa lahh, kamu kan anak semata golek Mama," jawab Firda dengan nada gereget.

"Aku kan laper, kalo makan cuma satu ya jadi jigong doang, Masa jelek banget semata golek, ada juga anak satu-satu nya yang paling cantik, imut, manis, gemesin," protes Prilly seraya melahap roti miliknya.

"Jorok banget ngomngnya," ucap Firda sambil memakan nasi goreng. "Enggak ada setan yang muji ya, jadi muji diri sendiri," lanjut Firda membuat Prilly menatap sebal.

"Ish, Paa Mama tuh," Adu Prilly. Walaupun ia tahu enggak bakal di bela. Papa kan bucinnya Mama.

"Udah-udah jangan ribut masih pagi, sekarang lanjut sarapannya, nanti telat," relai Dani cepat sebelum Firda menyahuti.

"Aku udah kenyang," celetuk Prilly. Padahal ia baru makan satu lembar roti.

"Loh abisin, masih ada tiga lagi," suruh Firda melihat isi piring Prilly.

"Ihh Mama Prilly udah enggak napsu, Prilly mau berangkat nanti kesiangan lagi," ucap Prilly beranjak bangun. "Uang jajannya belum," lanjut Prilly sambil menadangkan tangan ke Farida.

"Hari ini kamu enggak dapat uang jajan," ujar Firda spontan Prilly melototkan matanya. "Uang jajan kamu buat ganti rugi karena udah mukul meja makan," lanjut Firda dengan nada santai.

"Terus kalo aku laper, gimana?" tanya Prilly dengan sebal.

"Ya makan," ucap Firda seadanya.

"Terus bayarannya gimana?" tanya Prilly greget.

"Ya pake uang," jawab Firda membuat Prilly dongkol.

"Prilly kan enggak punya uang Ma," ucap Prilly dengan nada sewot.

"Minta sama Papa kamu," ujar Firda membuat Prilly mendengus sebal. Dari tadi aja ia minta sama Papa, pasti enggak akan ada drama begini.

"Pa bagi uang saku lima puluh ribu," pinta Prilly mendekati Dani.

"Kebanyakan sepuluh ribu aja cukup," ujar Firda santai membuat Prilly mendengus sebal.

"Itu cuma dapet permen satu doang," ucap Prilly. "Pa cepat nanti aku kesiangan," lanjut Prilly.

"Ali juga belum jemput," ucap Farida.

"Bentar lagi sampe," kata Prilly.

"Inget, ini udah sekolah ke tiga kamu, kalo masih kaya kemarin-kemarin Papa pecat jadi anak," ujar Dani memberikan satu lempar uang merah. Dengan cepat Prilly mengambilnya.

"Siap Pak!" sahut Prilly memberi hormat dengan senyum yang mengembang.

"Mas, kebanyakan," ucap Firda.

"Enggak Ma, cuman satu lembar," sambar Prilly. "Prilly berangkat makasih Papa sayangqueee. assalamualaikum," lanjut Prilly menyambar tangan Dani dan Firda.

"Waalaikumsalam."

Jangan lupa Follow Niarhmdnii
Vote + Komennya


Thaaankyouu🦋💙

My Annoying FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang