MAF 2

9.5K 533 10
                                    

Sepuluh menit berlalu Prilly masih setia berdiri didepan gerbang rumahnya, orang yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepuluh menit berlalu Prilly masih setia berdiri didepan gerbang rumahnya, orang yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Membuat Prilly berdecak sebal.

"Lama banget!" gerutu Prilly. Demi apapun nunggu sepuluh menit bagi perempuan serasa sepuluh jam. Prilly mencoba menghubungi Ali berkali-kali namun tak kunjung di angkat.

"Kemana sih ni orang." Dengan perasaan kesal Prilly berjalan menuju halte yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Terlihat hanya ada satu orang yang sedang menunggu.

Ali lopelopedeh💙

Sayang maaf, aku otw😘

Aku di halte, cepet!

Ali lopelopedeh💙

Iya sayang, tunggu bentar.

Prilly menghela napas kasar. Sumpah demi apapun ia sudah lama menunggu, sudah jalan pelan-pelan dan yang di tungguin dengan santai bilang otw.

"Mentang-mentang anak yang punya sekolah." Selama menunggu Prilly menyibukkan diri memainkan ponselnya.

"LAMAAAA!" Jerit Prilly dengan suara keras membuat orang disampingnya reflek menutup telinga.

"Berisik!" tegurnya dengan nada ketus membuat Prilly tersenyum masam dan melanjut memainkan ponselnya.

Tin ... Tin ... Tin ...

Suara klakson mengalihkan atensi Prilly, terlihat Ali dengan santai membuka helm dan tersenyum lebar.

"Sayang maaf," ucap Ali ketika sudah berdiri di hadapan Prilly yang memasang wajah jutek. "Tadi aku kesiangan, kenapa enggak nunggu di rumah aja? Kalo gini kan kamunya jadi cape," lanjut Ali.

"Ali ya?" pertanyaan seseorang mengalihkan atensi Ali yang sedang mengusap rambut Prilly. Dengan kening berkerut Ali menatap orang yang berdiri disamping Prilly.

"Mata di jaga," cibir Prilly menutup mata Ali dengan kedua tangannya.

"Iya sayang maaf." Ali memegang tangan Prilly dan menurunkan dengan senyum lebar. Entah kenapa setiap melihat Prilly cemburu perasaan bahagia membuncah dalam dirinya.

"Apa kabar Li?" tanya perempuan tersebut dengan senyum yang mengembang diwajahnya.

"Baik," sahut Ali tanpa melihat ke orang tersebut.

"Masih inget gue kan, gue Caila kakaknya Yolanda," ucap Caila dengan nada ramah berbeda dengan beberapa menit lalu.

"Oh iya, masih," sahut Ali singkat.

My Annoying FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang