Bagian 1 - Malapetaka

16.6K 580 3
                                    

----------------------------------------

"Ini, sayang." Ibuku tersenyum lemah selagi ia menyerahkan sepasang sepatu kets baru berwarna merah ke adik laki-lakiku. "Selamat Ulang Tahun."

Mereka sebagai pengganti sepatu usang yang telah ia gunakan semenjak dua tahun terakhir. Ia telah bertumbuh dewasa dan ia harus meringkukkan jari kakinya pada sepatu lama itu. Salah satunya jalan pengganti sepatu itu adalah sandal, yang sangat tidak disukai olehnya. Ia tidak pernah membantah, bagaimanapun juga. Hanya beberapa minggu lalu semenjak ibuku menyadari ia telah berjalan-pincang. Setelah mengamati dengan teliti, kami menyadari jari-kakinya sedikit retak.

Aku tak percaya Jakey sudah memasuki usia remajanya. Adik kecilku telah bertumbuh dewasa. Ia sangat lugu, orang yang paling jujur. Ia layak mendapatkan lebih dari hanya sepatu kets pada ulang tahunnya tapi itu saja yang dapat kami beli untuk memberikannya. Aku merasa buruk karena kami bahkan tidak dapat membungkusnya dengan kertas kado yang layak. Kami telah berjuang menyimpan uang untuk membayar sewaan apartemen kami setiap bulan. Kamar apartemen kami kecil dan rusak di beberapa area tapi kami cukup untung untuk bahkan memiliki atap untuk berlindung.

Semenjak ayah kami meninggal lima tahun lalu, ibuku, adikku dan diriku telah melewati banyak tahap kesusahan. Tahap pertama sangat menyedihkan dan duka, yang kedua yaitu diusir dari rumah, yang ketiga yaitu tidak memiliki uang lebih dari beberapa dollar di penyimpanan dan tak dapat melakukan apa-apa untuk mencari tempat tinggal dan yang keempat yaitu menemukan sebuah tempat tinggal, tapi harus benar-benar menjaganya.

Ibuku harus bekerja sebagai seorang pegawai di sebuah klinik dokter hewan. Pemilik apartemen, Richard, memiliki banyak properti di Fleese termasuk klinik dokter hewan dan ia memberikan ibuku sebuah pekerjaan disana. Tapi ia sangat kejam dan licik karena ia kaya. Bahkan sebagai seorang pegawai, ibuku masih harus membersihkan toilet-toilet dan kotoran hewan untuk mendapatkan tunjangan penuh.

Suasana disana sangat tidak jujur dan menggeliat yang membuat ibuku menolakku untuk bekerja, jadi aku hanya membantu di apartemen. Ia menjaga Jakey dan aku tetap bersekolah hingga setahun yang lalu. Kami harus keluar karena uang sekolah naik pesat dan harga uang sekolah lain bahkan lebih mahal. Itu pengorbanan terbesarku tapi harus dilakukan.

Aku meninggalkan pelajaranku karena aku terus keluar dan masuk sekolah. Jangka waktu adik laki-lakiku dan aku harus keluar dari sekolah berlangsung selama beberapa minggu atau bahkan terkadang sampai satu tahun atau lebih. Itu tergantung dengan situasi berbeda yang kami alami. Aku tak dapat melewati kelas delapan walaupun aku telah berumur tujuh-belas tahun. Itu sangatlah memalukan.

Kami tidak mampu membayar sewaan apartemen selama tiga bulan terakhir ini jadi bulan ini, harga yang harus kami bayar meningkat tiga kali lipat. Ibuku telah bertahan dari serangan migrain selama beberapa hari terakhir hanya karena memikirkan bagaimana ia harus membayar itu semua dengan jumlah uang yang kami punya. Aku memohon padanya agar membiarkanku bekerja jadi aku dapat membayarnya tapi seperti biasanya, ia menolak untuk mendengarkanku. Aku hanya beharap agar ia dapat mempercayaiku dalam menjaga diriku sendiri.

Jakey berhati-hati memegang sepatu kets itu, menatapnya sebelum melingkarkan lengannya pada ibuku. "Ini pasti harganya sangat mahal. Kau tidak harus melakukan ini."

"Baiklah, ini hal yang penting. Dan kami hanya menghabiskan uang pada hal yang penting." Ia menekankan sebuah ciuman di keningnya. "Lia, mengapa kami tidak menyanyikan selamat ulang tahun pada adik laki-lakimu?"

Aku mengangguk dan membawa kue yang telah kuhabiskan waktu pagiku untuk membuatnya. Aku menancapkan tiga-belas lilin ke kue coklat itu dan menyalakan semuanya dengan sebuah korek sebelum kami mulai bernyanyi.

Baby Doll (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang